Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Senyum Manis Widya (Bag.3)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Selingkuh,
Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.
"Wid"
"eh bu" widya gemetar menjawab, dia kelihatan mengambil nafas panjang untuk menenangkan diri.
hidung bu Retno terlihat bergerak gerak membaui sesuatu. matanya bergerak menelanjangi ruangan kamarku.
"sudah pulang bu?" tanya widya
"eh iya sudah, kamu masih disini aja?" telisik bu Retno.
"ini tadi barusan balik lagi bu, soalnya tadi mas yudo ga bangun-bangun"
"oh, ya sudah ayuk turun, ibu mau bicara"
tanpa menoleh kepadaku bu Retno langsung keluar. widya mengikutinya dan sekali menoleh ke arahku. Tersenyum. tapi aku tetap melihat ke Bu Retno karena walau dia melihat kedepan, terlihat dari samping bola mata berada di ujung mata ke arah kami.
aku tidak berani bergerak karena di bawah selimut aku tidak memakai apa-apa. Aku pasrah misalnya memang bu Retno tau, aku hanya berharap Widya tidak dimarahi atau terkena imbasnya aku akan menerima semua demi Widya.
Badanku agak enakan setelah berkeringat tadi, tapi masih terasa lemas dan pusing. aku mengambil makanan dan mencoba menyuapkan beberapa ke mulutku. masih terasa pahit tapi harus aku paksa karena aku tidak mau berlama-lama sakit.
kost dan sakit. itu adalah hal yang tidak bisa berjalan dengan baik. walaupun disini aku ada Widya tapi kan dia juga tidak mungkin aku repotkan dengan hal-hal kecil. Dia pasti mau dengan senang hati tapi situasi dan kondisi kita yang tidak mendukung. Rasa sayang yang datang pada waktu yang tidak tepat, tapi memang kita dipertemukan di saat ini, bukan kemarin bukan besok. yang bisa kita lakukan hanyalah berusaha untuk menikmati setiap saat bisa bersama.
keesokan harinya aku terbangun, hanya di tempat tidur, badan masih terasa lemas. tapi mata ini tidak bisa terpejam lagi. aku beringsut memutar badan ku kekanan menghindari cahaya matahari yang masuk dari sela gorden.
Kakiku menyentuh sesuatu yang lembab, segera aku bangin dan aku buka selimutku, celana dalam widya masih disini. aku mengangkatnya dan mendekatkan ke hidungku, ternyata bau kewanitaan widya masih sangat cekat terasa.
kоntоlku seakan menyambut itu, pelan-pelan mengeras. pikiranku menerawang ke pertukaran lеndіrku bersama widya kemarin. bagaimana wajah widya berpeluh dan masih mengulum kоntоlku. pemandangan wajahnya ketika orgаѕmе.
ah sial. ku tuntaskan saja. aku masturbasi dengan celana dalam widya. kutumpahkan semua pејuku di celana dalam itu. dan aku bisa kembali tertidur.
Tok.tok.tok
sayup-sayup terdengan pintuku diketok, terhuyung-huyung aku berdiri dan membuka pintu kamarku. "widya? eh mbak widya"
widya menengokku pagi hari, membawakan makanan, tapi dia tidak bisa lama karena ibu kost dirumah hari ini ada lah weekend.dia masuk dan menaruh makanan itu di mejaku,
"loh itu kan?" dia memungut celana dalamnya di lantai
"Siaal" aku belum sempat menyimpannya apalagi ada pејuku disana. duuhhh, tolol.
dia membaui celana dalamnya, dan melihat kepadaku. sontak dia tersenyum, "makasih mas, aku suka mas masturbasi di celana dalamku" dia memelukku, belum sempat aku memeluk balik dia segera sadar kalo dia tidak bisa lama disini. Aku masih tertegun, seakan tidak percaya. Widya malah suka dengan apa yang kulakukan, padahal itu termasuk fetish atau sebuah fantasy yang buat sebagian korbannya (yang punya celana dalam) jijik.
Aku belum sempat bertanya kejadian kemarin lalu, bagaimana apakah ketahuan atau tidak atau bagaimana respon ibu kost. Icha juga wa dan menanyakan keadaanku, aku jawab apa adanya dan katanya disuruh istirahat dulu sampai benar-benar baikan.
hari minggu aku bangun dengan badan lumayan enakan.aku mengangkat selimutku bermaksud untuk membersihkan tempat tidurku yang sudah tidak karuan. Aku tidak berharap Widya bakalan datang.
tok tok tok
aku membuka pintu dan mas nanang sudah ada disana berdiri membelakangi pintu, sambil mengepulkan asap rokok.
"Mas lagi apa? ngobrol bentar yo?"
muka Mas Nanang tidak seceria dia biasanya. Masam. Kusut.
"Aku bingung kalo gini ini Mas, harus bersikap seperti apa"
sembari mas Nanang duduk didepan TV. Aku duduk disebelahnya, menghidupkan rokokku, yang kemarin-kemarin terasa pahit. namun kali ini juga terasa tidak enak, karena aku tidak dapat menerka apa yang bakal terjadi.
"Mas Yud sudah seperti saudaraku sendiri, tapi..." kepulan asap rokok mas Nanang tidak lagi ke atas, tapi dia tiupkan ke bawah. Dia nampak gusar, risau.
Setelah mengambil nafas panjang dia melanjutkan omongannya.
...tapi aku ragu"
semakin tidak karuan pikiranku, kira-kira aku bakal diapain sama Mas Nanang. tapi ya harus aku terima, aku yang main api, kalo terbakar itu resikonya. aku menunduk dan mulutku tercerkat "iya Mas mohon maaf yang sebesar-besarnya"
Mas Nanang menoleh ke arahku
"Lho kok malah maaf mas, lebaran ta?"
aku menoleh ke mas nanang, mukanya berkerut bingung dengan permintaan maafku.
"aman" pikirku.
"eh belum ya mas?" sambil garuk kepala aku berusaha mencairkan suasana,
"abis mas Nanang mukanya kusut, takut saya hehehe"
"ini lho mas aku ada masalah Mas, aku mau cerita ke Mas tapi takut mas cerita ke Widya atau Ibu"
"Nice" pikirku, wajahku aku usahakan tetap seperti awal agar tidak terlihat perubahannya.
"Mas kok malah senyum? saya serius Mas Yud!"
"eeeh ngga mas, cuman keinget aja ada yang lucu kemaren, maaf mas, monggo dilanjut"
"aku kena arek Cosco Mas"
"weh siapa mas namanya ? ayo diparani Mas. gas tok wes. Wani" kata ku bersemangat.
"lhoalah bukan Mas, sampean mari demam rodok kurang koyoe Mas" (Lhoalah bukan Mas, kamu abis demam agak bodoh kayaknya Mas"
"eh"
"aku kan sering banget ke sana kalo siang Mas, tadinya sih ganti-ganti Mas, lha trus kok ketemu anak Subang Mas, Lila namanya. wes ga bisa ganti-ganti Mas. Malah sekarang jalan sama aku"
"oalah Mas, tak kira tukaran(kelahi)"
"ojok oalah Mas, ini bahaya"
"eh iya Mas"
ceritanya kapan itu Mas Nanang ke Cosco bersama teman-temannya dan kemudian ada seorang yang menarik perhatian dia. Namanya Laila, Janda anak satu, masih muda, rambutnya panjang hitam ikal, badannya imut, tapi susu dan pаntаtnya menonjol.
ketika Mas Nanang memilih Laila seakan-akan memberi kode dengan kedipan mata. jadilah Mas Nanang memilih Laila. Laila menggandeng manja Mas Nanang dan mereka masuk ke Room dan melakukan ritualnya. Sejak saat itu, Mas Nanang jalan dengan Laila, sampai hari sabtu pun pamit lembur ke Mbak Widya dan jalan dengan Laila.
"aku ngga bisa lupa Mas, inget dikit aja langsung ngасеng peliku, nah kalo dirumah ga bisa Mas, beda rasanya" jelas Mas Nanang kepadaku.
"hmmm" aku tidak mengatakan apapun
"lintrik ta Mas ini?" (lintrik sejenis pelet)
"waduh saya ngga tau mas gitu-gitu, saran saya coba Mas Nanang putus kontak saja dengan Laila"
"Ga bisa mas udah ta coba ada aja yang mengingatkan ke dia, tiap berangkat aku mesti video call sampai kantor, dikantor juga, nanti malam jemput ta anter ke kost"
aku bingung juga ngasi tahu mas nanang, lain sisi aku kasian tapi lain sisi lagi aku senang karena pasti widya tambah lengket denganku. tapi aku ga boleh seperti ini, aku bukan orang jahat. cuman doyan kenthu aja.
kasus mas nanang ini hanya kasmaran saja menurutku, dan memang terasa lebih menyenangkan orang baru, apalagi pasti Laila ini pintar memainkan suasana. membuat Mas Nanang menjadi raja dalam satu hari. aku pernah diceritain kawanku yang pernah mendapat kasus yang sama dengan Mas Nanang. tapi mungkin juga bisa lain, apa Laila benar-benar suka dengan Mas Nanang.
"Saya mesti gimana Mas supaya bisa bantu Mas Nanang?
"Sabtu depan ikut aku ya Mas ke cosco"
"eh trus gimana Mas, aku disuruh apa?"
"wes ikut saja dulu Mas, besok ta ceritain rencananya, aku ta keluar sama Widya dulu ada kondangan di Babat Mas"
"Makasih ya Mas" Mas Nanang menyalamiku "Oh iya tadi dicari Ibu"
"Iya Mas sama-sama"
Retno Tanoyo
aku kemudian masuk kamar merapikan kamar dan kemudian mengambil handuk dan mandi. gerah sekali badanku sudah dua hari hanya berkutat di kamar. kamarku aku buka lebar jendela dan pintunya agar udaranya berputar.
Setelah Makan siang Mie Rebus aku kemudian turun ke bawah untuk menemui ibu. menuruni, tangga aku ingat. eh masak aku pakai celana pendek ketemu ibu kost. aku naik lagi untuk berganti celana training, dan kaos kerah. aku berpikir kenapa yah? kalo memang ketauan, pasti Mas Nanang tadi marah.
apa Ibu kost tahu dan memilih untuk menyelesaikan denganku sendiri, mengusirku mungkin agar rumah tangga anaknya tenang kembali. tapi kan aku tidak merusaknya. tapi Ibu kost belum tentu tau masalah utamanya yah.
ya sudahlah. aku mengetuk pintu dan mengucapkan salam. beberapa menit aku tunggu tetap tidak ada jawaban. aku mencoba masuk karena pintu tidak tertutup sempurna, aku memanggil pelan
"Bu Retno, saya yudo"
masih tidak ada jawaban
"tadi ibu memanggil ya?"
"permisi saya masuk yah"
apa aku ketok pintu kamar bu Retno, tapi sangat tidak sopan, ternyata kamarnya terbuka sedikit. aku memberanikan diri untuk melihat kedalam, tapi terdengar suara
"emmmh"
clop clop
"aahhk"
clop clop
"ahhk" "mmh"
duuh sial kenapa lagi kok pas saat begini? apakah bapak pulang? aku sudah membalikkan badan untuk meninggalkan tapi suaranya semakin keras dan aku penasaran. "uggh itu hanya suara bu Retno saja. aku tunggu tidak ada suara lelaki. ohh jelas dildo ini, aku teringat menemukannya di atas lemari sewaktu membetulkan lampu.
aku mengintip ke arah kamar, disela pintu yang terbuka, terlihat dipantulan cermin meja riasnya. Bu Retno sedang menungging, dia berpose doggy dan satu tangannya mencolok-colokkan dildo ke mеmеknya dari belakang. Mukanya merah, branya tergantung di punggungnya, masih terkait tapi susunya terekspos. gila mungkin itu 36 B atau 38 B.
Aku baru saja melihat susu sebesar ini secara live. putіngnya kecoklatan dan agak merekah. aku tercekat menelan ludahku, pаntаtnya bulan sekal dan besar, pinggangnya kecil untuk ukuran pаntаt sebesar itu. Gila tubuh nya seperti pemain bokep br4zz3r. kulitnya kuning bersih, hanya di pаntаt terlihat agak gelap, kemudian mеmеknya tembam, bibir mеmеknya besar dan sekarang sedang dicolok-colok oleh dildo yang mengkilat karena terlapisi cairan mеmеknya.
tanpa sadar tanganku meremas kоntоlku yang sudah mengeras didalam celana trainingku. terlihat bercak basah di celanaku karena ujung kоntоlku sudah mengeluarkan pelumasnya. tanganku merogoh ke dalam celana dan mulai mengocok kоntоlku sendiri, nafasku memburu melihat pemandangan yang sungguh liar itu.
tanpa sadar pintu terdorong pelan dan mengeluarkan suara "kriett" secepat itu bu retno menengok kebelakang dan menyambar selimut kain bali di tempat tidur dan menutup dadanya dan mendatangiku, aku hanya sempat membalikkan badan untuk kabur dan...
"YUD Sini!" hardiknya "lihat ke bawah jangan lihat ke arahku" aku tidak berani menolak.
aku membalik badan, berjalan pelan, sambil tanganku menutupi kоntоlku yang masih tegang karena aksi bu retno itu tadi.
"Ada apa kamu kesini?"
"Tadi kata Mas Nanang sa-ya di-pang-gil Ibu"
"trus apa yang kamu lihat barusan?"
"tidak ada bu" kataku berbohong
"tidak ada kok gini?" bu retno tiba-tiba menampar kоntоlku dari luar.
"ugh" terasa linu tapi menimbulkan sensasi yang berbeda. aku tetap dalam posisi menunduk. aku hanya bisa terlihat jari kaki bu Retno yang kukunya di cat keunguan.
"pejamkan matamu"
"maaf bu ampun" pintaku memohon
tiba-tiba bu retno memakai selimut atau kain bali itu untuk menutup kepalaku, dan dia membuat tali untuk mengikatnya di leherku. agak kencang tapi tidak menyakitkan. samar terlihat bu retno didepanku. tiba-tiba remasan keras bu retno ke kоntоlku dan menarikku kedalam kamarnya.
"Hayo ikut, kamu harus dihukum"
"ampun jangan bu"
"aku hanya pasrah aku sudah berbuat kurang ajar di keluarga ini" pikirku
kоntоlku terasa ngilu oleh remasan tangan Bu Retno namun aku merasakan malah berdenyut-denyut memompa lebih banyak darah ke batangnya membuatnya lebih keras dari sebelumnya.
aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh Bu Retno, samar terlihat dia mengambil sesuatu dari bawah, dia mengikatkan sabuk ke tanganku dan mendorongku ke ranjang sampai aku terduduk.
"Bu iya Yudo salah, maaf tadi Yudo masuk karena tidak ada jawaban dari Ibu"
"Kamu tau kan masuk rumah orang tanpa dipersilahkan itu tidak baik" nafas bu retno terdengar tersengal-sengal. dia menampar kоntоlku "plak"
"iya maaf bu" jawabku.
"apa yang kamu intip tadi?"
"saya tidak bermaksud bu"
"APA?" plak kоntоlku lagi menerima tamparan. "oh kurang keras rasanya hukumannya" bu retno kemudian menunduk dan memelorotkan celanaku.
Terlihat kоntоlku mengacung. segera "plak" "plak" dua kali tamparan dikepala kоntоlku, terasa ngilu tapi anehnya enak. kоntоlku bergoyang dan kembali ke posisi semula.
"ini kоntоl sama bandelnya sama yang punya" tiba tiba bu retno mendorongku sampai badanku terjatuh ke ranjang. kakiku menekuk sampai ke lantai, belum sempat berpikir tiba2 penutup kepalaku dikendurkan oleh bu retno, namun hanya membuka mulut dan hidungku saja.
"bu retno maaf"
"gampang minta maaf"
aku tidak tahu apa yang dilakukan oleh bu retno, tapi tiba-tiba dihidungku ada bau yang aneh, bau pаntаt. oh sial apa ini. dan tidak lama mukaku terasa berat karena diduduki oleh bu retno. aku sempat tidak bisa bernafas, tapi aku berhasil merubah posisi kepalaku agar hidungku mendapat sedikit rongga untuk bernafas.
"Jilat!" perintah bu retno sambil menampar kоntоlku.
segera aku menjulurkan lidah ku dan sepertinya aku mengenai mеmеknya, rasa cairan mеmеk yang aku sangat suka, kemudian ketika aku akan melanjutkan bu retno tiba-tiba membentak "enak aja, bukan itu" dia menurunkan sedikit posisi tubuhnya dan pаntаt besar itu terasa mengeser dipipiku, kenyal dan halus.
Bu Retno menyorongkan pаntаtnya ke aku dan lubangnya tepat di depan mulutku. "Jilat!" aku segera menjilatnya, ada rasa aneh di lidahku tapi segera berubah menjadi perasaan sаngе yang berlebihan. dan aku sangat bersemangat menjilati lubang pаntаt bu Retno, aku colok-colok memakai lidahku.
"ehhg" "kamu ya" bu retno suaranya tetap tegas tapi dicampur nafas yang memburu, memburu kenikmatan duniawi. bu sambil menikmati jilatanku bu retno memegang pangkal kоntоlku dan menampar kepala kоntоlku berkali-kali. kоntоlku semakin menjadi. aku merasa lebih membesar, entah karena bengkak atau memang sedang ngасеng penuh. panas dan nikmat bercampur di kоntоlku.
kemudian bu retno menggeser posisinya agar mеmеknya yang tepat di mulutku. aku tidak menunda lagi segera ku lahap mеmеk tembem itu, ku ciumi bibir mеmеk yang menggelambir, tidak lupa naik ke lubang pаntаt bu retno dan kembali ke mеmеknya. ku sedot-sedot lеndіr mеmеk bu retno. nampaknya dia menikmatinya, "ahhk" "akkhh" Bu retno memainkan sendiri itіlnya sembari ku jilati mеmеknya. aku tahu karena kadang lidahku terkena kuku bu retno.
Kemudian dia mengangkat badannya, dan tidak lama kоntоlku merasakan kenikmatan yang tidak terkira. Bu Retno merangkak ke arah bawah, dua kakinya menyeruak diantara dua kakiku dan pаntаtnya menduduki kоntоlku,memasukkan kоntоlku ke mеmеknya tanpa ancang-ancang. SLEPPP. "AHHHK" "MMGHH" berbarengan kami mengerang bersamaan.
"Faak keras sekali kоntоlmu" terdengar Bu Retno bergumam. dia menggoyangnya dengan liar, aku merasakan hentakan pаntаt bu retno dipahaku. aku angkat kepalaku untuk melihat. samar samar ku lihat bu retno membelakangiku jadi aku hanya bisa melihat punggungnya dan pаntаtnya bergerak naik turun di kоntоlku. samar lekuk tubuh bu retno terlihat, sungguh sempurna untuk ukuran umur bu retno. hentakan keras dan kecepatan bu retno sungguh mengagumkan.
kоntоlku serasa di tarik ulur, sakit sekaligus nikmat. aku baru pertama kali diperlakukan seperti ini, herannya aku sangat menikmatinya. perasaan di hukum, disakiti, membuat gairahku membuncah. pаntаtku aku gerakkan melawan hentakan pаntаt bu retno, sehingga membuat hentakan yang lebih keras PLOK PLOK seiring bunyi mеmеk dan kоntоl beradu slep slep. aku menggoyang mencari kelemahan bu retno, dan akhirnya pada suatu posisi. membuat erangan bu retno semakin keras, dan goyangannya pun semakin menggila.
kоntоlku menusuk titik nikmat bu retno. "AAHK-AHHK" tiap sodokan seirama dengan erangan bu Retno. Siksa aku tapi aku tidak bakal kalah. aku mulai mengimbangi serangan bu retno, ku renggangkan ikat, di tanganku. aku mulai bisa menumpu dan menyodok bu Retno dari bawah. "ahhk" jemari bu retno mencengkeram sprei, berusaha menahan sodokanku agar dia tidak terjerembab kedepan.
kelakianku mulai muncul dan tidak ku pelankan sodokan ku. kupercepat dan tangan kanan bu retno mulai menggapai ke belakang berusaha untuk menahan sodokanku "ehhk ehhk" dan kemudian "AHHK" creesh creessh cairan bu retno memuncrat melalui sela rapat kоntоlku dan mеmеknya. badannya bergetar keras.
"sial kamu yud" suaranya tetap berusaha tegas tapi terdengar terengah-engah.. Dengan sedikit sentakan ku lepaskan ikatanku. kemudian aku berdiri dengan kоntоl tetap di dalam mеmеk bu retno di kudorong Bu Retno, dia gelagapan berusaha menahan agar tidak terjatuh, tapi aku tanganku menahan pinggangnya, hanya mengambil posisi agar aku lebih mendominasi. tangan bu retno berusaha menggapai gapai meja rias. tangan kirinya berhasil menggapai meja tapi dengan sigap aku pegang tangan kanannya dan kutarik ke belakang.
aku pegang dengan satu tangan, dia meronta tapi sepertinya aku bisa menghandle kondisi ini. satu tangan aku pakai untuk menahan pinggang bu retno. Aku hentakan kоntоlku ke mеmеknya untuk mereda gerakan bu retno melepaskan diri. ku tarik kоntоlku dan ku hentakkan lagi ke mеmеknya, "AHHK FA-AK kamu Yud" kuhentak hentak sepenuh tenaga, dan Bu Retno mulai menyerah.
aku lepaskan kain bali yang sedari tadi melilit kepalaku, aku melihat dari pantulan kaca wajah bu retno kelihatan kesal tapi juga nikmat. Aku pompa mеmеk bu retno dengan bertubi-tubi "AHHHk AHHK" tiba-tiba tubuh bu retno mengejang segera kulepaskan dan Creettttt cairan seperti air kencing menyembur dari mеmеknya "aahh shiit" bu retno mengumpat.
kemudian aku menunduk dan menjilati mеmеknya yang basah. asin anyir khas mеmеk yang sangat nikmat. bu retno terhuyung tidak ku beri ampun pikirku. aku berdiri dan menghunjamkan kоntоlku, tapi bu retno tiba-tiba...
"tunggu yud" dia menoleh dan mukanya sudah tidak karuan, kuyu matanya sayu tapi puas. dia bergeser ke arah ranjang. dia menengkurapkan badannya di ranjang, kakinya berada dilantai, susunya yang besar tergencet dan muncul dari samping badan, kedua tangannya memegang pаntаtnya dan menarik nya sehingga lubang pаntаt dan mеmеknya terekspos "pakai aku yud"
tanpa tunggu lama kоntоlku langsung menerobos masuk ke mеmеknya "ahhk" dia terpekik aku pompa mеmеknya dan saking gemas melihat pаntаtnya yang besar dan bulat tanganku meremas kencang. kemudian tangannya menyatu kebelakang menandakan dia pasrah.
segera kusambut dan aku mengambil kain bali dari lantai untuk mengikatnya. aku genjot Bu Retno seperti kesetanan, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi gairah ini sangat memuncak dan aku seperti ingin menyiksanya. dengan satu tangan memegangi ikatan, tangan kiriku menampar pаntаtnya berkali "plakss-plakss" "ahhk-ahhk" ku sodokkan kоntоlku dengan keras, kucabut dan kusodokkan lagi berkali-kali.
rasa mеmеk bu retno sungguh enak "plok-plok" pahaku dan pаntаt besar bu retno beradu, badannya terguncang-guncang menerima sodokan kasarku. matanya membelalak ketika kоntоlku kucabut dan kusodokkan lagi ke mеmеknya yang basah. "Yud kluarin please, aku ga kuat" aku memacu sodokanku lebih kencang aku kasian juga dengan Bu Retno yang wajahnya memerah dan tubuhnya sudah lemas, mungkin karena dia sudah orgаѕmе hebat sampai keluar cairan seperti pipis tadi.
aku masih ingin menikmati mеmеk bu retno lebih lama, tapi aku kasian juga. ku angkat satu kakiku ke ranjang, dan menggenjot bu Retno dengan seluruh kekuatanku. Rasa geli menjalar dari batang kоntоlku,
"ahhk" "ja-ngan ke-luar la-gi" "aahhhk" ternyata bu retno menduluiku "oh my g-od" aku tetap memompa mеmеknya cairan bu retno memuncrat-muncrat diantara sodokanku aku mencabut dan menyodok dengan kasar dan "AHHHK" pејuku menyembur di mеmеk bu Retno.
"oogh" bu retno juga mengerang ketika aku mencapai orgаѕmе. tiba-tiba "jangan cabut dulu dalemin yud dalemin" aku mendorong dalam-dalam kоntоlku ke mеmеk bu retno. gila rasa ini belum pernah aku rasakan, mеmеk bu retno berkedut-kedut, pаntаt bu retno licin karena cairan orgаѕmеnya terasa nikmat di pahaku.
aku melepas ikatannya bu retno dan sewaktu aku mau mencabut kоntоlku bu retno menahannya dan bilang "sini yud rebah dibadanku, peluk aku dari belakang. aku menurut dan kepalaku berada di sebelah mukanya. "cium pipiku lembut, please"
aku menciumnya dan dia memejamkan mata dan tersenyum menikmatinya. kоntоlku masi berada dalam mеmеknya dan terasa bu retno menggoyang pаntаtnya pelan seakan-akan baru saja mendapat kenikmatan yang luar biasa dari kоntоlku. seenak itu kah? aku juga tidak tahu. yang aku tahu hanya aku juga merasakannya.
"Yud maaf ya" dia membuka matanya
"eh Bu Retno, i-ya ga-papa"
"aku punya kelainan ini, dan bapak tidak terima seutuhnya, aku tau kamu sudah dewasa Yud, kamu tahu kan maksudku"
aku mencabut kоntоlku pelan, bu retno melenguh "ehk" dan mukanya memerah. "maaf yud" "kok aku jadi keenakan banget". dari mеmеknya meleleh pејuhku dan cairan orgаѕmеnya. aku melihat pаntаtnya kemerahan terkena tamparanku dan hentakanku tadi.
"maaf bu saya tadi kelewatan"
bu Retno tidak menjawab, dia membalikkan badan dan menarik kain bali untuk menutupi tubuhnya, dia beranjak dan duduk di pinggiran tempat tidur. "Sini Yud" dia menepuk-nepuk ranjang di sebelahnya, mengisyaratkan aku untuk duduk disebelahnya. "permisi bu mohon maaf"
"aku yang seharusnya minta maaf Yud, sudah menyiksa mu seperti tadi, aku juga tidak tahu kenapa aku bisa kalap seperti itu, aku harap kamu tidak marah, tapi kalo iya pun aku terima, misal kamu sudah tidak nyaman gara-gara kejadian ini aku paham kok"
"eh ga-papa bu, malah saya yang mau minta maaf saya tadi kelewatan nampar-nampar ibu"
"oh spanking pаntаt? aku suka kok" sembari tangannya memegang pahaku.
"kоntоlmu kecil yah kalo gini, tapi kalo lagi on gila sesak di mеmеkku dan keras banget"
"eh saya ngga tahu sih bu, dari sananya seperti ini kok"
"setidaknya biarkan aku cerita yah, setelah itu kamu boleh memutuskan untuk bagaimana dengan kejadian ini, aku mempunyai kecenderungan sadomasochist entah itu sebagai Dom atau slave, tapi aku bisa benar-benar terpuaskan kalau merasakan rasa sakit atau menyiksa seseorang, yah bukan melukai yah Yud, tapi hanya menampar memukul mengikat."
"BDSM gitu yah bu?"
"itu kamu tahu? bokep yah?"
aku mengangguk dan tetap fokus mendengarkan
"aku tidak tahu kapan, aku mulai mengalami ini, tapi mungkin gara-gara sewaktu kecil aku sering di hukum orang tuaku dengan ditampar, di rotan, dijambak, begitu juga dengan saudara-saudaraku, tapi aku tidak pernah sakit hati karena aku menerima itu sebagai hukuman ketika aku nakal, itu hanya wujud mereka untuk memarahiku, tidak pernah sampai parah dan aku terluka"
"ohh maaf bu" aku agak terbelalak, dan sedih mendengar cerita itu
"lho kenapa? tidak apa-apa hubunganku dengan orang tuaku semasa masih hidup sangat harmonis kok kami saling menyayangi saling perhatian, cuman memang mungkin cara mengasuh mereka yang keras"
Bu Retno terlihat menerawang sebentar
"kamu kenapa? kok gelisah"
"saya pakai pakaian ya bu? saya sungkan"
"hahaha kamu lucu yud" dia beranjak dan mengambilkan pakaianku
"eh jangan bu"
dia hanya melirik dengan tajam "sudah diam"
Bu Retno dia berdiri dan memakaikan kaosku, buah dadanya menyembul dari atas karena tergencet kain bali yang menutupinya. kemudian dia berjongkok dan memakaikan celanaku
"udah besok lagi aku capek Yud" ternyata sewaktu dipakaikan celana kоntоlku mulai mengembang "eh iya maaf bu engga kok, suka susah diatur ini" jawabku malu.
"kamu ada acara?"
"eh engga sih bu"
"ya udah tunggu diruang tamu ya sebentar saya menyusul"
"iya bu"
tidak lama bu retno keluar membawakan segelas es teh dan camilan pisang goreng.
"ini yang manis-manis biar kamu seger" ujar bu Retno sambil tersenyum. dia memakai pakaian panjang namun ketat, memperlihatkan lekuk tubuhnya yang aduhai. kemudian dia duduk dan menyilangkan kakinya
"aku bertemu bapak bertahun-tahun lalu, dia pria yang baik namun keras pendiriannya karena orang tuanya sangat menjunjung adat dan martabat jawa, bertahun-tahun kami menikah aku tidak pernah menunjukkan kalo aku tidak puas berhubungan layakknya suami istri dengan bapak, bukannya bapak tidak kuat, tapi aku yang butuh perlakuan istimewa"
"walaupun lama tapi aku tidak benar-benar puas, kemudian aku mulai mencoba masturbasi dan dikala itu aku merasa ingin menyakiti diriku sendiri, awalnya dulu aku memakai benda-benda yang ada di rumah, kemudian aku mulai membeli alat-alat BDSM lewat online, sampai akhirnya bapak mengetahuinya.
dia merasa sangat terpukul dan memarahiku, aku berusaha menjelaskan tapi bapak tidak bisa memahaminya, kurang lebih begitu lah yud, sejak saat itu memang frekuensinya berkurang, tapi tetap aku menunaikan kewajiban sebagai istri untuk memuaskan suami."
aku meneguk es teh itu, dan langsung menghabiskannya
"nah sekarang kamu yud"
"eh saya kenapa bu?" agak kaget tiba-tiba ditembak dengan pertanyaan itu
"ya perlakuanku ke kamu tadi apa tidak membuat kamu marah"
"enggg.."
"gapapa yud gapapa jujur aja"
"iya bu jujur saya menikmatinya, malah saya kelewatan ke Bu Retno tadi"
"jadi?" muka bu Retno sumringah mendengar jawabanku "eh tapi kalo kamu kapok ya udah sih jangan sampai terulang lagi lah ya, ngawur aku tadi" dengan muka yang kelihatan berharap aku menjawab sesuai keinginannya.
sambil menggaruk kepala dan malu aku menjawab
"ya saya siap aja sih bu hehehe"
Bu Retno memandangku dalam dan tersenyum kecil.
Senyum Widya Babak 7
-Mas maaf kemarin aku keluar sampai malam-
-Widya bisa cerita ngga ?-
-Nanti malam Widya tunggu di Cak Ri Randu Agung yah-
-ok Mbak-
mukaku sudah hampir seperti kertas buluk, sedari pagi aku menyelesaikan hitungan-hitungan yang terpending karena aku sakit kemarin. Icha terlihat juga sibuk di depan komputernya, sambil mencatat-catat.
"oi" aku lempar Icha pakai kertas
"hmmmh sek mas"
"wes ga update blass, piye-piye?"
dia mencibirkan bibirnya, mmh gemesin sih, bibir yang pernah mencicipi kоntоlku. hehehe. aku kadang berpikir kok bisa yah, dikelilingi lautan bіrаhі seperti ini. tapi daripada aku jajan seperti Mas Nanang, ngga deh, aku cukup terpenuhi kok sekarang ini.
-woi Mas Yud-
WA dari Icha muncul di notif HPku
-hai hai gimana?-
-ya gitu deh ternyata Abah itu ngga marah yang gimana2, kecewa iya Mas, tapi lebih ke bahagia soalnya dia punya cucu lagi yang masih kecil, soalnya kan mbak dila anaknya udah gede-
-pas abis kejadian santika itu kayaknya kamu dipanggil yah Dek?-
-ooh iya itu abah malah bingung nyari nama, nyari rumah sakit, nyari tempat buat nikahan mas-
-oh syukur deh kalo gitu dek kalo udah beres-
-mm Mas kejadian di Santika itu, Icha mau nanya-
-iya apa dek?- aku membalas dengan kata-kata ini saja, tadinya aku mau becanda untuk bilang mau di ulang tapi aku mengurungkan niatku daripada malah nanti jadi panjang.
-mas pake obat kuat yah?-
aku langsung menoleh ke Icha dan menunjukkan muka mengernyit, dia kemudian memberi kode "balas aja"
-ya ngga lah, kan mas kesana ga tau mau ngapain, kirain mau nemenin barengan bay-
-ya iya sih, cuman mas kok lama banget sih, trus itunya bisa gitu banget-
kemudian WA dari widya masuk
-Mas nanti jadi yah, widya kangen, jangan panggil mbak, widya lagi sendirian kok-
-iya sayangnya mas nanti pulang kerja mas tunggu di Warung kopi Cak Ri yah-
-kita lama ngga ngobrol sayang, widya kangen banget-
-Mas juga widya sayang-
-P-
-P-
Icha memberondong dengan Ping ke hpku
-jawaaaab Massss-
-hahaha maap, tadi balesin wa-
-siapa? pacar ya mas?-
-bukan, tukang plakat aku mau pasang plakat mukanya icha gede ditulisin #anakkepo- aku ga mungkin mengakui widya sebagai pacarku ke icha, soalnya pasti nanti dia kepo kepengen tau dan akhirnya ketauan semuanya.
-tau aahh Masss aku mau ngambeeekkkk-
-hahaha-
-mas ayolaah-
-oh iya maap ngga kok biasa aja, emang kenapa sih?-
-ya bisa kerasa banget trus aku bisa kayak pipis pipis gitu, enak mas trus punya mas kayak penuh banget di punyaku-
ini anak kalo diterusin malah bisa-bisa ngga kawin sama Bay ini aku harus meluruskannya
-ya gini lho widya, itu mas ga tau ya cuman punyaku segini aja kok standart laah, tuh punya bule gede-gede-
aku melanjutkan -kalo masalah lama, ya ga tau sih cuman aku akhirnya menikmati juga kemaren, cuman itu ga boleh sebenernya kan kita bukan apa-apa-
-kok bukan apa-apa sih maass?-
-lho iya kita adek kakak, mana ada yang gituan hayo-
-eh iya juga sih, eh tapi eh tapi kalo pipis enak itu apa mas?-
-itu kamu orgаѕmе namanya, klimaks sama kalo kaya mas keluar itu-
-ooh enak banget baru kemarin lho mas Icha gitu-
Mati aku. duh malah kok bahasnya terlalu vulgar
-ya kamu nanti kalo udah sama Bay pasti juga bisa toh, asal sama-sama menikmati, kamu harus terbuka sama pasanganmu pengen mu diapain digimanain jadi kamu bisa dapet lagi-
-malu mas-
-lha ngapain malu sama suami sendiri-
-ahahaha Icha punya suami abis ini, lucu-
-makanya itu kamu harus komunikasi sama suami kamu, apalagi tentang seks yah biar sama-sama enaknya-
-tapi mas kemaren kok bisa tau aku harus digimanain hayo?-
duuh ni anak yah, anak sekarang keponya bikin bingung jawabnya
-kebetulan aja kali-
-ga ah pasti ada rahasianya, mas sama pacarnya yang dulu juga gitu?-
-oii ganti topik-
-mas itu kaya udah pengalaman banget lho, beda si Bay-
-jangan gitu dek, kan suaminya dek Icha si Bay bukan mas-
-iya sih mas Icha sayang sama Bay tapi mas lebih gimana gitu kalo urusan gituan-
duuh bandel banget sih ini anak, aku sih suka-suka aja cuman aku ga mau jadi sandungan mereka, aku udah salah jalan sama widya. aku ga mungkin lah ganggu pasangan baru ini.
-pacarnya pasti keenakan banget ya sama mas dulu-
-pipis-pipis enak terus yah-
-katanya kalo cowo harus dikeluarin ya mas biar ngga pusing-
-trus mas keluarinnya gimana coba?-
aku bingung jawabnya icha memberondong dengan pertanyaan-pertanyaan itu
-deek udah yaa-
-aah mas ga asik ah-
"NUR"
abah memanggil. saved by the bell.
-mas harus jawab- wa terakhir dari icha
riing riiing
*Ibu Kost memanggil*
"njih bu"
"Yud sabtu kamu libur?"
"saya masuk setengah hari bu, ada apa yah"
"kamu bisa nyetir mobil?"
"bisa bu"
"ya udah kalo jadi anterin ibu ya"
"njih bu"
gila ini, mau diajak kemana aku? pikiranku kacau balau. permainanku dengan Bu Retno kemarin sungguh gila menurutku. tapi ya aku tidak boleh berpikir yang tidak-tidak dulu. aku menepuk kоntоlku yang mulai mengeras "wes rasah kumat" beda memang efek tepukan Bu Retno dan ketika aku menepuk sendiri.
Cerita Senyum Manis Widya (Bag.3) Selesai !
Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Senyum Manis Widya (Bag.3) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Selingkuh, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!
Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google:
ABG,
Fiksi,
Selingkuh, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Senyum Manis Widya (Bag.3) :https://cerpen-21.blogspot.com/2020/02/senyum-manis-widya-3.html