Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Nafsu Gairah Gila (Bag.1)". Cerita panas ini memiliki tema tentang Fiksi, Pemaksaan, Selingkuh, Setengah Baya,
Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.
Cerita ini adalah sumbangan dari salah satu pembaca setia Cerpen 21 dengan nickname "Osa12". Kisah ini menceritakan tentang pengalaman Mufidah yang awalnya alim dan sangat menjaga diri menjadi seorang wanita yang binal dan haus akan sentuhan pria. Selamat Membaca.
Mufidah adalah seorang ibu rumah tangga berwajah cantik yang berkulit putih bersih baru berusia 31 tahun. Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul, wanita ini telah dikaruniai dua anak yang masing-masing berusia 3 tahun dan 5 tahun.
Selain kesibukannya sebagai ibu rumah tangga, wanita yang selalu mengenakan jilbab ini juga cukup aktif di .... demikian juga suaminya. Jilbab lebar serta jubah panjang serta kaus kaki sebagai cirinya ada padanya apabila dia keluar rumah atau bertemu laki-laki yang bukan mahromnya, sehingga mengesankan kealiman Mufidah.
Sore ini, ibu muda yang alim ini kedatangan tamu seorang laki-laki yang dikenalnya sebagai rekan sekantor suaminya, sehingga terpaksa dia harus mengenakan jilbab lebarnya
serta kaus kaki menutupi kakinya untuk menemuinya, karena kebetulan suaminya sedang rapat di kantor dan baru akan kembali selepas maghrib.
Dengan jilbab putih yang lebar serta jubah panjang bemotif bunga kecil berwarna biru serta kaus kaki berwarna krem, Mufidah menemui tamu suaminya itu bernama Hendri. Seorang laki-laki yang kerap bertamu ke rumahnya. Wajahnya tidak tampan namun tubuhnya terlihat tegap dan atletis.
Usianya lebih muda dari suaminya ataupun dirinya hingga suaminya ataupun dia sendiri memanggilnya dengan sebutan dik Hendri. Sebetulnya Mufidah kurang menyukai laki-laki bernama Hendri itu, karena matanya yang jalang kalau melihatnya seakan hendak menelannya bulat-bulat sehingga dia lebih suka menghindar jika Hendri datang bertamu.
Namun kali ini, Mufidah harus menemuinya karena Hendri ini adalah rekan suaminya, terpaksa Mufidah bersikap ramah kepadanya. Memang tidak mungkin untuk menyuruh Hendri kembali, ketika suaminya tidak ada di rumah seperti ini karena jauhnya rumah tamu suaminya ini.
Akhirnya Mufidah mempersilahkan Hendri menunggu di ruang tamu sedangkan dia pergi ke dapur membuatkan minum untuk tamunya tersebut. Sore ini, suasana rumah Mufidah memang sangat sepi. Selain suaminya yang tidak ada di rumah, kedua anaknya pun sedang ngaji dan baru pulang menjelang maghrib nanti.
Di dapur, Mufidah tengah menyiapkan minuman dan makanan kecil buat tamu suaminya yang tengah menunggu di ruang tamu. Tangan ibu muda ini tengah mengaduk gelas untuk minuman tamu suaminya ketika tanpa disadarinya, laki-laki tamu suaminya yang semula menunggu di ruang tamu tersebut menyelinap ke dapur menyusul Mufidah.
Mufidah terpekik kaget, ketika dirasakannya tiba-tiba seorang lelaki memeluknya dari belakang. Wanita berjilbab lebar ini sangat kaget ketika menyadari yang memeluknya adalah Hendri tamu suaminya yang tengah dibikinkan minuman olehnya. Mufidah berupaya meronta namun tiba-tiba sebilah belati telah menempel di pipi wanita yang halus ini.
Kemudian lelaki itu langsung mendekatkan mulutnya ke telinga Mufidah. "Maaf, Mbak Mufidah. Mbak Mufidah begitu cantik dan menggairahkan, aku harap Mbak jangan melawan atau berteriak atau belati ini akan merusak wajah ayu yang cantik ini". desis Hendri dalam membuat Mufidah tak berkutik.
Kilatan belati yang dibawa Hendri membuat wajah wanita berjilbab ini pucat pasi. Seumur hidupnya, baru kali ini Mufidah melihat pisau belati yang terlihat sangat tajam sehingga membuat wanita ini lemas ketakutan.
Tubuh ibu muda berjilbab yang alim ini mengejang ketika dia merasakan kedua tangan Hendri itu menyusup ke balik jilbab lebarnya meremas-remas lembut kedua payudaranya yang tertutup jubah dan... Lantas salah satu tangan Hendri lalu turun ke arah selangkangannya, meremas-remas kemaluannya dari luar jubah yang dipakainya.
"Jangaan.. dik Hendrii.."desah Mufidah dengan gemetaran. Namun laki- laki ini tak perduli, kedua tangannya kian bernafsu meremas-remas buah dada serta selangkangan wanita alim berusia 31 tahun ini. Mufidah menggeliat-geliat menerima remasan laki-laki yang bukan suaminya ini dalam posisi membelakangi laki-laki itu.
"Jangaan.. dik Hendrii....sebentar lagi anak-anakku pulang.." desah Mufidah masih dengan wajah ketakutan dan gelisah.
Hendri terpengaruh dengan kata-kata Mufidah, diliriknya jam dinding yang terdapat pada dapur tersebut. dan memang selama sering bertamu di rumah ini Hendri mengetahui tak lama lagi kedua anak wanita yang tengah diperkosanya itu pulang dari ngaji.
Laki-laki ini mengumpat pelan sebelum kemudian, Hendri berlutut di belakang Mufidah. Mufidah menggigil dengan tubuh mengejang ketika kemudian wanita kader ini merasakan tangan lelaki tamu suaminya itu merogoh lewat bagian bawah jubahnya, lalu menarik turun sekaligus rok dalam dan celana dalamnya.
Lantas tanpa diduganya, Hendri menyingkap bagian bawah jubah birunya ke atas sampai ke pinggang. Ibu muda berjilbab lebar ini terpekik dengan wajah yang merah padam ketika menyadari bagian bawah tubuhnya kini telanjang. Sementara Hendri justru merasa takjub melihat istri rekan sekantornya ini dalam keadaan telanjang bagian bawah tubuhnya begitu menggairahkan.
Sungguh, laki-laki ini tidak pernah menyangka kalau sore ini akan melihat tubuh istri Mas Syamsul yang selalu dilihatnya dalam keadaan berpakaian rapat kini ditelanjanginya.
Pertama kali Hendri melihat Mufidah, laki-laki ini memang sudah tergetar dengan kecantikan wajah wanita berkulit putih keturunan ningrat ini walaupun sebenarnya Hendri juga sudah beristri, tapi apabila dibandingkan dengan Mufidah wajah istrinya nggak ada apa-apanya.
Namun wanita yang selalu berpakaian rapat tertutup dengan jilbab yang lebar membuatnya segan juga karena Mufidah adalah istri temannya. Tetapi seringkalinya mereka bertemu membuat Hendri semakin terpikat dengan kecantikan istri mas Syamsul ini, bahkan walaupun Mufidah memakai pakaian jubah panjang dan jilbab yang lebar, Hendri dapat membayangkan kesintalan tubuh wanita ini melalui tonjolan kemontokan buah dadanya dan pantatnya yang bulat indah bahenol.
Muka Mufidah merah padam ketika diliriknya, mata Hendri masih melotot melihat tubuh Mufidah yang setengah telanjang. Celana dalam dan rok dalam yang dipakai wanita berjilbab ini kini teronggok di bawah kakinya setelah ditarik turun oleh Hendri, sehingga wanita alim ini tidak lagi memakai celana dalam.
Bentuk pinggul dan pantat wanita alim yang sintal ini sangat jelas terlihat oleh Hendri. Belahan pantat Mufidah yang telanjang terlihat sangat bulat, padat serta putih mulus tak bercacat membuat birahi laki-laki yang telah menggelegak sedari tadi kian menggelegak. Diantara belahan pantat Mufida terlihat kemaluan wanita istri rekannya yang sangat menggiurkan.
"Mbak Mufidah..Kakimu direnggangkan dong. Aku ingin melihat memekmu..." kata Hendri masih sambil jongkok seraya menahan birahinya karena melihat bagian kehormatan istri rekannya yang cantik ini.
Wanita itu menyerah total, ia merenggangkan kakinya. Dari bawah, lelaki itu menyaksikan pemandangan indah menakjubkan. Di pangkal paha wanita berjilbab ini tumbuh rambut kemaluannya, meski tak lebat namun terlihat rapi. Hendri kagum melihat kemaluan Mufidah yang begitu montok dan indah, beda sekali dengan kemaluan istrinya.
"Jangaan..diik..hentikaaan...anak-anaku sebentar lagi pulang" pinta Mufidah dengan suara bergetar menahan malu. Namun Hendri seolah tak mendengarnya justru tangan lelaki itu menguakkan bongkahan pantat istri Mufidah dan lidahnya mulai menyentuh anusnya.
Mufidah menggeliat, tubuh ibu muda berjilbab ini mengejang ketika ia merasakan lidah lelaki itu menyusuri belahan pantatnya lantas menyusuri celah di pangkal pahanya.
"Oh dik ja..ja..jangan...."
Dengan bernafsu Hendri menguakkan bibir kemaluan Mufidah yang berwarna merah jambu dan lembab. Tubuh wanita ini mengejang lebih hebat lagi saat lidah lelaki itu menyeruak ke liang vaginanya.
Tubuhnya bergetar ketika lidah itu menyapu klitorisnya. Semakin lama wanita berjilbab berusia 31 tahun ini tak kuasa menahan erangannya, "Oh yeah...Aaaagggh!", ketika bibir lelaki itu mengatup dan menyedot-nyedot klitorisnya.
Dan menit-menit selanjutnya Mufidah semakin mengerang berkelojotan oleh kenikmatan birahi ketika Hendra seakan mengunyah-ngunyah kemaluannya. Seumur hidupnya, Mufidah belum pernah diperlakukan seperti ini walaupun oleh mas Syamsul suaminya.
"Hmmm..., memekmu enak.... Mbak Mufidah...." kata Hendrii sambil berdiri setelah puas menyantap kemaluan istri rekannya ini,dan tangan kirinya terus mengucek-ngucek kelamin Mufidah sambil berbisik ketelinga ibu muda itu....
"Mbak saya entotin ya, saya mau mbak merasakan hangatnya penisku"
"Aihhhh...eungghhhh....jangan..ampun" Mufidah mengerang dengan mata mendelik, ketika sesuatu yang besar,panjang dan panas mulai menusuk kemaluannya melalui belakang.
Tubuh wanita berjilbab berdarah ningrat itu mengejang antara rasa marah bercampur nikmat Mufidah meronta lemah disertai desahannya.
Dengan buas Hendri menghujamkan batang penisnya "Mmmfff..oh oh. enak juga ngentot sama Mbak..." tanpa melepas bajunya ibu muda itu, Hendri menyetubuhi isteri sahabatnya dari arah belakang, Hendri sambil menggerakkan pinggangnya maju mundur dengan napas terengah-engah menghentakan penis besarnya.
Mufidah dapat merasakan penis Hendri yang kini tengah menusuk-nusuk liang kemaluannya, jauh lebih besar dan panjang dibanding penis suaminya. Tangan kiri lelaki itu membekap pangkal paha Mufidah, lalu jari tengahnya mulai menekan klitoris ibu muda berjilbab itu lantas dipilinnya dengan lembut, membuat wanita kader salah satu partai yang alim ini menggigit bibirnya disertai desahan nikmatnya.
Mufidah tak kuasa menahan sensasi yang menekan dari dasar kesadarannya. Wanita berjilbab lebar ini mulai mendesah nikmat, apalagi tangan kanan lelaki itu kini menyusup ke balik jubahnya, lalu memilin-milin puting susunya yang peka...
"Ayo Mbak Mufidah....ahhhh...jangan bohongi dirimu sendiri...nikmati...ahh....nikmati saja...." Hendri terus memaju mundurkan penisnya yang terjepit vagina ibu muda yang alim ini.
Mufidah menggeleng-gelengkan kepalanya, mencoba melawan terpaan kenikmatan di tengah tekanan rasa malu. Tapi ia tak mampu. Mufidah mendesah nikmat dan tanpa sadar ia meracau "Oh besar sekali punyamu dik hendri...sakiiiit Oooh ampuuun... yeah ampuuun dik".
Hendri dengan gencar mengocok penisnya didalam vagina yang mulai basah sambil berbisik pada ibu muda itu. "Mana yang enak kontolku dengan punya mas Syamsul mbak",
Mufidah mulai meracau kembali seraya mengerang..."ooooh enak punyamu dik, besar dan panjang aduh dik ngilu oh mmmf Aaaagghh...." dan akhirnya wanita cantik ini menjerit kecil saat ia meraih puncak kenikmatan, sesuatu yang baru pertama kali ditemuinya walaupun 6 tahun dia telah menjalani pernikahan dengan mas Syamsul belum pernah Mufidah mendapatkan orgasme sedahsyat ini.
Tubuh Mufidah langsung lunglai, tapi lelaki di belakangnya selangkah lagi akan sampai ke puncak. Hendri masih terus mengaduk vaginanya dengan kecepatan penuh. Lalu, dengan geraman panjang Hendri menusukkan penisnya sejauh mungkin ke dalam kemaluan ibu muda berjilbab ini.Kedua tangannya mencengkeram payudara Mufidah yang padat dan montok dengan kuat diremasnya.
Mufidah yang masih dibuai gelombang kenikmatan, kembali merasakan sensasi aneh saat bagian dalam vaginanya disembur cairan hangat mani dari penis Hendri yang terasa banyak membanjiri liangnya.
Mufidah kembali merintih mirip suara anak kucing, saat dengan perlahan Hendri menarik keluar penisnya yang lunglai. Begitu gelombang kenikmatan berlalu, kesadaran kembali memenuhi ruang pikiran wanita ini. Mufidah tersadar dan terisak dengan tangan bertumpu pada meja dapur.
"Sudah, Mbak Mufidah nggak usah nangis! toh mbak Mufidah ikut menikmati juga, jangan ceritakan pada siapa-siapa kalau tidak mau nama baik suamimu tercemar dengan perselingkuhan kita!!" kata kata Hendri dengan nada tekanan keras sambil membenahi celananya.
Mufidah diam saja, harga dirinya sebagai seorang istri dan wanita hancur. Wanita itu baru merapikan pakaiannya yang awut-awutan ketika, dilihatnya Hendri telah pergi dari dapur dan beberapa saat kemudian tanpa berpamitan, terdengar suara mobil Hendri berlalu meninggalkan halaman rumahnya.
Mufida terisak menyesali nasib yang menimpanya, namun dia juga merasa malu betapa dia ikut menikmati juga ketika tamu suaminya itu menyetubuhinya sambil berdiri dari arah belakang tubuhnya dengan posisi menungging, Mufidah belum pernah melakukan hubungan intim bersama suaminya dengan posisi demikian itu, namun segera air mata yang menghiasi wajahnya buru-buru dihapusnya saat didengar suara kedua anaknya pulang.
Dan sejak peristiwa perkosaan itu, ketika ia melakukan hubungan kelamin dengan suaminya Mufidah sudah tak bisa merasakan nikmat lagi saat ia melayani suaminya. Mufidah merasakan penis suaminya tidak ada apa apanya bila dibandingkan dengan punya hendri yang besar panjang.
Dan bayangan saat ia diperkosa oleh hendri membuat dirinya menuntut sesuatu yang dapat memberikan gelombang kenikmatan. Ia ingin suaminya bisa seperkasa hendri yang bisa melambungkan sukmanya saat mencapai puncak kenikmatan.
Rasa menyesal saat diperkosa dan gejolak syahwat berkecamuk dalam batinnya membuat ibu muda itu merindukan kejantanan milik lelaki seperti Hendri, namun semuanya ia pendam sendiri seolah olah tidak ada kejadian apa apa bila berada didepan suaminya.
Dua minggu setelah peristiwa itu Mufidah menerima telepon dari Hendri saat suaminya keluar kota. "Halo mbak! mas Syamsul pergi ke Semarang ya?" Saya mau bertamu kerumah bolehkan?"
"Brengsek kamu dik Hendri!" jawab Mufidah.
"Lho koq mbak marah.... mbak menikmati juga kejantananku saat itu."
Lalu Mufidah memutuskan hubungan telepon, dengan tubuh gemetar dan perasaan tak menentu ia masuk kedalam kamar, ia khawatir Hendri pasti akan datang bertamu siang ini disaat anak anaknya berada disekolah dan suaminya tak ada dirumah.
Hatinya berkecamuk antara menerima kunjungan hendri atau tidak, namun gejolak nafsunya menuntut sesuatu yang tak pernah didapatkan dari suaminya. Tiba tiba ketukkan pintu terdengar olehnya dan dengan gugup ia keluar dari kamar, langkahnya sedikit gemetar saat menuju pintu rumah.
Ketika ia membuka pintu tampak seringai Hendri dengan sorot mata penuh nafsu saat menatap dirinya. Tanpa basa basi lagi Hendri langsung mengunci pintu rumahnya, dan Hendri telah mempunyai rencana agar isteri sahabatnya yang cantik ini akan selalu ketagihan dengan batang kejantanannya, dan Hendri akan menunjukan bagaimana memberikan kepuasan dalam permainan seks pada isteri sahabatnya.
Saat Hendri mendekati tubuh wanita cantik ini kian gemetar dan dengan buasnya Hendri menciumi leher jenjang isteri sahabatnya, tubuh ibu muda itu mengejang ketika dengan sedikit kasar Hendri meremas remas pantatnya dan kekasaran itu membuat gejolak nafsu Mufidah menggelegak hingga lupa akan segala galanya.
Matanya terbelalak saat dengan cepatnya Hendri sudah dalam keadaan telanjang dihadapannya, penisnya yang besar panjang mulai membesar. Dan dengan kasar Hendri melucuti pakaian Mufidah hingga keduanya sama sama telanjang yang tinggal hanya jilbabnya yang belum terlepas, karena Hendri akan lebih bergairah jika isteri sahabatnya saat digarap masih memakai jilbab.
Kemudian Hendri mendudukan ibu muda itu di sofa, lalu disorongkan penisnya kewajah Mufidah dan digesekan kehidung perempuan itu.
"Ayo mbak cium dan jilati ini penis yang pernah memberikan kenikmatan ayo ayo!."
Saat itu Mufidah serasa akan muntah karena ia belum pernah mencium penis Hendri sedang penis suaminya belum pernah Mufidah menjilatinya, dan ini penis orang lain. Namun kali ini ia dengan terpaksa melakukan itu.
"Pegang ya mbak, dan gesek gesek dipipi, nah begitu. cium mbak.. terus.. terus cium.."
Aroma batang penis itu mulai merangsang Mufidah dan tanpa sadar ia mulai menjilati penis Hendri dengan nafsu yang menggelegak dan ia merasakan sensasi baru memacu gairahnya. Ia mulai merasakan penis itu kian membesar dalam mulutnya hingga mulutnya tak sanggup lagi untuk mengulum batang penis lelaki itu.
Mufidah sudah bukan Mufidah yang dulu lagi sejak ia mengenal batang penis lelaki yang besar panjang.
"mmmfff mmmf.... Oh oh yeah enak juga ngentot mulut mbak, ternyata mbak suka isep kontol besar ya", dan kata kata kotor Hendri ditelinganya serasa indah terdengar dan nafsu Mufidah kian membuncah keubun ubun.
"Dik Hendri puaskanlah mbak... bawalah mbak masuk kekamar oh dik cepatan...setubuhi mbak seperti tempo hari...Aaaagggh..Ouuuh"
Lalu Hendri membopong tubuh molek isteri sahabatnya naik keranjang, dan dengan buas Hendri menindihnya, dan ibu muda itu berkelojotan saat mulut Hendri mengulum puting susu yang masih segar dan jari jari Hendri merogoh liang vaginanya.
Mufidah kian mengejang.... "Ooooh mmmf ampun Dik Hendri jangan....jangaaan mempermainkan mbak oh yeah mmf. Ayo dik Hendri berilah mbak nikmat kejantananmu....aaaaaampun."
"He heee sabar dong mbak, aku juga suka dengan memek mbak yang sempit ini, aku suka ngentotin memekmu, mana yang enak punyaku dengan punya mas Syamsul mbak..."
"Enak punyamu dik. Mana yang besar dan panjang punyaku sama punya mas Syamsul... Oh dik tolong dik cepat.... Bbbbbesar pppppunya muuu."
Lalu dengan gemasnya Hendri menggigit kecil payudara indah milik Mufidah seraya batang penis besar itu menerobos masuk keliangnya yang sempit, walau ia sudah melahirkan anak dua namun serasa sempit buat ukuran penis besar Hendri.
Mata ibu muda itu terbeliak keatas saat penis besar itu kandas didasar rahimnya dan kenikmatan seperti itu belum pernah ia dapatkan dari suaminya dan sekarang ia dapat merasakan dari penis orang lain selain suaminya.
Tubuhnya menggeletar hebat ketika dengan irama lambat dan terkadang cepat ayunan batang penis Hendri keluar masuk vaginanya. Kenikmatan demi kenikmatan serasa sampai ke ubun ubunnya....
"oh oh yeh enak eeeeeenak kontol besarmu dik Hendriiiiiiii oh ampun." Ia meracau tanpa sadar saking kenikmatan itu mendera dirinya.
Mufidah bagaikan kuda betina liar saat dipacu oleh lelaki sahabat suaminya, ia melenguh seperti sapi disembelih karena nikmatnya, ia menangis dan menyesal karena selama ini ia telah tertipu oleh suaminya bahwa kenikmatan itu bisa ia dapatkan asalkan mas Syamsul tahu bagaimana caranya memberikan kepuasan kepadanya.
Dan ternyata suaminya adalah suami yang tidak mempunyai pengetahuan tentang urusan seks, itu yang membuat ia menangis, serta menyesal, terhina dan marah pada diri sendiri. Maka bagaikan banteng betina yang terluka ia pacu nafsu berahinya yang terpendam selama ini.
"Ayo dik nikmatilah tubuhku, setubuhilah aku sesukamu."
"Baik mbak yang cantik... kekasih binalku sekarang waktunya nikmatilah rasa kontol besar ini...mmmmf yeah, oh memek mbak legit rasanya."
Dan Tubuh Mufidah melengkung saat ia mencapai puncak nirwana, "Ooooh enak tolooooong ampuuuuuun", biji mata Mufidah mendelik ia berkelonjotan saat semburan lahar panas Hendri dengan derasnya menyemprot dasar rahimnya. Dan batang penis besar itu berkedut kedut di dinding vaginanya.
Selama 6 tahun perkawinannya dengan mas Syamsul baru ini ia merasakan begitu nikmatnya semburan air mani lelaki hingga tubuhnya bergetar bagai kena aliran listrik ribuan watt dan sukmanya serasa terbang melambung keawang awang.
Hingga kini hubungan mereka telah berjalan 1 tahun tanpa diketahui oleh suaminya, karena mereka pintar memanfaatkan waktu serta merahasiakannya, kadang bila ada kesempatan mereka melakukan di hotel dan yang lebih berani lagi saat suaminya ada dirumah.
Hendri pura pura berkunjung untuk bermain catur dengan suaminya, saat itu juga isterinya menyediakan minuman kopi buat suaminya dengan dibubuhi obat tidur yang sengaja dibawa Hendri, sehingga sewaktu suaminya bermain catur dengan hendri Syamsul tidak tahan lama karena mengantuk berat lalu masuk kedalam kamar.
Mufidah berpura pura ikut tidur juga disamping suaminya agar suaminya tidak curiga dan ia katakan bahwa Hendri ingin menginap dirumahnya dan tidur di sofa ruang tamu. Pada saat suaminya telah tertidur pulas bagaikan orang mati, Mufidah disetubuhi oleh Hendri disamping suaminya.
Mufidah berpacu dalam birahi hingga ia meringkik nikmat dengan tubuh berkelojotan disamping tubuh suami yang tertidur pulas, bahkan perbuatan yang demikian itu membuat sensasi aneh tersendiri bagi mereka berdua. Persetubuhan itu mereka lakukan hingga menjelang subuh.
Ada sesuatu yang lebih membuat Mufidah amat terangsang nafsunya bila saat Hendri sekali kali datang berkunjung kerumahnya, dengan berpura minta diajarkan computer sama Hendri sementara suaminya duduk diruang keluarga sambil menikmati secangkir kopi.
Hanya dengan jarak beberapa meter, disitu ibu muda itu sedang belajar computer bersama Hendri, Mufidah merasa sangat terangsang hebat saat dengan sengaja Hendri menggesek gesekan batang penisnya yang menegang dari balik celana training ke lengan Mufidah yang sedang mengetik didepan monitor.
Gesekan itu membuat sensasi aneh dalam dirinya ketika merasakan batang penis Hendri serasa mengeras dan tegang dipangkal lengannya, dan terkadang pula ia rasakan batang penis besar itu berdenyut denyut dipinggangnya saat dengan sengaja Hendri pindah membelakangi tubuhnya.
Suaminya tidak merasa curiga sedikitpun karena Syamsul tahu bahwa isterinya sedang diberi pelajaran tentang mengakses computer, ia tidak menyadari bahwa isterinya sedang dirangsang oleh Hendri habis habisan.
Tubuh Mufidah mulai menggeletar penuh nafsu dengan aksi yang dilakukan Hendri padanya. Karena sudah tak tahan lagi Mufida pergi keruang dapur membuat minuman dan Hendri pergi menuju toilet.
Namun sesungguhnya Hendri ikut pula menyusul isteri sahabatnya kearah dapur, dari balik lemari makan yang besar itu mereka melakukan persetubuhan dengan berdiri dengan amat tergesa gesa saat sang suami wanita itu sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca Koran. Syamsul tidak menyadari bahwa isterinya sedang disetubuhi habis habisan oleh Hendri dengan posisi berdiri.
"Ooooh Hendri mmmmfff...ampun dik Hen...", dengan buas Hendri mengayunkan pantat maju mundur menusukkan penis besarnya kedalam vagina ibu muda itu.
Sukma wanita cantik itu serasa terbang kelangit tinggi saat ia disetubuhi dengan cara demikian itu oleh Hendri sahabat suaminya, Mufidah belum pernah merasakan disetubuhi dengan cara berdiri dan tergesa gesa, dan ini yang membuat suatu kenikmatan tersendiri buat Mufidah saat ia digarap oleh Hendri sementara sang suami berada tak jauh darinya.
"Oooooh Hendri mbak keluaaar oh ampun dik, cepat dik hendri nanti ketahuan suamiku", namun Hendri tidak menghiraukannya, dengan perkasanya Hendri memacu kuda betinanya yang cantik ini sampai berkelojotan dengan biji mata mendelik keatas menikmati kocokan batang penis besar itu dalam vaginanya yang sempit,
"Oooooh yeah memek mbak sempit legit, enaak rasanya", aku akan lebih bergairah lagi bila aku dapat ngentot mbak bila disaksikan mas Syamsul". Hendri semakin terbuai sensasi saat ia dengan buasnya menyetubuhi isteri sahabatnya padahal Syamsul tak begitu jauh jaraknya dari tempat mereka bersetubuh.
Dan dengan menggeram nikmat Hendri menyemprotkan air maninya kedalam vagina ibu muda itu, Mufidah mengejang dan mengerang bagaikan kucing betina yang mengeong lirih saat semburan lahar panas Hendri menerpa dasar rahimnya.
Tubuhnya bergetar dengan hebat dengan nafas serasa akan putus ketika batang kejantanan Hendri yang besar panjang berkedut kedut diliang memeknya, "oooohhh mmmmffff... enaaaaaaaaaaak, ampuuuuuun dik, kontolmu enak dan besar".
Dan persetubuhan itu berakhir dengan sama sama mencapai puncak nirwana yang diraih dengan cara tergesa gesa penuh rasa sensasi. Dan akhirnya mereka berdua kembali keruang keluarga tanpa menimbulkan kecurigaan mas Syamsul.
Sebelum keluar dari dapur Hendri sempat berbisik ketelinga ibu muda itu, "Lain waktu aku akan ngentotin mbak lagi ya", seraya tangan Hendri meremas remas susu mengkal wanita cantik berdarah ningrat itu.
Ketika Syamsul ditugaskan oleh atasannya untuk mengelola perkebunan disumatera, Mufidah terpaksa ikut dengan suaminya dan anak anak mereka dititipkan pada neneknya di Jogyakarta karena kedua anaknya harus tetap bersekolah.
Dan ditempat pindah mereka yang baru itu adalah sebuah pulau kecil dimana penduduknya masih terbelakang pola pikirnya. Ditempat tugas barunya Syamsul mendapatkan sebuah rumah perkebunan yang lengkap dengan segala fasiltasnya.
Cerita Nafsu Gairah Gila (Bag.1) Selesai !
https://cerpen-21.blogspot.com/2021/03/nafsu-gairah-gila-1.html