Senyum Manis Widya (Bag.1)

Cerita Dewasa Senyum Manis Widya (Bag.1) - Namaku Yudo, aku seorang laki-laki yang baru saja lulus kuliah di salah satu universitasdi Jogja. Ini adalah ceritaku dengan Mbak Widya yang merupakan menantu ibu kostku.

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Senyum Manis Widya (Bag.1)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Selingkuh,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


Semua kejadian dalam cerita ini adalah fiktif. Nama orang dan tempat sesuai dengan kejadian di kehidupan nyata, tapi alur ceritanya diubah dan ditambah agar menjadi cerita panas. Selamat membaca.

Namaku Yudo, aku seorang laki-laki yang baru saja lulus kuliah di salah satu universitas swasta di Jogja. Ceritaku berawal dari ketika aku mendapat kerja di kota Gresik, Jawa Timur. Aku memang memutuskan untuk keluar dari Jogja ketika lulus kuliah karena di Jogja terlalu banyak teman dan keluargaku, jadi aku pengen mencari tantangan diluar rasa nyamanku.

Aku mendapat pekerjaan sebagai seorang admin di sebuah perusahaan ekspedisi yang dipunyai seorang Bapak Haji Komar, atau sering dipanggil Abah. Dia menjadi panutanku karena dia seorang pekerja keras. Hebat, menurutku. Diawali bekerja sebagai kernet, sedikit demi sedikit uangnya ditabung untuk DP truk dan mencicil di juragannya.

Menolak ajakan teman temannya untuk menghabiskannya di Moroseneng, sebuah lokalisasi dipinggiran Surabaya, atau di warung warung kopi pangku di daerah Balongbendo.

"Yud, makan ga?" ujar Ryan teman kostku sembari mengetok kamarku, membuyarkan lamunanku. "Yo ayo"

Kita makan di warung tenda di ujung perumahan tempat sebelah Rumah Sakit Ibnu Sina. Kostku tidak terlalu besar, hanya berisi 6 kamar ukuran 3 x 3 dan 2 kamar mandi ada diluar yang langsung berbatasan dengan rumah ibu kost. Ibu Kostku seorang ibu rumah tangga dan mempunyai anak laki-laki bernama Nanang yang sudah menikah dan dikaruniai seorang cucu. Dia bekerja di bank sebagai wakil kepala cabang di Surabaya. Berangkat pagi dan pulang sangat malam.

Yang menarik perhatianku adalah Mbak Widya, istri Mas Nanang. Ia seorang wanita yang lembut berparas ayu berasal dari pacitan. kalau dari wajahnya nampak lebih muda dariku satu atau dua tahun. selalu menyapaku dan anak-anak kost lain ketika tidak sengaja bertemu pagi hari sewaktu kita berangkat kerja, dari balik etalase toko milik mertuanya.

"Berangkat Mas Waluyo?" senyum manis dari bibir tipisnya merekah, membuat pagiku ceria.

Mbak Widya sebenarnya adalah sosok yang sangat baik dan alim, dia selalu mengenakan jilbab panjang ketika bepergian, namun beruntungnya aku karena aku selalu bisa melihatnya tanpa jilbab, dengan baju rumah yang sederhana, daster atau kaos dan celana panjang.

Kadang dari kaos atau daster itu terlihat рutіngnya menyembul, mungkin ukurannya 34 B, entah lupa memakai bra atau itu hanya imajinasiku saja. atau tercetak samar celana dalamnya sewaktu dia berjalan membelakangiku. tidak terlalu besar namun terlihat kencang, karena sewaktu dia berjalan terlihat bergerak bergantian dengan anggun.

Aku kadang tergoda untuk mengocok kоntоlku sewaktu mandi sembari membayangkan Mbak Widya. Oh apa daya, dia sudah bersuami hanya imajinasiku yang bisa membantuku. saat-saat berangkat kerja maupun pulang kerja menjadi saat yang menyenangkan karena sewaktu itu ada kemungkinan mbak Widya menyapaku.

Sore itu hari sabtu, aku pulang siang karena kantor memang tutup setengah hari, tadi pak haji memanggil ku dan menyuruhku untuk menggantikan rekan kerjaku yang sakit. pekerjaan pertama selain tugasku menjadi admin. aku disuruh menggantikan Angger untuk mengatur surat jalan dan truk di pelabuhan. nanti malam aku harus begadang karena itu dilakukan 24 jam.

Setelah berganti baju dengan celana pendek dan kaos oblong aku turun ke toko untuk mencari rokok dan kopi. pikirku mau ngopi dulu sebelum nanti berangkat lagi ke pelabuhan. ternyata Mas Nanang sedang duduk di bale bengong di belakang rumah.

aku menyapanya, "Halo Mas, ga ngantor?"
Mas Nanang membalas, "woi halo Mas, sini Mas ngopi."
"Waah boleh ya Mas? makasih" balasku
"sebentar aku beli rokok Mas"

Di bale bengong Mas Nanang bercerita tentang pengalamannya sewaktu bekerja, dia tipikal orang yang rame dan suka bercanda. badannya gemuk dan wajahnya ceria. dia bercerita tentang hal-hal di Surabaya. dan dia bertanya apa aku sering ke surabaya. aku mengiyakannya, karena kadang aku disuruh untuk membeli spare part atau menghantarkan tagihan Abah.

"wah ngerti donk Mas, daerah Embong Malang" tanya Mas Nanang
"wah ga tau Mas, saya cuman ke Raden Saleh aja Mas"
"wah Mas, rugi. hahahaha"
"kenapa Mas?"
"disana ada spa Mas, cantik-cantik badannya bagus-bagus teranya?"
"Tera?"
"Thera, Mas. Therapis"
"oooh" gumamku.

Ini yang selalu dibicarakan teman-teman kantorku. Kalo ga salah namanya Cosco. Mas Nanang mulai bercerita tanpa jeda, pergerakannya di dunia lеndіr, dia menyebut beberapa nama thera langganannya. Rasti, Racun, Mayang, kata Mas Nanang. "Ada lagi yang baru-baru Mas" Katanya. Mereka selalu senang kalo saya datang, selalu bisa dipuaskan kata mereka, sombong Mas Nanang sembari menerawang ke atas.

Aku berpikir kenapa Mas Nanang masih bermain dengan Therapis yah? padahal istrinya cantik putih bersih, belum lagi kulitnya mulus. memang tidak terlalu tinggi cuman hampir sama denganku, kira-kira 162 cm. belum lagi senyumnya dan rambutnya yang wangi sehabis mandi pagi. apalagi masih tergerai agak basah sehabis mandi, ada air yang mengalir ke lehernya yang jenjang. bajunya basah terkena air dari rambutnya yang tidak di keringkan sempurna, mengecap Suѕu kencang didalam kaos.

"Mas!", "ngelamun aja, bayangin therapis yah" Mas Nanang menyenggol tanganku sampe rokokku terjatuh. "dia berpamitan, ya udah Mas saya mau pergi dulu, janjian sama temen di Cosco hahaha. ikut ngga?" aku menggeleng. Mas Nanang beranjak dan masuk ke dalam rumah. ngapain bayangin Therapis kalo ada mbak Widya pikirku.

aku mengambil rokokku yang jatuh dan mendongak terlihat ruang di dalam rumah dapur ibu kost yang terbuka, mbak Widya sedang duduk namun melihat kearah lain, memakai daster yang agak terangkat karena duduk, dua pahanya terbuka, mungkin karena didalam rumah jadi dia tidak risih. tapi pemandangan itu benar-benar membuat jantungku memompa darahku dengan cepat ke kоntоlku, yang pelan-pelan mulai mengeras. terlihat paha mulus mbak Widya, dan belahan mеmеk tanpa bulu yang hanya ditutupin segaris celana dalam model Thong warna merah darah.

aku tidak menyangka kalo mbak Widya nakal juga, dengan memakai daleman seperti itu. aku memiringkan badanku agar terlihat lebih jelas tapi ternyata tanganku menyenggol gelas kopi dan terjatuh. buru-buru aku membereskan pecahan kaca tersebut, tapi ternyata mbak Widya mendengarnya dan dia sudah berdiri di depanku lalu membantuku membersihkan.

"saya mohon maaf mbak, nanti saya ganti" mbak Widya menjawab
"ga papa Mas" tapi kenapa pandangannya tidak ke mukaku, namun ke bawah.

Sial. kоntоlku masih ngасеng gara-gara melihat mbak Widya tadi. buru-buru aku memanggil lagi mbak Widya untuk mengalihkan perhatiannya. "mbak" dia hanya menjawab "gapapa Mas" pendek. ketus. Aku tidak bisa menutupinya karena posisiku sedang berjongkok. "mati aku, pasti dilaporin ke bapak kost atau suaminya" pikirku dalam hati. Anak kost yang pervert. apa dia tau kalo aku lagi melihat mеmеknya tadi. duuhhh!! diusir deeh.

dengan lemas aku naik ke kamar kostku dilantai dua mengambil handuk dan bersiap mandi. yaah. kenapa juga aku terusin tadi, malah ngасеng,malah kelihatan mbak Widya. malu kan. belum lagi kalo mbak Widya jijik risih. duuhhhh!

anak-anak kost pulang semua sabtu gini. aku segera bersiap untuk berangkat. tapi setelah selesai dan bersiap untuk berganti tiba-tiba pintu kamarku di ketok aku masih memakai handuk membuka pintu sedikit untuk melihat siapa yang mengetok. "lapo yan ga mulih koen?.... ehhh mbak Widya maafffff" segera aku tutup dan aku berganti kaos dan celana pendek.

aku membuka pintu dan segera meminta maaf atas kejadian tadi " mbak saya minta maaf sekali ya tadi saya tidak sengaja memecahkan gelas dan juga tidak berniatt..." aku segera memotong kata-kataku sendiri. karena aku berpikir mungkin mbak Widya tidak tahu, kenapa aku malah membuka omongan.

"gapapa Mas kalo gelasnya, cuman satu ini juga" jawabnya, dengan senyum tertahan. Wah marah ini pikirku. kemudian dia melanjutkan, " Mas Yudo ada waktu sebentar? saya mau nanya"
"oh iya mbak, sebentar saya ganti celana tidak sopan"
"gapapa Mas bentar aja kok, disitu dikursi balkon aja yah"
"baik mbak" kok bentar pikirku kecewa. lama juga gapapa biar aku bisa menikmati wajah manisnya.

aku masuk kamar untuk mengambil rokok dan segera menyusul mbak Widya di balkon kost, balkon ini bersebelahan dengan kamarku dan ada TV tempat anak-anak kost menonton TV. Mbak Widya duduk dengan anggun, masih memakai daster tapi kali ini dia memakai cardigan warna krem untuk menutupi bagian atasnya.

"ada apa mbak" sembari mengambil rokok, dan menyulutnya. aku berusaha untuk tenang dan tidak curi-curi pandang ke tubuhnya. aku memang sudah lama tidak bercinta dengan cewek semenjak pindah di Gresik, karena pacarku juga minta putus karena tidak bisa LDR, awalnya aku masih phone ѕеx atau video call untuk melepas sуаhwаt, tapi tidak bisa berjalan karena tentu saja kita butuh sentuhan langsung.

raut wajah mbak Widya berubah, wajahnya memerah dan matanya berkaca-kaca seperti menahan tangis. duhh aku takut kalo dia berpikir aku merendahkannya dengan kejadian tadi. aku tahu dia wanita yang sangat baik ramah dan tidak pernah kemana-mana kecuali bersama mertuanya. Senam atau zumba aja dia pergi dengan ibu kost.

"Mas aku boleh tanya?"
deg. deg. jantungku berdebar mendengar suaranya yang lembut. bercampur antara simpati dan nafsu. karena aku tidak pernah duduk sedekat itu dengan mbak Widya, tercium aroma keringat khas wanita yang membuat hasrat kelakianku muncul.

"iya mbak, mau tanya apa?"
"Mas Yud suka yah sama aku?" duarrrrrr bagai tersengat petir aku kaget setengah mati. aku berusaha mengatur nafasku, dan pikiranku untuk menjawab. "eh mbak sa...ya..eh gimana ya" " ngga mungkin mbak saya suka"
tiba tiba mbak Widya menoleh dengan wajah yang sendu " kenapa Mas? saya bukan tipe Mas yah?"
"maaf ya mbak..eh kok mbak Widya nanya seperti itu?" aku masih berusaha menata pikiranku agar menjawab dengan pas. "mbak cantik banget, ayu menurut saya" duhh kok malah bilang cantik sih. kacau pikiranku ini.
tapi mbak Widya malah kalem dan tersipu sedikit, "lho tapi kenapa tadi Mas bilang ga mungkin suka?"

aku bingung juga menjawabnya kan dia istrinya Mas Nanang. aku berusaha mencari-cari kata-kata yang pas untuk menjawab ini. karena sebenarnya aku memang suka sekali sampai-sampai aku membayangkan dia sewaktu mengocok kоntоlku sendiri. kadang sampai terbawa mimpi aku ngеntоtin dia.

dia memecahkan lamunan sesaatku, "Mas jawab. aku cuman mau tanya sekali" setelah itu aku ga bakal nanya lagi jadi please jawab jujur aja gapapa, mau apapun jawaban itu" pinta mbak Widya sembari dia melihat dalam ke mataku.
"kok rokoknya didiemin aja Mas" dia melihat ke rokokku yang hanya aku pegang tanpa aku hisap.

"eh iya mbak" "saya suka rokoknya eh saya hisap"
aku taruh sebatang rokokku di asbak dan mulai menjawab " mbak" aku tidak berani memandang wajahnya yang manis karena takut kacau lagi pikiranku.
"iya mbak saya suka sama mbak Widya mulai saya datang pertama kali di kost ini"

tidak disangka wajah mbak Widya berubah, dia tersenyum seperti sewaktu pagi hari menyapaku, merekah seperti sewaktu sore hari menyapaku. dengan pelan dia berkata "saya juga Mas yud"

petir kedua menyambar. aku mengambil rokok baru dan menyulutnya. tapi kenapa kok korek ini ga bisa nyala-nyala. tiba tiba tangan mbak Widya memegang tanganku dan mengambil korek dan menyalakannya untukku, "ini Mas" sembari menyulut korek untuk rokok di mulutku.

"berarti bener ya Mas, selama ini yang Widya dengar di sewaktu Mas tidur, sewaktu Mas mandi" "maaf Mas aku sering mencuri dengar Mas ngigau sewaktu Widya menyapu balkon, Mas nyebut-nyebut nama Widya, kemudian juga pas Mas mandi kedengeran Mas nyebut-nyebut nama Widya"
"ehhh iya mbak maaf sekali, saya tidak bermaksud..." tiba-tiba Widya memotong " udah Mas gapapa, saya suka kok"
"Mas onani kan sambil nyebut nama saya" "saya suka kok Mas begitu" "saya denger sewaktu saya menyetrika di samping kamar mandi pada awalnya saya tidak percaya tapi Mas sering kan begitu?"
maluuuuuuuu. seketika muka saya merah menahan malu.
"ngga usah malu Mas, tau ngga sih saya juga masturbasi sendiri dengerin itu" "tapi sedih aja kita memuaskan hasrat kita tapi berbatas tembok"
Gilaaaa. aku diam dan tiba-tiba membayangkan kami berdua masturbasi bersamaan dengan saling menyandar di tembak saling bertolak belakang.
"tapi Mas Nanang mbak?"
"jujur ya Mas, Mas Nanang ngga pernah nyentuh aku sudah lama, aku juga tidak tahu kenapa, apa mungkin aku kurang buat Mas Nanang. aku sering menggoda dia tapi dia acuh tak acuh" "sampai kadang aku tidur dengan pakaian ѕеxy agar dia tergoda, tapi selalu ditinggal tidur atau ngerokok di bale bengong"

aku berpikir sendiri oh ini karena Mas Nanang sering jajan kali yah. tapi kenapa yah. hmmm. aku ga mungkin ngomong ini ke mbak Widya nanti bubar pernikahannya. aku tidak mau itu.

"maaf ya Mas aku jujur, Widya butuh puas juga Mas" "pernah aku maksa tapi itunya Mas Nanang ngga berdiri Mas, akhirnya setelah Mas Nanang tidur aku masturbasi sendiri"

tidak terpikir bahwa aku akan sedekat itu dengan mbak Widya dan dia bakalan cerita masalahnya yang rahasia.
"Mas kok diem aja"
"eh iya kan saya dengerin mbak Widya" aku simpati dan seneng denger ceritanya mbak Widya. kok bisa yah cewe secantik ini dianggurin.
"Mas tadi juga kelihatan itunya pas dibawah hehehe" sambil dia tersenyum lagi
waduhhhh pikirku
"gpp Mas Mas liat aku kan, Widya sengaja kok menggoda Mas"
"Widya pengen sama Mas"
"pengen apa mbak?"

tiba-tiba bibirnya mendekati pipiku dan mencium lembut, segera aku menolehkan wajahku dan mencium bibirnya yang selama ini hanya bisa aku lihat tersenyum padaku.

ternyata senyum itu benar memang buatku. aku mencium mengulum bibir atasnya dengan lembut dan dia membalas. tanganku mulai meraba kedalam cardigannya memeluknya semakin erat dan meraba punggungnya yang lembut. Mbak Widya, menjauhkan wajahnya dan melepas cardiganya tanpa melepas pandangan matanya ke aku, ternyata dia mengenakan daster kain polos warna putih. tapi tanpa bra, terlihat рutіngnya mencuat keras dari dalam dasternya.

segera tanganku berpindah ke suѕunya dan meremasnya pelan dari luar daster. tangan kanan mbak Widya berpindah untuk meremas paha bagian dalamku. aku memainkan рutіngnya dari luar dasternya dan dia melenguh lirih. "mmmh" masih mangatupkan bibirnya. tangan kirinya membuka kancing dasternya dan membimbing tanganku untuk memegang suѕunya.

aku merasakan kulit halus di jemariku dan suѕu bulat kenyal yang sangat menggoda. mbak Widya melenguh lebih keras "mmmhh uhhhh" ketika tangan kananku memainkan рutіngnya dan tangan kiriku meremas раntаtnya. bribrinya terbuka nafasnya tersengal-sengal karena bіrаhі. dan dia membisikkan ke telingaku "Mas Widya basah" keringat mulai terlihat di lehernya membuatnya semakin terlihat menggoda terkena sinar matahari sore.

"dikamar yuk, takut kedengeran" pintaku. Mbak Widya menjawab dengan anggukan kecil dan mata sayu Widya menggandengku masuk ke kamar kostku.
Widya merebahkan diri di ranjangku tangannya meremas pelan suѕunya sambil tidak memalingkan matanya ke aku.

kоntоlku yang dari tadi sudah gerah berontak menginginkan mеmеk, sudah menjulang di dalam celana. aku menaikkan dasternya sampai lepas lewat kepalanya dan menciumi рutіngnya yang sudah mengeras, menjilati ujung рutіngnya sembari tanganku mencari gundukan mеmеk. dia melenguh ketika jariku memainkan іtіlnya yang mengeras.

"masss ugggh"
aku memainkan іtіlnya dan memasukkan jariku ke arah lubang mеmеk Widya. basah lengket hangat. dia sudah basah dan baru aku memainkan jadiku di bibir mеmеknya memutari lubang mеmеknya. tiba-tiba dia menarik tanganku dan mengarahkan jariku ke lubang mеmеknya.

"Mas keluarin aku mass, aku pengen" segera jari tengahku kumasukkan dan ku kocok mеmеknya sambil tetap ku pilin2 рutіngnya. terasa mеmеknya berkedut dijariku sewaktu aku menyentuk gundukan kecil didalamnya. kupercepat dan dia menggelinjang, nafasnya memburu dan tiba-tiba dia membusungkan badannya.

terpekik tertahan dia bilang "massss aku keluarrrr"
wajahnya memerah, badannya lunglai matanya terpejam dan bibirnya tersenyum menikmati оrgаѕmе pertamanya.

"jangan panggil mbak yah, Widya aja" ujarnya, sambil menatap sayu.
Dengan lemas tangannya menggapai kоntоl yang masih terbungkus celana.
"Mas juga keluarin yah рејunya" "ngga perlu bayangin lagi Mas, Widya disini buat Mas seutuhnya" katanya.

dia duduk disamping tempat tidur. menurunkan celanaku pelan. kоntоlku sudah mengeras sejak tadi. merindukan mеmеk wanita. dia memegang lembut kоntоlku yang sudah mengeras. mengocoknya perlahan sambil menempelkan bibirnya di kepala kоntоlku. menjilati lubang kencingku dengan lembut sembari tangan kirinya meremas pеlеrku.

"oohh" rasanya nikmat sampai ke lututku, lama sekali aku tidak merasakan di kulum. Widya telaten sekali mengulum kepala kоntоlku dan menjilati seluruh batang kоntоlku. aku merasakan kenikmatan yang sangat ketika lidahnya bermain di ujung kepala kоntоlku. sesekali dia meludahi kepala kоntоlku dan mengocokknya dengan tangannya yang lembut. duhhh mau keluar ini. aku sudah hampir tidak tahan. dan aku bilang "Mas udah mau keluar Wid"

mbak Widya memelankan kocokannya dan segera berbaring di ranjang seraya membuka lebar kedua pahanya. "disini aja Mas, masukin di mеmеknya Widya"
"Ohhh" aku mendapat keberuntungan apa ini. aku berpikir Widya tidak mau untuk bener-bener bercinta. dengan muka girang, aku segera mengatur nafasku agar tidak cepat keluar, karena tadi kuluman dan kocokan Widya sungguh menyiksaku.

aku mengarahkan kepala ku ke mеmеk Widya dan menjilat іtіlnya, mengulumnya. Widya menggelinjang keenakan. "masukin mass, please" aku tidak mau dan malahan memainkan lidahku di liang mеmеknya yang basah. "ahhhh" Widya semakin menggila, tubuhnya seperti tidak terkontrol. bibir vаgіnаnya yang mungil juga tidak luput jadi jilatanku. kemudian lidahkku mulai turun ke lubang раntаtnya. "aggghh" "masss aku belumpernh..nahhh" "nggg enak Mas enak" lidahku mencolok colok lubang раntаt Widya.

"mass masukin mass please" "ludahin mеmеk Widya Mas" aku agak tercengang tapi kulakukan saja, kukumpulkan ludahku di mulut dan ku ludahkan beberapa kali. juhhh. dan Widya melenguh keenakan. "ahhh" lagi Mas " ahhh". baru pertama aku menemukan hal ini. dan itu membuatku semakin bergairah, perasaan merendahkan tapi juga sekaligus sange melandaku.

"aku masukin ya sayang" kepala kоntоlku terasa sangat nikmat ketika memasukki liang mеmеk Widya, dengan pelan sampai ke mentok kepangkalnya. nikmat sekali mеmеk Widya ini. sekali itu juga Widya melenguh " ahhh masss kоntоlnya enak, agak sakit tapi enak"

aku merebahkan badan dan memeluknya dan berbisik "mеmеk Widya juga enak sekali"
dia balas membisikku "entot Widya Mas, Widya milik Mas"

setelah membiasakan mеmеk Widya dengan kоntоlku aku menggenjot mеmеk Widya. раntаtku maju mundur berirama. Widya menancapkan kukunya di punggungku meremas punggungku. wajahnya terlihat sangat ayu berpeluh keringat, entah keringat siapa itu. tetesan keringat dari hidungku menjatuhi pipinya. dia membuka matanya yang sedari tadi terpejam menikmati sodokan kоntоlku, "Mas kencengin aku mau keluar " tangannya meremas раntаtku dan menarik2 kearah mеmеknya. aku segera mempercepat goyanganku.

dan tidak lama dia membusungkan lagi badannya dan bilang "Mas ludahin mulutku" tanpa berpikir aku langsung melakukannya, padahal menurutku itu sangat tidak sopan. juhhhh. juuhhh. tapi ternyata itu berefek Widya mengalami оrgаѕmе hebat, dia menggelinjang hebat, setengah berteriak "akkkk mass aku keluaarrrr" untung tidak ada yang mendengar. "Mas keluarin juga ayok"

"dimana wid" disela nafasku tersengal menggenjot mеmеk Widya. "keluarin dalam aja Mas gapapa"
sudah diubun dan tanpa berpikir aku segera mempercepat sodokanku, sampai rasa geli menjalar di batangku. "widdd aku keluar" dengan reflek aku menjambak rambutnya. Widya membalas sambil "ahhh" dia kaget tapi kemudian "aku juga Mas, jambak aku mass" "kluarin masss"
dan akhirnya kоntоlku menyemburkan рејuhnya kedalam liang mеmеk diwidya, diapun mendapatkan оrgаѕmеnya lagi.

kemudian aku jatuhkan badanku di badan Widya. wajahku berada sangat dengat dengan wajah manis Widya.
"aku sayang kamu wid"
"aku juga Mas, Widya sayang banget sama Mas yudo"

-------

Ringtone WAku berbunyi 3 kali.
-Pagi Mas sayang-
-Sudah bangun?-
-ada kopi di meja balkon-

Ceria pagiku dengan sapaan dari Widya, aku mengangkat tubuhku dan berjalan ke luar. sembari duduk, tiba-tiba ada WA ku berbunyi lagi.
-Mas ibu mau ngomong nanti sore. penting-
pesan WA dari ibu kost. apa aku ketahuan, duhh !?

-iya sayang, sayang juga yah-
-nanti bisa ketemu?-

tidak seberapa lama
-liat sikon ya sayang, mas nanang katanya mau keluar kota sore ini-
Biasanya anak kost pada keluar cari makan, pacaran atau ngopi-ngopi, tapi itu pun belum pasti. Semoga saja bisa. Karena sudah dua hari рејuku terhambat pengeluarannya.

-okay sayang, moga-moga anak2 kost juga pada cabut jangan lupa dihapus yah chatnya-
-imu-

Dia membalas
-sayang juga yah, imu too-

tapi aku ga pernah hapus, lumayan buat obat kalo kangen. keseharian aku seperti ini sekarang. punya pacar. sih. cuman istri orang. ya mau gimana lagi harus dijalani, sudah terlanjur. Mbak Widya atau yang minta dipanggil Widya ini sekarang tambah berani untuk menggodaku, memancing bіrаhіku dengan cara yang yang aku sangat halus.

Ternyata usut cerita, Mas Nanang hampir selalu menolak ajakan ngewe widya dengan halus, selalu. Aku belum pernah menjalani kehidupan sebagai selingkuhan. Aku harus membenahi kehidupan seks mereka. Mas Nanang sering banget keluar kota. Ketika pulang sering marah atau lebih tapatnya membuat masalah. Widya merasa down sebagai istri, sampai-sampai dia melalukan banyak hal untuk memperindah diri. Zumba, les MUA, membeli lingerie atau daleman yang seksi. Yah, meski bukan buatku tapi aku bisa ikut menikmatinya.

Ada yang cukup ekstrim menurutku yang dilakukan Widya. Dia sampai membeli obat kuat pria, dan dimasukkan ke minuman Mas Nanang, pada waktu menjelang tidur. Tapi malah lebih membuatnya menderita, karena karena sewaktu mereka melakukannya hanya sedikit рејu yang keluar katanya. Hmmm. Fix ini. Mas Nanang kebanyakan jajan. Memang kata temanku spa sangat menggiurkan, karena apa yang ditawarkan sangat memuaskan hasrat lelaki. Kapan-kapan aku akan bercerita detail tentang ini.

-baik bu, ada apa ya?-
Bu Retno menjawab
-kamu bisa benarkan lampu? Dikamar mandi bawah. lampunya ambil di toko. Mksh-
jawabku pendek, -siap-
Kok tumben aku yang dimintain tolong. Oh iya biasa si Ryan. Tapi dia sedang pulang kampung katanya, Pakdhenya yang di Lamongan mau panen ikan dari tambak.

ibu kost terkenal seorang yang anggun, tegas dan berwibawa, karena dia seorang kepala sekolah salah satu SMA di Gresik. Namanya Bu Retno Tanoyo, umurnya kurang lebih 45, namun dia masih terlihat gesit. Badannya agak gemuk tapi berbentuk, mungkin karena rajin berolahraga khususnya Zumba. tapi aku hampir tidak pernah bertegur sapa kalau tidak sangat perlu, bisa dihitung dengan jari. sewaktu masuk kost, sebulan sekali ketika menyerahkan uang kost.

Karena itu masih pagi. Setelah mandi, aku langsung turun dan ke bawah, mencari Widya. Aku kangen senyumnya. Tapi aku tidak berani untuk WA duluan karena itu sudah perjanjian kami, harus Widya dulu yang memulai meski ada atau tidak ada orang dirumah. Demi keamanan. Aku ke toko ternyata kosong, kemudian aku ambil saja dan menulis kertas kecil di kasir.

Lampu 8 watt 1 biji
disuruh Ibu

Aku mengetok pintu yang berbatasan dengan rumah induk tapi tidak ada yg menjawab, kemudian aku memutar kebelakang melewati garasi. CRV Mas Nanang tidak ada, tumben kok pagi banget. Kemudian aku mengetok lagi pintu yang menuju ke ruang tamu. Kemudian suara lembut renyah menjawab. "Siapa?"
"Yudo Mbak Wid"

Dia menimpali dengan ceria " iya masuk say..eh....Mas Yud" dia hampir saja terpeleset lidah.

Aku masuk ke ruang tamu yang dihiasi guci guci bercorak kerajaan China. Meja ukir kayu jati senada dengan kursinya. Ada juga 3 tombak dipajang dengan pangkonnya belum lagi wayang-wayang kulit berjajar menggambarkan perang Kuruksethra. Bapak Kost memang suka sekali dengan seni seperti ini.

"Liat apa Mas? Serius banget" suara renyah widya mengagetkanku.
"Eh Wid mbak anu..bagus ini Yudistira lawan Lu Bu" jawabku ngawur karena kaget.
"Lho? Emang bisa ketemu ya?"
"Kali aja mbak perang lewat sosial media"
widya tertawa kecil, bibir tipisnya merekah. Ahhh sungguh ayu.
"Mas bisa aja, itu mas kamar mandi disana yah dikamar ibu, sendiri berani kan? Aku mau lanjutin masak ditunggu orang mau antar ke ibu soalnya"

Hari itu widya dapat pesanan pastel tutup untuk rapat dinas pertanahan didekat perumahan. Dia memakai daster rumah biasa, sandal hotel dan rambutnya kuncir keatas. Lehernya kelihatan berkeringat. Mataku tidak bisa ku tahan menerawang ke tubuhnya. Turun diantara pahanya. Terlihat samar samar menerawang bentuk V di sana. "Mas! Matanya" bentak lembut Widya. Kemudian aku bisa membaca bibirnya berkata tanpa suara "aku juga kangen mas" ahh manis sekali.

"Masss Ituu" Widya menunjuk ke bawah. Ternyata kоntоlku sudah mengacung. "Maaf" segera aku kabur ke kamar untuk mengganti lampu kamar yg mati. Aku menaiki kursi dan kuraih lampu yg mati, aku taruh diatas lemari dekatku agar mudah untuk mengganti yg baru. Sip sudah. Aku mengambil lampu yang mati dari atas meja namun jariku menyentuh suatu benda lain. Tidak keras seperti lampu dan lonjong. Aku kaget karena benda itu agak basah. Ketika ku bau jariku tercium bau yang tidak asing, ini bau mеmеk. Kudongakkkan kepalaku agak tinggi

Ternyata sebuah dildo! Punya widya kah? Wajar sih, tapi sebentar ini kan kamar ibu Kost. Oh! Pikiranku segera terbayang dikasur ini ibu kost memakainya. Duh kenapa sih mikirnya gitu-gitu mulu.
Kemudian suara widya terdengar memanggil. "Mas Yud"

Aku segera mengambil lampu bekas itu dan keluar kamar. Aku menuju dapur dan melihat widya sedang mengaduk adonan untuk pastel. "Mas maaf, mas pengen yah" dengan suara lirih "widya juga, tapi ga bisa ini ditunggu pastelnya" "soalnya ini temennya ibu yang pesen, kalo ga tepat waktu bisa kena marah Widya" terlihat widya kecapean tapi tetap menambah ke ayuan wajahnya. "Ngga kok Widya gapapa" jawabku lirih juga agar tidak terdengar orang. Meskipun tidak ada orang dirumah, tapi kami selalu berhati-hati.

"Ojo bohong Mas" "itu apa?"
Duhh ternyata kоntоlku ngасеng lagi setelah membayangkan ibu kost masturbasi memakai dildo tadi.
Tiba-tiba widya berkata, "Mas sini, tapi jangan lama-lama ya?" Muka ku nampak bodoh, karena aku tidak tahu apa maksud Widya. Tanpa berbalik badan dia menarik sedikit dasternya keatas dan terlihat dua bongkah раntаt yang lembut tapi sekal, dibalut celana dalam satin tipis warna merah.

Segera aku paham maksud Widya. Aku raba celana dalamnya. Lembut kain satin semakin memacu bіrаhіku, aku remas раntаtnya dan widya melenguh kecil "ehk mas" "masukin aja mas langsung"

Tanganku menelusup ke mеmеknya, sudah basah, namun tidak terlalu basah. Kasian pasti sakit kalo langsung dimasukin kоntоlku, kemudian aku berjongkok dibelakangnya dan kukumpulkan ludahku. Tercium bau keringat bercampur bau mеmеk menusuk hidungku. Ku ludahi mеmеknya dari belakang. Juhhh. Widya tersentak sedikit dan terlihat menoleh kebelakang, mukanya merah dia tersenyum dan menggigit bibirnya.

Ah senyum ini, aku tahu maksudnya. Segera aku berdiri dan mengeluarkan kоntоlku kuarahkan ke mеmеknya, dia menunggingkan раntаtnya "dimеmеk dulu aja ya mas"

Aku mendengarnya tapi mengabaikannya, setidaknya untuk saat ini. Segera kоntоlku menemukan surganya, denyutan mеmеk widya kurasakan mulai dari kepala kоntоl sampai ke batangnya, ku goyang pelan, ternyata mеmеk widya basah karena ludahku tadi dan dia sangat suka dan terangsang saat diludahi.

Kupacu kоntоlku dimеmеk Widya, pahaku beradu dengan раntаtnya yang kenyal, tanganku memegang pinggangnya mengatur ritme goyangan agar widya juga bisa menikmatinya, "Mas buruan kluarin aja gapapa"
"Kamu gimana sayang?" Tanyaku.
"Yang penting Mas lega aku gapapa"

Tapi bukan tipeku untuk menikmati bercinta sendirian, tangan kiriku menelusup ke tubuhnya kearah suѕunya dari belakang. Jariku menelusup dan meremas serta memilin рutіngnya yang sudab mengeras. "Ehhk Mas" tertahan lenguhan Widya, tangan kananku menelusuri pinggang nya menuju ke mеmеknya. Jariku menemukan gundukan kecil yang sudah basah entah karena keringat atau cairan bіrаhі Widya. Kumainkan іtіl Widya dengan telunjuk dan jari tengahku.

"Massshhh" "massh" terputus-putus suara Widya. Tersengal-sengal nafasnya. Ku pompa mеmеknya semakin kencang, aku pengen dia dapat duluan. Kubisikkan ke telinga Widya
"Keluarin yah sayangnya Mas"

Tubuhnya bagai mendengar pintaku, mulai mengejang badan Widya, kemudian tangannya meremas-remas adonan dengan kuat. "Aahhh" "Widya kluar Mass" lututnya menyatu badannya meregang lemas, tangannya bertumpu pada meja dapur. Semakin kencang ku pompa mеmеknya "mass ampun" rintih Widya. "Mas sayang buruan kluarin рејumu"

Tak lama kemudian batangku rasa geli dan "aahhh" cairan рејuku menyemprot ke mеmеk Widya. Ahhh kaki ku terasa lemas, aku memeluk Widya dari belakang, kоntоlku pelan-pelan terlepas dan cairan рејuku mengalir melalui paha Widya.

Widya menoleh tersenyum.
"Makasih Mas sayang"
Aku melihat matanya dan tersenyum kepadanya
"Makasih kembali sayangnya Mas"

Ting Tong
"KULANUWUN Mbak Widya"
Suara seorang cewek terdengar dari balik pintu.
Sudah lamakah dia? Dengarkah dia pertukaran peluh kami.




Cerita Senyum Manis Widya (Bag.1) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Senyum Manis Widya (Bag.1) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Selingkuh, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: ABG, Fiksi, Selingkuh, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Senyum Manis Widya (Bag.1) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2020/02/senyum-manis-widya-1.html

Lebih HOT !!!