Senyum Manis Widya (Bag.4)

Cerita Dewasa Senyum Manis Widya (Bag.4) - Kisah kali ini akan lebih fokus kepada Laila. Akankah drama ini masih akan terus berlanjut? Jangan lewatkan kisah ini.

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Senyum Manis Widya (Bag.4)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Selingkuh,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


aku membereskan mejaku dan menumpuk kerjaan untuk besok pagi, dan sepertinya aku harus membawa sebagian pulang karena tidak mungkin ini bakalan selesai.

trang tang tang tang

Ku hidupkan motorku, nyaringnya suara knalpotku yang merdu bagiku, tapi mеmеkakkan telinga bagi orang lain. Jet Darat sebutan orang-orang atau Motor Jambret, entahlah tapi aku suka sekali dengan motor ini. aku menengok kebelakang sebelum memundurkan motorku karena spion ku hanya syarat saja agar tidak terkena tilang.

terlihat Icha keluar dari kantor menuju ke Yaris TRD Putih miliknya. dia mengacungkan kepalan sambil mencibir, tapi setelah itu dia tersenyum manis. aku sengaja tidak membalas senyumnya, aku membalikkan badan dan melambaikan tanganku kemudian memacu motorku meninggalkan kantor, meninggalkan asap wangi Castrol Activ.

Cak Ri tidak pernah tidak sepi, aku menuju ke salah satu tempat duduk kosong dan duduk disana. aku buka WA belum ada WA dari Widya, kemudian, aku update status di WA foto kopi dan rokok. aku memang jarang sekali update WA.

-woi dimana?-
ada kawan yang mereply statusku
-hahaha kuwi poto wingi, pencitraan ae-
-cuk-

-sabar ya mas-
Widya mereply tapi tidak kubalas

tidak lama widya muncul dengan pakaian yang tidak biasa dia pakai, jeans dan hoodie warna hitam bertuliskan "death vomit" salah satu band death metal dari Jogja. aku sampai termangu melihatnya.
"ngelamun aja mas"
"eh iya mbak...wid"
"kaget ya, widya pakai begini, iya biar ngga mencolok mas, masa pakai hijab sama gamis gitu"
"eh iya iya"
"Mas apa kabar?" sambil Widya tersenyum manis sekali, semanis sewaktu dia menyapaku di pagi hari. Senyum yang membuat hariku menjadi semangat.
"baik, baik banget abis ketemu kamu"
widya tersipu malu, dia duduk disebelahku kananku agar agak tertutupi oleh pandangan orang-orang.
"ngga pesen minum widya?"
"ngga mas bentar aja kok"
"yaah" dalam hati aku agak kecewa
"Mas aku mau cerita, ternyata dugaanku benar Mas, Mas nanang ada yang lain."

deg. hatiku berdebar. "kenapa bisa widya tahu" pikirku dalam hati
"Mas Nanang sering banget ijin luar kota, tapi aku track HPnya ternyata dia ada di Surabaya saja, padahal bilangnya ke Jombang, Sragen atau kota-kota lain." Hari ini tadi dia pamit lagi sampai hari Minggu besok, Masalah ini ibu sudah tahu, makanya nanti malam aku minta antar Mas untuk menemui Mas Nanang yah, dia ada di salah satu hotel di tengah kota Surabaya." jelas Widya kepadaku dengan mata nanar.

"Widya, apa aku tidak terlalu ikut campur dalam urusan rumah tanggamu?"
"aku mau minta tolong siapa lagi mas?, ibu sudah tahu kok dan membolehkanku mengajak Mas Yud"
"oh baik widya, kenapa tidak wa saja tadi? kan ngga usah repot-repot"
"kan aku mau ketemu Mas, ndak mau?" rajuknya dengan bibir dimanyunkan
"eh iya iya, sayangnya mas" tanganku merambat ke jarinya yang berpegangan di kursi di sebelah pahanya. dia menyambutnya dengan menggenggam jariku. kami berdua menunduk dan tersenyum.
tiba-tiba dia melepaskan pegangan kita, dan bilang dengan suara berbisik "Mas nanti jam 23.00 turun yah, aku balik dulu itu ada teman Mas Nanang baru dateng, aku balik dulu Mas sayang"
"eh iya iya" widya berjalan tanpa menoleh kebelakang
pikiranku kacau apa yang harus aku lakukan, aku tidak bisa ikut dalam masalah ini sebenarnya. semua serba salah.

tidak lama aku pulang ke kamar kost dan merebahkan diri. aku melihat ke langit-langit dan menunggu waktu. tiba-tiba ada pikiranku yang mengatakan, aku harus memberi tahu Mas Nanang. aku segera mengambil HPKu.

-Mas, dmn?-
tidak lama kemudian nada dering ku berbunyi
"Oi Mas,gimana?" suara Mas Nanang terdengar dengan latar belakang suara berita dari TV lokal.
"Mas ketauan" aku memberanikan diri membuka hal itu dengan Mas Nanang.
"lho apa maksudnya mas?" Mas Nanang masih mengelak.
"Mbak Widya tahu mas, HP Mas di track"
"bener ta mas? ini mas sama siapa?"
"sendiri di kamar"
"duh terus piye Mas" suara panik Mas Nanang terdengar. "aku tak pulang aja wes sekarang"
"Mas mau masalah ini beres?" tanyaku
"Mau mas gimana?"
"tapi janji nurut dan bisa dipegang omongan Mas Nanang yah"
"iya mas"
kemudian aku menceritakan rencanaku dan mas nanang menyetujuinya. tuut tuut
semoga yang aku lakukan tidak menambah keruh suasana

22.55 WIB

aku menyulut rokok didepan rumah kost, sambil merasakan dinginnya angin. Widya keluar dari pintu depan, dia menggunakan baju yang sangat santun, dengan jilbab panjang dan baju lebar. nampak anggun dan ayu. wajahnya nampak gusar namun dia sempatkan tersenyum.

kami memasuki tol romokalisari, jalanan nampak lengang dan hanya truk-truk besar memuat container yang menemani kami. disepanjang jalan tidak banyak pembicaraan, kami tenggelam dalam lamunan masing-masing.

"Widya sedih yah?" sepertinya perasaannya sudah tidak terbendung dia kemudian menangis sejadi-jadinya. kedua tangannya menutupi mukanya, tangisnya dalam dan menyesakkan. aku membiarkan nya puas menangis dahulu, siapa juga yang kuat untuk menahan beban seperti itu. aku hanya mengelus kepalanya dan memegang pundaknya.

widya tetap menangis, tangannya mencari sesuatu di tasnya. dan dia membuka gallery fotonya. dia memperlihatkan sebuah screenshot. ada foto profil wanita muda berambut panjang yang terlihat belahan dadanya yang dinamai Lukman. "mungkinkah ini laila" pikirku dalam hati.

memang wajahnya menunjukkan daya tarik sensual yang sangat menggoda. walau bukan tipeku sih. di foto itu dia memakai baju seperti seragam putih dengan list biru, dan name tag yang terbalik.

Laila

"kamu yakin wid?"
"geser aja mas gambarnya"
gambar berikutnya ada lah list video call dari kontak tersebut. Dengan tanggal yang belum lama. jam-jam video callnya juga menunjukkan sewaktu Mas Nanang diluar rumah. aku sebenarnya ingin sekali untuk membuka semua ke widya, tapi hati kecilku yang menolakknya. aku tidak mau menghancurkan rumah tangga orang. aku sudah berjanji kepada diriku untuk memperbaiki rumah tangga mereka.

"ya sudah sabar yah, berpikir positif thinking aja ya Widya" widya melihat ke arahku dengan wajah yang sangat terpukul.
segera kupacu mobil suv milik widya ini. setelah 30 menit perjalanan kita sampai di sebuah hotel, mungkin bintang 3 atau 4 di ruas jalan Basuki Rahmat Surabaya. saya memarkir mobil di basement. "kamu siap?" tiba-tiba widya memelukku, dan aku memeluk Widya balik, aku elus punggungnya pelan dan berkata. "apapun yang terjadi, berpikir positif agar semuanya menjadi baik"
widya menjawab lirih, "i-ya Mas"

aku berjalan naik ke resepsionis dan widya menjelaskan, kalo dia adalah istrinya Bapak Nanang yang baru saja sampai, hp Pak Nanang tidak dapat dihubungi. Kemudian resepsionis tersebut memencet nomor kamar, aku bisa lihat dari samping, 403.

"Halo selamat malam mohon maaf mengganggu Pak Nanang, oh maaf salah Bu. Baik. Selamat Istirahat dan mohon maaf sekali lagi"
kemudian dia terlihat membuka-buka bukunya, kemudian memencet nomor kamar lain. 405.

Selamat Malam Pak Nanang, mohon maaf mengganggu. ini ada Ibu Widya mencari bapak, apa benar ini tamu bapak?" tidak terdengar suara balasan dari orang yang ditelponnya "oh begitu pak, baik pak"
Ibu diminta naik ke kamar 405 sama pak Nanang.
"ayo temani Mas" pinta widya kepadaku.
"ba-ik"

kami menaiki lift dan berbelok ke kanan dan sampai didepan kamar 405
Widya memencet bel dan tidak lama pintu dibuka.
hatiku berdebar apakah rencanaku berhasil?

-----

Wajah Mas Nanang tampak lusuh membuka pintu.
"ayo masuk Ma, eh ada kamu. masuk juga yud"
kata Mas Nanang yang melihatku ragu-ragu untuk masuk. terlihat kamarnya berantakan, banyak kertas berserakan di tempat tidur dan di meja kerja. gelas bekas kopi dan piring bekas makanan. laptop juga masih terbuka dan terlihat program excell terbuka dengan tulisan angka-angka.

"Duduk"
Widya tampak tertunduk, dan tangannya meremas-remas pahanya.
"karena kamu udah anter widya kesini, kamu berhak tau Yud"
deg-deg-deg. jantungku berdebar-debar tidak karuan.
"Ma, papa minta maaf ya tidak jujur ke Mama, tapi papa malem ini mau jawab semua pertanyaan-pertanyaan mama"
"Pa" Widya tercekat "Papa ngapain disini?"
"Papa nyelesein kerjaan ma, lihat kan"
"tapi kenapa harus disini, tidak dirumah?"
"maaf ya ma cuman papa butuh ketenangan"
"terus kemarin-kemarin kalo papa tidak pulang apa juga begini?"
"iya Ma" jawab mas Nanang pendek, menghindari kesalahan berbicara
"kenapa papa ngga jujur dan ngga ngomong saja ke Mama?"
"ya itu salahku, cuman papa seharusnya kan kalo pulang buat keluarga, bukan buat kerjaan lagi" kelit Mas Nanang. dia berusaha untuk menampakkan muka yang tenang, tapi aku bisa melihatnya karena sorot matanya kadang lepas dan terlihat bola matanya melihat kearah yang tidak pasti.
"terus ini siapa mas"
dia menunjukkan persis seperti apa yang ditunjukkan padaku tadi sewaktu dijalan.
"oh itu si Laila"
Degggggg. Gila Mas Nanang mau membuka ini semua.
"itu pacarnya Pak Lukman, manajernya Pabrik Alat-alat dapur di sidoarjo sana Ma, emang kenapa ma?"
"kok VC ke Papa?"
"iya itu pas aku bareng sama Pak Lukman, karena dia ingin menghapus jejak saja, ya susah sih ya ma, mama mau percaya atau tidak, cuman sekarang papa balikin ke mama saja, papa pasrah" kata Mas Nanang sambil menghidupkan rokoknya.
"Rokok lho Yud" lanjut dia menawariku
"ada Mas"
"Mama pengen ngobrol berdua sama Papa"
"Yud kamu, disini yah, tidur sini aja aku sama Widya jalan pulang"
"eh iya Mas"
"makasih ya Mas Yud" kata Widya pendek
"eh iya Mbak" setelah berberes Mas Nanang dan Widya berjalan keluar dan menutup pintu.
huuft. rencana awal berhasil. tidak lama bel berbunyi. aku membukakan pintu.
"ini kunci kamar sebelah Mas, nanti tolong kasih tahu yah. makasih ya"
aku hanya membalas "janjimu yo mas"
"siap Mas. suwun tenan" jawab mas nanang dan bergegas pergi.

aku membuat rencana yang nampaknya berhasil, jadi kesalahan mas Nanang ditutupi namun dia berjanji untuk membahagiakan Widya, dan menyudahi perselingkuhannya dengan Laila. Aku memegang janji Mas Nanang, nanti kalo meleset aku mengancam akan membuka semuanya. aku memang sutradaranya, tapi pikirku ini demi baiknya rumah tangga mereka.

aku merebahkan diri dulu ditempat tidur, ah semoga semua rencana berjalan dan semua bahagia. meski dalam lubuk hati aku sedih, korbannya adalah hubunganku dengan Widya. tapi aku tidak boleh egois karena ini hal yang seharusnya dilakukan.

aku berjalan keluar kamar, aku ambil kartu dari saklar listrik dan menggantinya dengan SIM ku. kuketok kamar 403 kok tidak ada yang menyahut tapi tadi Mas Nanang memberikan kunci kepadaku. berarti aku langsung bisa masuk, apa tidak ada orang didalam.

kemudian aku menempelkan kartu kunci ke gagang pintu. warna hijau muncul dari indikator dan aku membuka pintu itu.

terdengar suara wanita
"iya mbak"
"saya juga tidak menyangka jadinya seperti ini, padahal saya mengira sudah diatur mas lukman"
aku maju dan terlihat Laila memberi tanda, "masuk" dengan melambaikan tangannya. satu tangan memegang handphone. dia duduk terlihat separuh badan, kakinya tertutup selimut, dia memakai kaos model sabrina yang kelihatan dipotong dengan acak. belahan dadanya terbuka, dia mempersilahkan aku duduk.

aku mendengarkan percakapan itu
"saya mohon maaf ya mbak, saya bakal bilang mas lukman untuk tidak minta tolong lagi ke Pak Nanang"
"iya malam mbak"
dia menoleh ke aku setelah menutup teleponnya
"Yudo yah?" dengan tidak canggung dia bangun, dari duduknya selimutnya terbuka dan nampak dia memakai hot pants dari jeans. "Laila" sambil mengulurkan tangan.
aku menerima salam itu
"makasih yah, Papi eh mas Nanang udah cerita, mas yang bantuin kita"
"eh iya mbak"
dia duduk di pinggir ranjang tepat didepanku
"ada rokok Yud, aku lupa beli tadi"
"ada mbak" aku mengulurkan rokokku
"eh samaan rokoknya"
dia menghisap kuat dan menghembuskannya ke atas
"kenal istrinya mas Nanang?"
"kenal mbak"
"panggil laila aja, paling tuaan kamu, udah nikah?"
"belum"
"sini lho deketan, takut amat hahahaha"
"eh"
"takut kecantol kaya Papi? hahahaha"
"ngga kok hehehe"
"masa sih? sini coba"
"coba apa laila?" tanyaku
"cobain aku hahaha, becanda kok, kalo mau cobain aku harus di test dulu"
"eh ngga deh mbak, saya suka grogi kalo ujian, ngga ada yang dicontek lagi"
"hahaha" dia tertawa lepas "Papi cerita apa aja ke kamu Yud?"
kemudian dia menunduk menggaruk kakinya, bajunya yang agak longgar terbuka membuat susunya terekspos tepat didepan mataku
"yah ngg-a banyak kok La, cuman deket sama kamu gitu aja"
"Ngga pernah cerita apa-apa gitu?"
aku menggeleng
"jadi ini Papi ga balik yah" gumam Laila
"kamu tidur sini kan Yud? aku suka ga berani kalo di hotel yang belum pernah gini"
"eh iya mbak di sebelah tapinya"
"lho jangan disini aja, akunya takut Yud" sambil mukanya memelas
"eh iya mbak" hawa kamar itu tidak sedingin kelihatannya, apa badanku yang menghangat di suguhi tontonan seperti ini yah. badan Laila memang cenderung bohay, dengan tonjolan susu dan pаntаt yang besar. hampir seperti Bu Retno tapi ini lebih kecil sih.
"bentar aku pipis dulu" dia melirik sambil tersenyum, entah apa maksud senyumnya. lirikannya memang nakal.
terdengar suara air flush tapi dia masih belum keluar juga.
"Yud merem yah, celanaku basah aku mau ambil kesitu"
"eh, iya mbak"
"tolong ambilin aja deh, nanti kamu inceng lagi, buka aja koperku ada celana di atas situ warna ungu ada renda-renda putih, sama atasannya juga sama warnanya" pinta Laila dari dalam kamar mandi.

aku membuka kopernya, kemudian segera menemukan baju yang dimaksud. bahannya terasa lembut sekali seperti satin. aku berjalan ke kamar mandi, aku ketok dan pintu terbuka sedikit. tangan Laila keluar dan meraih baju yang aku bawakan.

tidak lama dia keluar memakai baju itu, ternyata itu baju tidur tanpa lengan dan celana pendeknya. tonjolan Laila semakin terlihat menggoda, dan sial dia tidak memakai bra sekarang. putіngnya tampak mencuat dari balik baju. dia mengarah ke koper dan membungkuk untuk mengambil sesuatu. di pаntаtnya juga tidak nampak garis celana dalam. apa dia tidak memakai apa-apa di dalam sana.

"daripada ngga ada lah" samar terdengar suara Laila bergumam.
"eh apa mbak?" aku menyahut
"ngga papa mau tahu aja urusan cewe"
dia mengeluarkan seperti alat oval, dan menancapkannya kabel powernya ke colokan listrik.
tercium aroma wangi tipis. enak juga pikirku.
"aku kalo bobok pake ginian Yud, kamu bobok sebelahku gapapa sini"
"eh ngga mbak dikursi aja"
"lho jangan, ga enak lho ntar sakit semua badanmu"
"gpp mbak" aku kemudian memposisikan diriku di kursi panjang dan merebahkan diri
"ya udah nih" Laila melemparkan bantal kepadaku
"makasih mbak"
"Laila atau Lala aja" sambil tersenyum.

aku memejamkan mataku, aroma dari alat yang di hidup kan Lalila tadi semakin kuat. rasanya harum rempah, enak namun membuat badan agak hangat. aku tertidur di sofa itu tapi tidak terlalu nyaman, aku terbangun dan melihat ke arah laila. selimutnya tersingkap sedikit dan terlihat bongkahan pаntаt Laila. ah sudah. aku tidur saja bahaya ini. aku meremas kоntоlku yang mulai menggeliat. "sudah oi sudah"

aku memejamkan mata, cuman tidak bisa benar-benar pulas. badanku menghangat dan kоntоlku malah semakin tegang. aku berusaha menjinakkannya dengan memejamkan mata. aroma rempah semakin menguat, tiba-tiba aku merasa kоntоlku ada yang menggenggam dan mengelus. aku membuka sedikit mataku dan melirik ke bawah. Terlihat Laila jongkok di sebelah sofaku dan tangannya meremas kоntоlku. aku berpura-pura tidur dan tidak merasakan apa yang dilakukan Laila kepadaku. Laila kemudian membuka resleting celanaku dan mengeluarkan kоntоlku.

"mmh gede kan bener" gumamnya pelan mukanya nampak sumringah melihat kоntоlku. aku tetap berpura-pura tidur dan mencoba untuk tidak bereaksi pada apa yang dilakukan Laila. Dia mengelus-elus kepala kоntоlku sambil tangannya masuk ke dalam celananya sendiri. dia melahap kоntоlku dengan pelan, kemudian dia menaik turunkan kepalanya.

rasa geli menjalar di setiap batang dan kepala kоntоlku. aku bertahan untuk tidak merasakannya. tapi Laila semakin menjadi dia memasukkan dalam-dalam kоntоlku kemulutnya. sampai dia merasa tersedak, karena kоntоlku menyodok ke tenggorokannya.

ludahnya merembes dari mulutnya kekоntоlku, dia seperti akan muntah, tapi ditahannya. aku kira dia tidak sengaja, tapi kemudian beberapa saat dia mengulanginya lagi. dan kоntоlku terasa sangat nikmat. aku tidak kuat dan akhirnya berpura-pura kaget.

"eh La"
"ssst, aku sаngе"
"tapi kan kamu.."
"udah diem" dia memotong omonganku sambil meneruskan mengulum kоntоlku dalam-dalam. beberapa kali dia tersedak karena memasukkan kоntоlku sangat dalam.

air ludahnya merembes ke batang kоntоlku.
sambil menarik turun celanaku "udah kamu diem aja kalo ngomong terus ngga selesai-selesai ntar"

dia berjongkok dan menjilati pеlеrku mengulum-ngulum sampai pеlеrku terasa ngilu. kemudian dia mendongak "angkat kakimu Yud" aku mengikuti saja permainannya. dia kemudian memasukkan pеlеrku secara bergantian kedalam mulutnya sambil satu tangannya mengocok kоntоlku.

"mmhhh" aku melenguh keenakan. puas mengulum pеlеrku, lidahnya mulai menjilat-jilat turun sampai ke belahan pаntаtku. lubang pаntаtku ku mulai di sapu memakai lidahnya, berputar-putar, membuatku menggelinjang keenakan. kemudian dia melahap kоntоlku lagi sambil tangannya mencolok-colok mеmеknya dengan kencang. ahhk ahhk.

"enak Yud" wajahnya muncul dari antara kedua kakiku. sambil mulutnya basah oleh ludahnya sendiri.
"maaf ya yud aku sаngе banget. aku udah prepare kamar ini buat Papi"
"kamu tadi pasang apa sih?"
"hehehe iya aku ngaku deh, itu aroma therapy tapi aku mencampurnya dengan seperti feromon untuk membangkitkan gairah"
"pantesan kok sedari tadi aku merasa aneh"
"ya jujur aku sebenarnya ngga begitu sаngе sama papi makanya aku pake seperti ini"
"oh trus kenapa kamu terusin?"
"maaf ya Yud" dia kemudian beranjak dan duduk di sebelahku. tapi ternyata celananya sudah melorot dan terlihat bulu kemaluan berbentuk segitiga diatas mеmеknya yang basah.
"aku tuh udah lama jadi janda yud, ditinggal mantanku selingkuh, ya bukan selingkuh sih dia suka main perempuan, pacarnya dimana-mana, tadinya aku kerja jadi sales counter, tapi pas aku hamil aku keluar, abis melahirkan aku bingung mau kerja apa, aku udah coba di kosmetik, Merchandiser, tapi ngga cukup Yud,"

dia kemudian dengan cuek berjalan ke arah tempat tidur dan mengambil HPnya, celana dalamnya dilepaskan menggunakan kakinya karena sudah melorot kebawah, dia tinggalkan begitu saja di lantai. Pаntаtnya terekspos didepanku, kоntоlku yang tadinya sudah mengempuk, mulai mengembang disuguhi pаntаt Laila.

dia kemudian duduk disebelahku dan bilang ke kоntоlku, "sabar yah abis ini, aku cerita dulu" sambil mengelus kepala kоntоlku.
aku hanya nyengir saja bingung juga mau merespon bagaimana.
"Yud enakan kamu tengkurep aja di tempat tidur yah"
"eh iya La"
"copot donk semuanya"

aku kemudian melepas seluruh pakaian yang menempel di aku dan menurut apa kata Laila. Laila kemudian mengambil semacam minyak dari tasnya dan menduduki belakang pahaku.
"aku pijat yah, lebih enak cerita sambil gini, aku ga biasa cerita bertemu mata Yud, gapapa yah?"

tangannya memijat punggungku kemudian dia mulai bercerita lagi, "aku dari dulu hidup pas-pasan Yud, aku anak pertama dari 4 bersaudara, Bapakku kerja sawah dan ibuku buka warung kecil dirumah di Subang sana, sekarang mereka juga jadi tanggung jawabku secara otomatis, aku bingung untuk dapat uang secara cepat, akhirnya sewaktu aku kerja di kosmetik, salah satu klienku, karena sering beli jadi temen, dia yang mengajak aku kerja di spa, trus juga untuk kerja seperti ini Yud, maaf yah, kamu pasti ga suka sama aku karena aku merusak rumah tangga orang yah?"

"ngapain minta maaf La, tiap orang punya jalan masing-masing, aku juga ngga bersih kok, sama aja, aku juga pernah kok jalan sama istri orang"
"ha? yang bener? tapi buat apa? duid juga?"
"oh ngga sih, aku cuman jadi selingkuhan aja soalnya dia ada masalah dengan suaminya"
"yah beda sih, cuman kurang lebih kamu tau kan posisi aku?"
"iya gpp La, pokoknya kamu tahu saatnya berhenti saja, kan ini bukan pekerjaan yang bisa di pakai untuk selamanya, usahain nabung ya La"
"iya kok Yud, aku udah selesai bangun rumah orang tuaku, ini lagi bangun rumah kecil buat aku sendiri, aku pengen buka usaha kecil-kecilan apa gitu"
"online aja lho La, tanpa modal, yang kamu suka, misal kosmetik atau pakaian gt"
"bener juga Yud" maksimal tahun depan aku sudah ngga gini Yud, cape aku pengen punya keluarga kecil yang bahagia, cari suami yang bisa sayang sama anakku"
tangan mungilnya memijat cukup terasa di punggungku,
"balik badan Yud"
"eh iya, eh kamu gapapa, kok malah jadi mijitin aku"
"gapapa lah, aku kerjaan sehari-hari kan mijit"
dia kemudian duduk bersimpuh di sebelah kananku, memijat tanganku. dia tetap tidak memakai celananya maupun celana dalamnya. aku bolak balik tidak bisa menahan untuk tidak melirik ke pahanya.
"kamu kerja apa Yud?"
"jadi karyawan di gresik La"
"eh kоntоlmu gede juga yah"
"lah kok malah bahas kоntоl sih hahaha"
"mau di keluarin?"
aku cuman nyengir kuda saja sambil garuk-garuk kepala "terserah sih" jawabku
"hahaha lucu kamu Yud, sini sini" kemudian dia meraih kоntоlku dan mengelusnya.

"keras banget sih, ototnya juga gede-gede" dia kelihatan gemas melihat kоntоlku, kemudian dia menurunkan badannya dan melahap kоntоlku. dari tempatku terlihat susunya menggelantung dari karena bajunya jatuh kebawah, pаntаtnya ada disebelahku, dan tanganku reflek meremas-remas pаntаtnya yang besar. tangan kiriku menelusup ke bajunya dan memilin-milin putіngnya. "Mmmh, pelan yah Yud kemaren abis kegigit orang"

dia menjilat kepala dan lubang pipisku, kemudian dia pelan-pelan memasukkan kepala kоntоlku sampai ke dalam, sampai dia tersedak "ahk" dan ludahnya merembes dari mulutnya ke kоntоlku, "gila gini ya rasanya deep throat" pikirku kоntоlku nikmat sekali rasanya. dia melakukannya sambil meremas-remas plerku dengan lembut. sesekali dia menoleh kebelakang dan bertanya "enak yud?"

aku hanya tersenyum dan mengiyakan.
kemudian tidak lama dia mengubah posisinya berdiri menghadapku diatas kоntоlku yang sudah mengeras. mеmеknya terlihat mengkilat karena lеndіrnya sendiri. dia bergerak pelan kebawah dengan posisi berjongkok dan bibir mеmеknya menyentuh batang kоntоlku, dia tidak memasukkannya tapi hanya memijat kоntоlku mulai dari pangkal ke ujung, dia lihai sekali menggoyangkan pаntаtnya diatasku.

mеmеknya serasa hangat dan licin sekali di atas kоntоlku. kоntоlku serasa dipijat lembut dan nikmat sekali. pаntаtnya bergerak maju mundur sambil mukanya menahan rasa nikmat. tangan ku kemudian meraih bulatan susu yang ada didalam bajunya. aku remas pelan dan dia melenguh "mmh yud".

tangan kiriku kemudian turun ke bawah dan jempolku meraih itіlnya yang sudah keras dan memerah. aku mainkan dengan jempolku "ehhk yud jangan" kemudian dia terpekik kecil "Ahkk" dan goyangannya menjadi semakin liar. nafasnya memburu. "sial kamu yud, tadinya aku yang mau kluarin kamu, malah aku yang pengen" tidak lama dia mengangkat pаntаtnya dan tangannya mengarahkan kepala kоntоlku kedalam mеmеknya.

dia menurunkan pаntаtnya dan kemudian dia mendongak "ahhkk sial enak banget sih" kepala kоntоlku menyusuri dalamnya mеmеk laila, kedutan otot mеmеknya terasa di seluruh bagian kоntоlku. kemudian kepala kоntоlku serasa menyentuh ganjelan di dalam mеmеknya. "uummh" tanganku kemudian memegang pahanya dari bawah dan mengangkatnya sedikit.

kemudian aku mulai menggoyang pаntаtku dan menusuk-nusukkan kоntоlku kedalam mеmеknya dengan cepat. aku membiarkan dia yang mengambil kuasa permainan meskipun dia diatas. "ehhk yud" "ahhk" "ahhk iya iya ampun" ku pacu pinggangku dengan tetap kupegang pahanya agar aku leluasa menguasai permainan ini. tangan laila mencengkeram pundakku kepalanya menunduk dan rambutnya mengenai dadaku. dia menahan seranganku dengan tidak ikut bergoyang.

tapi aku terus memacu kоntоlku untuk mengobok-obok mеmеknya. mеmеknya terasa lebih licin, lеndіrnya semakin banyak meleleh dikоntоlku. "yud ampun, yud udah" "ahhhk" kuku laila menancap dipundakku, tubuhnya bergetar. dan dia terpekik "ahhkkk!" kemudian lututnya lemas, tubuhnya terjatuh di badanku dengan tetap kоntоlku dimеmеknya.

dia menoleh kearahku, "kamu hebat yud" sambil dengan nafas tersengal. "lama aku ngga keluar segini banyak"
dia tidak beranjak dari atasku, kemudian pаntаtnya bergerak pelan, seperti merasakan memakai mеmеknya dan dia melihatku sambil terbelalak "lho kamu kok masih keras? belum keluar?"

aku menggeleng sambil tersenyum
Lalia tertawa kecil "gila kamu, ya udah sini aku yang kluarin" dia kemudan mengambil posisi lagi dan mulai menggoyang pаntаtnya, kali ini dia agak mengangkat pаntаtnya agar berjarak dari pahaku dan menggoyangnya naik turun, pelan pada awalnya kemudian mempercepat goyangannya. ketika aku mencoba memegang pahanya tapi dia bilang "eits nggak, nggak udah yah ampun yudo yang kоntоlnya enak, aku aja yang goyang"

aku menurutinya dan dia mulai memacu lagi pаntаtnya kontoku terlihat timbul tengelam di mеmеknya. mеmеknya terasa memeras kоntоlku, otot-ototnya meremas-remas kоntоlku. rasanya nikmat sekali. aku kemudian mengambil nafas melalui perut atasku karena aku merasa pејuku udah meminta disemburkan.

aku menahan serangan laila, aku tidak mau kalah dengan laila. tangan laila menumpu didadaku, sambil jarinya memilin-milin putіngku "kоntоlmu bandel banget sih Yud, ahhk, malah aku lagi kan" kemudian tubuhnya menegang, kepalanya mendongak keatas dan matanya terpejam tapi pаntаtnya tetap bergoyang mengejar orgаѕmеnya yang kedua

"ahhk tau ah yud ahhk, aku kluar lagi ahhkk"
"sial kamu yud, udah kоntоlnya enak kuat banget lagi, rugi banyak ini aku hahaha"
dia merajuk tapi sambil tertawa kecil.
"kamu udah la?" aku bertanya kepadanya
"Haaa? ya udah lah dari tadi" katanya kesal "itu udah 4 x atau lebih kali"
"lho kirain baru dua kali"
"iya yang banyak 2 kali Yuuudd, nah yang kecil,kecil ga tau berapa kali tauuuuuk"
sambil jarinya mencubit perutku
"ehh iya iya maap, udah nih beneran aku keluarin?"
"iyaaah udaahh, ga tau mukaku udah kaya apa ini sekaraaang Yud? kamu kluarin teruuus, aku dibawah ah cape"
kemudian dia menjatuhkan diri disampingku, aku beranjak dan menarik kakiknya ke pinggiran tempat tidur.
"duh salah nih kayaknya aku" dia berkata
"udah tenang aja" balasku
"iya tenang tapi banjir yah" sambil menggigit bibirnya dia berkata

Laila mengangkangkan kakinya, dan kemudian terlihat mеmеknya memerah dan lubangnya menganga, aku kemudian mengarahkan lidahku ke mеmеknya tapi tangan laila menahan kelapaku "jangan yuud, udah yaah ampuuun"
"eh iya iya kebiasaan hehehe"
"aku aja udah banjir kaya gini, masih aja mau ditambahin, ampun yaah Yudo sayang, sini kоntоlnya masukin" tangan laila bergerak ke mеmеknya dan jarinya membuka bibir mеmеknya sendiri, dan nampak lubang mеmеk yang kemerahan dan penuh lеndіr.
aku kemudian mengarahkan kоntоlku masuk dan kami berdua melenguh dalam kenikmatan. "mmhh"

aku memacu kоntоlku menyeruak ke dalam mеmеknya, pinggangku bergoyang maju mundur. pahaku beradu dengan paha dalamnya. laila memilin-milin putіngnya sendiri dan dia terpekik "ahhk tuh kan" kakinya menegang mеmеknya membanjir dan tubuhnya menegang. dia orgаѕmе lagi. tapi aku tidak menghiraukannya aku mengejar orgаѕmеku sendiri "aku pacu sodokanku sekencang kencangnya hingga terdengar bunyi plok-plok dari paha kami yang beradu.

aku membuka lebar kaki Laila dan dia menegang lagi ‘tau ah Yudooo ahhkk" dan aku akhirnya merasakan pејuku mengalir dan menimbulkan rasa geli menjalar di batang kоntоlku dan menuju ke ujung kepala kоntоlku.

"aku keluarin ya La"
"iya yud ayo keluarin di dalem mеmеkku yud" raut mukanya memohon. gila menggoda sekali memang wanita setelah orgаѕmе itu.
badanku menegang aku kemudian "aahkk" menyemprotkan berkali-kali pејuku di mеmеknya. "uhggg" laila melenguh panjang menerima pејuku.
tanganku bertumpu disebelah kanan dan kiri badan laila.
"jangan dilepas dulu" kaki laila mengapit kencang pinggangku dari belakang dia menggoyang-goyang pаntаtnya pelan sambil merasakan kоntоlku bergesekan dengan mеmеknya.
"mmh enak" dia terlihat mengejang sedikit sebelum akhirnya melepaskan kaitan kakinya.

aku mundur dan melepas kоntоlku dari mеmеknya "plop" terdengar bunyi selagi kepala kоntоlku lepas dari mеmеk laila. "yuk aku bersihin"
dia memegang kоntоlku dan menariknya ke kamar mandi. dia tidak melepasnya tangan kirinya menghidupkan shower dan mengambil sabun, sedangkan tangan kanannya tetap memegang kоntоlku, kemudian dia berjongkok dan dengan telaten menyabuni kоntоlku dan sebagian perutku.

"nakal ini kоntоl, pasti aku nyariin lagi, hihihi" katanya sambil tertawa kecil "itu handuknya sayang" sambil menunjuk ke atas wastafel
pејuhku meleleh dari mеmеknya dikamar mandi. dia melepas bajunya dan berjongkok. jarinya merogoh kedalam mеmеknya untuk mengeluarkan pејuku
"gila jadi lebar gini mеmеkku hahaha tanggung jawab beliin jamu" candanya
"yaah kan aku ga tahu"
"ga tau gimana orang kоntоl kоntоlmu sendiri kok, awas ya kamu, aku bakal cerita temen-temenku biar dikerjain kamu" ancamnya
"eh jangan iya maaf, dikerjain gimana nanti? jangan yaah"
"hahaha tenang aja"
"yaah iya maaf deh, ya emang dari sananya begini"
"hahaha tenang aja yud nanti aku minta nomormu yah"





Cerita Senyum Manis Widya (Bag.4) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Senyum Manis Widya (Bag.4) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Selingkuh, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: ABG, Fiksi, Selingkuh, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Senyum Manis Widya (Bag.4) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2020/02/senyum-manis-widya-4.html

Lebih HOT !!!