Senyum Manis Widya (Bag.5)

Cerita Dewasa Senyum Manis Widya (Bag.5) - Bagaimana akhir cerita cintaku dengan Widya? Apakah aku masih menjalin hubungan dengan Bu Retno? Temukan jawabannya di sini.

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Senyum Manis Widya (Bag.5)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Selingkuh,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


Pagi itu aku terbangun dengan badan segar, sekitar jam 6 pagi. aku meregangkan badanku sebelum beranjak keluar ke depan tv.
aku melihat ke depan tetap kopi ada tersedia di meja tv balkon. Aku hirup aromanya sedap sekali khas kopi kapal api. aku hidupkan rokok dan melihat-lihat status WA tidak ada yang spesial.

-pagi mas, kopinya enak?-
eh ada senyum manis WA
-enak mbak, makasih yah-
-mas nanti aku mau ngobrol yah-
-iya mbak-
-mas jangan marah yah, janji-
-lho apa to mbak?-
-nanti aja mas sore-

kenapa jantungku berdebar yah, berbagai kemungkinan bisa terjadi ini. tapi perasaan paling kuat adalah Widya bakalan mengakhiri hubungannya denganku. karena akhir-akhir ini walau selalu ada kopi di meja ini tapi, WA atau juga Widya jarang muncul ketika jam aku biasa berangkat. aku tidak tahu kenapa secara pasti, namun kalo memang benar semoga hubungan Widya dengan Mas Nanang membaik. itu saja.

aku celingukan mencari sesosok yang kusayangi, tapi nihil. motor kupanaskan agak lama, berharap dia keluar untuk sekedar tersenyum kepadaku. tapi karena sudah terlalu lama dan aku takut terlambat akhirnya aku pacu RX King-ku ke kantor. dijalan perasaan gundah ternyata tidak bisa dihindari, aku berusaha menenangkan diri. itu belum tentu terjadi, tapi misal terjadipun itu sudah seharusnya Yud.

hari dikantor itu terasa sangat lama dan membosankan. Icha tidak dan Pak Haji tidak nampak terlihat. kata orang gudang sparepart katanya Pak Haji mau ketemu dengan keluarga Bay

"mau tuker cincin kayaknya Mas" begitu katanya.

WAku berbunyi
-mas doa restunya yah- WA dari Icha
-buat apa dek?-
-aku mau tuker cincin sama Bay, nanti pas akad mas dateng yah-
-kapan dek?-
-bulan depan Mas tapi ga pake rame-rame kok-
-oh siap dek, Semoga Mas bisa dateng, pokoknya acara hari ini lancar yah dek, mas doain semua persiapan lancar semua keluarga sehat dan bahagia. Amin-
-Amin mas, tapi mas harus dateng kalo ngga aku laporin Abah-
-weh ngancem-
-biarin wek, makasih buat semua ya mas, aku pasti bakal bales yah buat malem itu-
-lhoalah kok pake dibales-bales, hahahaha-
-biarin weeek- ditutup dengan emoticon cium

akhirnya sore itu aku tidak berlama-lama dikantor. ketika sudah jam kerja berakhir aku segera pulang ke kost untuk menemui Widya. agar semua penderitaan ini berakhir. jujur aku merasa salah, tapi perasaan tidak bisa dibatasi dengan norma. yang bisa aku lakukan sebagai laki-laki hanya aku harus bisa memutuskan dengan benar meski hati ini hancur.

-Mas nanti ke rumah yah-
-iya mbak-

HPku ku masukkan dan kemudian kuparkir motor garasi motor. aku segera menuju ke teras Widya tapi ketika aku melewati garasi terlihat bu Retno sudah di dalam mobil miliknya. dia melambai kearahku. "yah batal deh ketemu Widya" pikirku

ketika kudekati Bu Retno membuka jendela "masuk mobil Yud"
"eh iya bu"
Aku segera masuk ke kursi penumpang disebelah kiri. "ikut yah"
"eh iya bu"
bagaimana aku bisa mengabari Widya. aku tidak biasa untuk WA duluan. dia pasti menungguku.
"maaf mau diajak kemana saya bu"
"anterin Ibu yah, bentar aja kok"
"oh iya bu, saya supirin bu?"
"tidak usah tidak apa-apa"

saat itu bu Retno memakai jilbab dan kemeja putih serta rok panjang sampai ke mata kaki warna biru dongker. buah dadanya menyembul di balik kemeja, karena tergencet sabuk pengaman.

Samar aku lihat dari samping ada yang menyembul di tengah buah dadanya. apa itu putіng yah atau hanya lipatan kemeja. duh pikiranku sudah kemana-mana berada sedekat ini dengan Bu Retno yang pernah bertempur bіrаhі dengan ekstrem denganku. aku curi-curi untuk melihat HP ku apa ada WA dari Widya, tapi ternyata tidak ada.

mobil mengarah ke tol bunder. aku bingung mencari topik apa yang bisa ku bahas, kami hanya mendengarkan Restu Indah penyiar E100 membawakan Kelana Kota. menginformasikan keadaan kota Surabaya dan sekitarnya.

Bu Retno memulai pembicaraan
"kerjaan gimana Yud"
"baik bu"

mataku tidak bisa ku tahan untuk tidak melirik ke dadanya. sekilas terlihat dari sela kancing kulit bu Retno, tapi aku tidak berani untuk melihat lebih lama. kuarahkan pandangan ke depan lagi.

"maaf bu kalo boleh tahu kita mau kemana, soalnya saya ada janji sebenarnya nanti"
"ke Surabaya bentar ya Yud, aku mau ketemu sama orang disana" pinta bu Retno tapi dengan nada tegas
"eh baik bu" kulihat lagi HPku namun tetap tidak ada pesan dari Widya.

aku melihat kesekitar, dan akhirnya aku beranikan melirik lagi ke dada bu Retno. sial benar bu Retno tidak memakai bra. dari sela kancing tersebut terlihat sisi samping susu kanan bu Retno.

wangi parfum mahal bu Retno tercium lembut di hidungku. wangi yang sama ketika aku bertukar lеndіr dengannya. aku sudah berusaha untuk menghilangkan pikiran-pikiran itu tapi susah jika disuguhi seperti ini. kоntоlku mulai pelan-pelan membengkak, aku menyesuaikan dudukku dengan pelan agar tidak terbaca oleh Bu Retno.

tapi apa daya celana kain tidak bisa menutupinya, aku kemudian menaruh tanganku diatas pahaku. menutupi kоntоlku yang tidak tahu tempat ini. aku berusaha melihat kedepan mengalihkan perhatianku ke lalu lalang jalanan.
hari itu agak macet, di ruas tol banyu urip antrian truk di lajur kanan. mobil kami sempat berhenti.

"Yud bisa ambilkan tasku ungu dibelakang, trus ambilin dompetku ya"
"iya bu" aku yang mati-matian menutupi kоntоlku yang mengeras kebingungan untuk menghadapi permintaan bu Retno
"ah paling tidak bakal memperhatikan dia kan lagi nyetir"

aku berusaha meraih tas bu Retno di kursi belakang, ketika aku menoleh untuk bertanya terlihat kepala bu Retno menoleh ke antara pahaku. "sial" pikirku tapi aku berusaha untuk tetap tenang segera ku ambil salah satu tas bu Retno di belakang.

tas itu aku pangku untuk menutupi kоntоlku yang mengeras, pasti aman karena tas ini agak besar.
"eh ini saya buka bu?"
"iya, ibu kan lagi nyetir"
"permisi ya bu"

aku membuka tas Bu Retno, dan aku mencari dompet yang dimaksud Bu Retno, tapi ketika terbuka aku melihat barang yang pernah kulihat sebelumnya diatas lemari. sebuah dildo dan ada lagi barang-barang lainnya berwarna hitam dan terlihat seperti kemoceng belum lagi ada yang seperti tabung.

"mmm tidak ada bu"
"oh coba tas satunya yang item" jawab bu Retno dengan tenang

aku kemudian menukar tas yang ku bawa dengan tas di kursi belakang. apa bu Retno tidak sadar aku tahu apa yang dia bawa, atau memang ini disengaja. ini mau diajak kemana lagi aku. bagaimana nasib Widya yang menungguku. pikiranku kembali terombang-ambing

mobil bu Retno kemudian keluar dari tol satelit dan menuju ke mayjend sungkono. saat itu sudah gelap menjelang magrib. sekitar 1 kilo kemudian bu Retno memelankan dan memasuki halaman hotel. aku baca namanya Shangri-La. ya sudahlah aku ikuti saja maunya. dia memarkir di lobby hotel dan memanggil petugas valet.

"bawain yang ungu yah Yud, tasmu ditinggal aja kalo ngga ada yang penting"
"iya bu" aku bergegas mengambil dompet dan charger HP.
"mau nginep bawa charger segala" kata bu Retno sambil tersenyum kecil
kemudian kami menaruh tas kami di scanner dan petugas mempersilahkan aku dan bu Retno masuk.

Bu Retno menyuruhku duduk di lobby hotel dan seorang petugas cantik membawakan minuman "silahkan welcome drinknya Pak" minuman jahe jeruk hangat ku seruput dan lumayan menghangatkan badanku yang terkena dinginnya ac mobil bu Retno.

"minum aja punyaku Yud, trus abis itu naik ya"
"baik bu" aku meminum gelas kedua dan mengembalikannya ke petugas hotel itu
"makasih mbak"
"iya Pak" dia tersenyum melihatku terburu-buru menghabiskan dua gelas minuman.

sampai di lantai 10 kami berjalan di lorong yang berbau sedap, tidak tahu ini pengharum ruangan atau memang benar bunga asli.
Bu Retno berhenti di sebuah kamar dan memencet bel kamar. tidak lama kamar dibuka dan terdengar suara wanita
"masuk Buk"
"Halo Mas Yudo" senyuman yang aku sangat mengenalnya, senyuman yang selalu aku tunggu.

WIDYA!!

kaget setengah mati aku karena melihat Widya disana.
"ya udah sana ngobrol aku mau ke kamar mandi, kamu udah makan Wid"
"belum bu nunggu ibu sama mas yudo"
"ya udah pesan aja ya, aku mau sop buntut, kalian terserah"
"mas belum makan?" tanya Widya ke padaku
"eh iya belum wid..mbak" hampir saja aku terpeleset memanggil Widya tanpa Mbak

kemudian dia memesankan beberapa makanan untuk Bu Retno, dia dan aku. aku melihat Widya dengan masih terkaget-kaget. aku tidak bisa berkata apa-apa jantung masih belum normal berdetak sejak tadi.

Widya duduk dengan kaki disilangkan, menatapku dengan senyumnya yang selama ini aku tunggu. aku masih tidak bisa berpikir dengan normal, bingung dengan apa yang terjadi.

"Mas Yud maaf yah, ngagetin"
"iya mbak" aku ingin sekali memanggil namanya dengan kata-kata yang biasa aku pakai tapi tidak mungkin.
"mungkin ini mungkin ini bisa jadi terakhir kali nya kita bertemu mas, itu sih keputusan nanti di Mas Yudo"
"oh iya mbak kenapa yah?" aku heran kenapa dia bisa santai padahal pembahasan ini akan menjurus ke arah hubungan kami, meskipun bu Retno ada didalam kamar mandi tapi kan tetap bisa mendengarnya
"kenyataannya memang sudah harus seperti ini mas, apa yang kita lakukan salah" suaranya bergetar

"mbak" aku memberi kode dia dengan kedipan mata, mengingatkan dia bahwa kita tidak aman untuk membahas ini tetapi dia keburu meneteskan air mata dan menutup mukanya.
aku ingin sekali mendekatinya dan memeluknya dan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja, tapi apa daya.

tiba-tiba
"sudah keluarkan saja semua Wid, tuntaskan ya" dia menghampiri Widya dan memeluknya
"maafin Widya Bu"
"pokoknya ibu minta kamu jangan menahan apapun untuk sekarang ini, tuntaskan, lepaskan semua"
Widya kemudian beranjak dan memelukku dengan kaget, aku spontan memeluk Widya tapi kemudian teringat kondisinya dan merenggangkan pelukan tanganku dan hanya mengelus punggungnya.
"sudah yud tidak apa-apa, malam ini aku bukan mertua Widya"
aku mengangguk ke arah Bu Retno, kemudian memeluk erat Widya dan membisikkan
"sudah sayangnya mas, semuanya akan baik-baik saja, dan kamu pasti akan bahagia"
tangis Widya semakin mengeras. tidak diduga bu Retno mendekati kita dan mengelus kepala Widya. nampak di raut mukanya dia menahan tangis, matanya merah dan berkilau karena air mata. tapi air mata itu ditahannya tidak sampai turun ke pipinya.

lumayan lama Widya menangis dipelukanku, setelah mereda dia duduk disampingku dan menatapku dengan mata berkaca-kaca.
"Makasih ya mas, buat selama ini, buat semuanya"
"aku cuman minta satu hal saja Wid"
"apa mas" terlihat dari ujung mata bu Retno, yang sebelumnya menghadap ke arah lain, juga menoleh ke arahku.
"senyum yah" kataku sambil tersenyum kepada Widya.
Widya tersipu dan senyumnya mengembang di antara pipinya yang basah karena air mata. manis. perih. perasaan-perasaan itu bercampur di dadaku.
suasana haru itu terpecah oleh bunyi bel kamar

"room service"

Sewaktu melahap makanan, Widya curi-curi pandang ke aku dan sering melemparkan senyum. aku canggung untuk membalas senyumannya karena disitu ada Bu Retno. aku hanya takut tiba-tiba mas Nanang muncul dan membuat semuanya runyam. aku tidak takut secara fisik, tapi hanya aku sungkan dengan apa yang terjadi di antara aku dan istrinya. walaupun dia juga sudah melakukan hal yang buruk, tapi bukan hakku untuk menghakimi dan melakukan ini semua.

setelah selesai makan Bu Retno tiba-tiba bilang "ayo wid siap-siap"
"iya bu" tiba-tiba Widya beranjak dan menyusul bu Retno ke kamar mandi. dia sempat menoleh dan tersenyum. senyum yang mungkin aku tidak akan lihat lagi.

aku pun menyiapkan barangku dan bersiap untuk pulang, aku pikir aku bakalan pulang sendiri saja agar semuanya lebih aman. Aku menunggu hampir 10 menit tapi mereka belum keluar dari kamar mandi.

aku beranjak dan aku mengetuk pintu kamar mandi. aku bersuara agak keras untuk berpamitan "Bu Retno, mbak Widya saya pulang duluan saja ya"
tidak ada jawaban dari mereka. aku melihat ke arah pintu hotel dan chain locknya terpasang, aku buka dulu saja pikirku.

"cekrek"

tapi tiba-tiba dari kamar mandi muncul seseorang yang memegang tangan kananku, menghalangiku membuka chain lock tangannya lembut tapi memegangku dengan keras, tangan satunya menutup mataku. aku sempat tersentak, "eh" tapi aku segera sadar hanya ada Widya dan Bu Retno jadi aku menurut saja.

tanganku ditarik ke belakang. dan ada lagi yang menutup mataku dengan semacam penutup mata dengan karet di belakangnya. tangan kiriku ditarik dengan agak kasar dan kemudian di ikat di belakang memakai sebuah tali dengan erat.

"eh apa ini"
"maaf mas" suara Widya terdengar di telingaku lembut "nurut yah"
aku menuruti suara itu dan mereka mendorongku. satu orang mendorong dari belakang dan satu orang memegang kepalaku dan sedikit menjambak rambutku.
"berhenti" suara bu Retno tegas aku menurut dan berhenti. hanya berdiri. gelap. tidak tahu apa yang terjadi di sekelilingku.

kemudian terdengar suara besi bersentuhan. dan setelah itu aku terasa kaitan celanaku dilepaskan, celanaku dipelorotkan pelan.
"bukan gitu caranya" suara bu Retno agak menghardik.

kemudian dia mendorongku jatuh kebelakang, aku agak panik tapi ternyata pаntаtku jatuh di ranjang dan ada yang menarik celanaku dengan kasar setelah itu boxerku juga. Diperlakukan begitu kоntоlku mulai mengembang tapi belum sempurna. Aku terduduk di tempat tidur sudah tanpa celana.
"turun dari situ Yud, simpuh dibawah" aku menuruti suara bu Retno

"buk!" suara Widya terdengar protes
"tidak apa-apa, ikutin aja perintahku" suara bu Retno lagi
aku kemudian simpuh dilantai karpet bulu, dengan lututku menjadi tumpuannya. kоntоl dan pеlеrku menggantung dengan bebas.

tiba-tiba "kres-kres" ada suara kain dipotong dari belakang, ternyata kaosku dipotong sampai ke kerah dan dilepas dengan kasar oleh bu Retno.
aku hanya diam dan mengikuti permainan mereka. aku sekarang sudah telanjang bulat bersimpuh dengan tangan terikat dibelakang dan mata tertutup rapat.

kemudian ada tangan yang menjambak rambutku dari belakang dan mengarahkan ku untuk berbalik badan. kepalaku di dorong dan kemudian bibir ku menyentuh sesuatu yang basah, hidungku mencium bau yang tidak asing. bau mеmеk.
"jilatin itu" perintah bu Retno

segera aku menuruti apa kata Bu Retno, lidahku menyeruak diantara bibir mеmеk itu, dan mencari lubang mеmеk. lidahku berputar-putar dilubang kenikmatan itu

"ehhk" suara Widya terdengar melenguh keenakan. aku posisikan mulutku agak keatas, aku mencari itіl Widya, sambil lidahku terus menelusuri mеmеknya. kemudian aku hisap dan kulum itіl Widya tanpa ampun. "ahhk" Widya mengerang. diantara selangkanganku kоntоlku mulai mengeras secara bertahap.

"wid pegang ini suara bu Retno memerintah. jambakan tangan bu Retno berganti dengan tangan Widya. tidak kalah keras Widya menjambak rambut belakang kepalaku dan menyorongkan kepalaku ke arah mеmеknya. pinggang Widya mulai bergoyang-goyang menikmati jilatanku ke itіlnya.

sembari tetap menjilati, aku mengumpulkan ludahku didalam mulut dan meludahkan nya di itіl Widya. "Juhh" dan kembali menjilatinya. rasa ludah dan lеndіr mеmеk Widya bercampur di mulutku. "ahhkk" Widya mengerang dan goyangan pinggulnya semakin tidak beraturan.

sekarang dua tangannya mencengkeram kepalaku dan mеmеknya di gesekkan ke mulutku dengan kasar. tiba-tiba terasa perih di punggungku berikut suara "ctarr" badanku meliuk merasakan perih dipunggungku "terusin, jilatin mеmеk itu" suara bu Retno memerintah dengan kasar. tangan Widya juga tidak melepaskan kepalaku, mempererat pegangannya. dan terus menggesekkan mеmеknya tanpa memperdulikan apa yang dilakukan bu Retno kepadaku.

aku menuruti dan melanjutkan menjilati mеmеk itu. anehnya kоntоlku semakin mengembang. kulit pеlеrku juga menegang, mungkin karena dinginnya ac kamar hotel itu. "ctarr" sekarang pаntаtku yang dicambuk oleh bu Retno. Widya menggelinjang dan terpekik "ahhkkk" cairan mеmеknya membasahi mulutku, dia mengejang dan semakin memeluk kepalaku dengan erat.

susunya mengenai rambutku mеmеknya membanjir. mulut dan hidung ku basah sekali oleh lеndіr Widya. pinggulnya berkedut ketika lеndіr Widya menyembur di mulut dan hidung ku. "telan semua Yud" hardik Bu Retno.

"ayo cepat" kemudian terasa tangan bu Retno dari antara bawah pаntаtku, meremas dari belakang kоntоlku dengan keras dan menariknya ke belakang. sakit. tapi nikmat.

aku segera menjilati mеmеk Widya, menghisap semua cairan orgаѕmе Widya. asin. amis.nikmat. Widya menggelinjang ketika lidahku menyapu mеmеknya. lidahku mencolok-colok lubangnya mencari cairan yang masih tersisa.
Bu Retno menggenggam keras kоntоlku dari belakang, mengocoknya dengan kasar.

"mmh" kemudian dia memerintahkan aku untuk berdiri. dengan tetap menggenggam kоntоlku jadi kоntоlku tertekuk ke belakang. untuk belum mengeras sempurna, pasti sakit sekali kalo kоntоlku sudah keras ditarik begitu. kemudian bu Retno mendorongku ke tempat tidur, untung saja kоntоlku dilepaskan.

aku terjatuh tengkurap di tempat tidur dengan tangan terikat. "ctarr" cambukan bu Retno mengenai pinggang dan pаntаtku mekemudian Bu Retno membuka pahaku, tangannya meraba kоntоlku dari belakang dia menggenggam pеlеrku dan meremas-remas dengan keras.

"balik badan"
aku menurutinya, tapi aku kesulitan karena tanganku diikat ke belakang, terasa pahaku ditarik oleh tangan lain, sepertinya tangan Widya. Karena tangan bu Retno tetap tidak melepaskan pеlеrku. aku menggeliat untuk membalikkan badan tapi tangan ku menyangkut karena masih terikat dibelakang, Widya menarik badanku sampai terlentang.

"ini kоntоl nakal" kemudian "plakk plakk" kepala kоntоlku ditampar. panas dan nyeri terasa tapi nikmatnya tak terkira. tidak hanya kоntоlku pеlеrku juga di pukul oleh Bu Retno. badanku sampai agak tertekuk karena ngilu. tapi setelah itu terasa pеlеrku ada yang menijilat dan mengulum.

geli panas ngilu bercampur jadi satu. gantian kepala kоntоlku yang disiksa, ditampar keras sekali, tapi kemudian setelah itu terasa basah dan nikmatnya kuluman mulut. gila. mimpi apa aku bisa dibeginikan oleh dua orang ini. tapi kоntоlku menyambutnya dengan mengeras sejadinya.

aku tidak bisa berkutik karena sekarang ada pаntаt yang menduduki dadaku. sedangkan kоntоlku masih di mainkan oleh mereka, selayaknya kepunyaan mereka. dadaku terasa geli oleh gesekan jembut tipis. "juhh" terdengar suara ludah dikeluarkan dari mulut dan kоntоlku dikocok dengan keras, diselingi tamparan-tamparan kecil.

ingin sekali aku berdiri dan mengеntоt satu persatu orang yang menyiksaku ini. karena aku udah sаngе sampai di ubun-ubun. kemudian terasa bau yang agak tidak sedap. ini kemudian bau itu semakin jelas tercium di hidungku. ternyata ada lubang pаntаt yang disodorkan di mukaku. reflek aku langsung menjilatinya.

"mmhhh" suara Widya menjawab penasaranku pаntаt siapa ini. bau khas pаntаt menyeruak dihidungku, tapi aku tidak memperdulikannya ku jilati lubang pаntаt Widya, dan kucolok-colok dengan lidahku. setelah beberapa waktu, Widya mengangkat pаntаtnya dan menyodorkan mеmеknya di mulutku.

segera kusambut dengan jilatan dan kuluman, aku anggap itu mulut dan kucium dengan semangat. bau mеmеk membuat gairahku memuncak. aku menjilati dari itіl sampai ke lubang mеmеk. kukulum bibir mеmеk Widya satu persatu. lidahku kucolokkan ke lubang pipis Widya. dan dia merespon dengan menggoyang pаntаtnya naik turun, tapi kali ini dia menggoyangnya pelan, menikmati setiap jilatan lidahku.

sampai badannya mulai menegang, dan seperti tersetrum listrik kecil, dengan mulut penuh kоntоlku dia melenguh. "ehkp" tapi dia tidak menghentikan kulumannya ke kоntоl ku "ehhkp" badannya menegang dan mulutnya agak menganga ludah Widya meleleh di batang kоntоlku dan lеndіr Widya meleleh di mulutku. Widya mengangkat pаntаtnya dan membuka tutup mataku. "hai mas"

mataku beradaptasi dengan cahaya yang masuk pelan-pelan terlihat senyumnya terlihat mengembang di wajah memerah setelah orgаѕmе. matanya sayu semakin terlihat menggemaskan. dia mengenakan dress tidur satin ungu muda dengan renda hitam sepaha dengan hanya tali yang menahannya. putіngnya menyembul di balik baju itu.

Bu Retno berdiri dan mengambil sesuatu dari tasnya seperti tabung, sebesar termos. bu Retno yang terlihat sangat wow. dia mengenakan stoking hitam yang dikaitkan dengan garter ke korset hitam yang hanya menutupi bagian perut sampai bawah susu, sedangnya susunya yang besar dibiarkan bebas menyembul keluar. rambutnya dikuncir rapi ke belakang. gila seperti hero wanita di film atau MOBA.

"Wid angkat badannya"
"iya buk"

aku beranjak membantu Widya yang kesusahan mengangkat badanku. Widya menopangku dibelakang sambil memegang pundakku. dia memelukku dari belakang sambil kakinya terbuka di samping badanku. kenyal susunya menyentuh punggungku, pelukannya terasa hangat dan nyaman. putіngnya yang mengeras terasa di punggungku.

Bu Retno membuka tutup alat seperti termos itu dan sekilas terlihat tulisan Fleshlight di badan alat itu. apa itu pikirku. ketika dibuka nampak menyembul karet warna pink muda, berbentuk lubang mеmеk. njir. apa lagi ini pikirku.

kоntоlku nampak mengkilap terkena ludah Widya dan memerah karena beberapa kali kena tamparan. tampak bergerak-gerak karena darah terpompa dengan penuh ke setiap pembuluh darah pеnіѕ. Bu Retno meludahi kоntоlku, "juhh" dan menjilatnya sebelum mulai memasukkan alat itu.

pelan-pelan alat itu dimasukkan ke mulai dari ujung kоntоlku. "mmhh" aku tidak menyangkanya ternyata nikmat juga. melihat responku tiba-tiba bu Retno langsung mempercepat kocokannya dengan alat itu, aku sempat tersengal dan kaget karena gerakan bu Retno.

aku hampir aja lepas kendali dan pејuku sudah terasa mengumpul dan siap menyemprot. aku segera mengambil nafas melalui perutku. untung aja bu Retno tiba-tiba mencabutnya dan langsung menampar kоntоlku. "ahhk" panas dan nikmat sekali.

nafas Widya terdengar di samping telinga ku. pasti baru kali ini dia melihat pertunjukkan seperti ini. tangannya sudah tidak lagi di pundakku, satu tangannya meremas-remas susunya dan satunya sudah memainkan mеmеknya sendiri. tapi kepalanya tetap berada di samping kepalaku.

aku menoleh dan mencium pipinya. dia membalas dengan ciuman yang hangat. dia mengocok mеmеknya sendiri dengan cepat, sambil tetap menciumku. lidah kami saling beradu dalam ciuman itu. kemudian mulutnya menganga menikmati kocokan mеmеknya sendiri, aku kemudian mengumpulkan ludah dan meludahkan ke mulutnya "juhh" Widya melenguh dengan mulut tetap menganga.

Bu Retno kembali mengarahkan alat itu ke kоntоlku. dia mengocok kоntоlku dengan alat itu, rasanya seperti mеmеk memang jadi didalam alat itu kоntоlku serasa di pijat-pijat dengan gerigi kenyal. kali ini pеlеrku di pukul-pukul oleh bu Retno. sambil dia terus mengocok kоntоlku dengan alat itu.

dia sepertinya akan mencapai orgаѕmеnya, aku meludahinya mulutnya lagi "juhh"
"ahhk" "ahhk’ ludahku bercampur dengan ludahnya meleleh dari mulutnya. dan dia mempercepat kocokan jarinya ke mеmеknya. "ahhk" dia mengejang menggelinjang karena orgаѕmе yang tiga kali.

Bu Retno kemudian melihat ke arah Widya yang sudah lemas.
"sini wid" sambil mata bu Retno mengarah ke kоntоlku

Widya beranjak lunglai ke arah bu Retno, sambil berdiri dia melepas bajunya. peluh terlihat di tubuh Widya dan mengkilap terkena cahaya lampu kamar. "mmh seksi sekali" pikirku.

Bu Retno melepas alat itu dari kоntоlku, terasa berdenyut-denyut batang kоntоlku di siksa dengan kenikmatan oleh bu Retno. Widya segera memposisikan diri di atasku, dia mengangkang dan membuka lebar-lebar mеmеknya dengan jemari kanan dan kirinya.

bu Retno memegang kоntоlku dan mengarahkannya agar masuk di mеmеk Widya. Widya sedikit meringis ketika kepala kоntоlku menyeruak ke mеmеknya. Widya tertahan dan mengambil nafas panjang sebelum meneruskan memasukkan lebih dalam. Widya meneruskan dengan pelan walaupun mеmеknya sudah beberapa kali banjir lеndіr orgаѕmе.

kоntоlku serasa di pijit karena mеmеk Widya seperti berkedut, dan otot mеmеknya mencengkeram batang kоntоlku, tiap inchi masuk dia meringis seperti menahan sakit mеmеknya melar dipaksa untuk menyesuaikan ukuran kоntоlku.

Bu Retno berkata "nafas panjang wid".
dan sampai akhirnya bless masuk semua. Widya menggoyang pelan beradaptasi dengan kоntоlku, tapi dia tidak bisa menahan orgаѕmеnya, mungkin karena dia sudah beberapa kali orgаѕmе jadi mеmеknya sensitif sekali. dia menggoyang-goyang dan memposisikan mеmеknya agar tersentuh titik-titik sensitifnya.

aku membantunya dengan mengulum putіngnya dan memainkan dengan lidahku. sedikit ku gigit dan kulepaskan lagi. tidak lama dia mempercepat goyangannya tangannya mencengkeram pundakku, aku juga mengimbangi dengan goyangan pаntаt agar dia cepat mendapatkannya. kemudian dia memelukku erat, sambil dia menggoyang pаntаtnya.

keringatnya dan keringatku bercampur badan kami bergesek licin, dua tangannya kemudian memegang pipiku dan wajahnya didekatkan kepadaku
"Mas sayang makasih buat semuanya" dia berkata lirih sambil terguncang-guncang karena goyangannya sendiri. "sama sama sayangnya mas"

dia tersenyum dan kemudian mengerang "ahhk aku keluar mas" teriaknya. badannya mengejang hebat. nafasnya menyengal dan kemudian dia ambruk ke badanku.

ternyata bu Retno menonton kami dari kursi, dan kakinya naik satu ke pegangan kursi, memainkan dildo di dalam mеmеknya, sambil jari tangan satunya memutar-mutar itіlnya sendiri.

"mmh" "mmh" dia menikmati pertunjukan bіrаhі itu sambil memacu bіrаhіnya sendiri. dia mencolok-colokkan dildo ke mеmеknya yang tebal. dildo itu terlihat keluar masuk dengan cepat. dia menepuk nepuk itіlnya dengan kencang "ahhk"

kemudian dia berkata "wid lepaskan ikatannya"
"kamu jangan gerak tetap disitu" perintahnya kepadaku. kemudian dia beranjak dan bergerak menuju ke tempatku. Widya mencabut mеmеknya sambil melenguh "mmmh" setelah itu dia melihat ke arah kоntоlku seakan-akan baru saja menikmati sebuah hal yang sangat nikmat. dia melepas ikatanku dengan hati-hati.

aku memijat pergelangan tanganku karena ikatan itu meninggalkan bekas merah, Widya segera melihatnya dan mukanya seperti khawatir, namun aku memberi kode ke Widya bahwa aku tidak apa-apa.

Bu Retno kemudian berkata ayo simpuh dilantai lagi. kemudian aku menurutinya. aku turun ke lantai karpet di sebelah ranjang. Bu Retno mendekatiku mengangkat satu kakinya ke ranjang dan terpampang lah mеmеk bu Retno didepanku.

mеmеk itu basah dan menganga sedikit karena sodokan dildo, tiba-tiba dia memasukkan dildo yang dia bawa lagi kemеmеknya, dan tepat sekali di depan mukaku, spontan aku mengocok kоntоlku pelan melihat pemandangan itu. aku tidak tahu harus berlaku seperti apa, kemudian bu Retno memerintahkan "buka mulutmu" tidak lama bu kepala Bu Retno menengadah ke atas dan dia terpekik, "haahh" nafasnya menyengal dan colokan dildonya semakin kencang di mеmеknya.

"crritt" cairan mеmеknya menyemprot ke arahku dan sebagian masuk ke mulutku, "criit" "ahhhk" cairan lеndіrnya menyemprot disela sodokan dildo ke mеmеknya.

sebagian turun stocking bu Retno.
"Wid?" bu Retno tiba-tiba memanggil Widya dengan nada bertanya, Widya yang sedari tadi lemas terkulai ditempat tidur sambil memilin-milin putіngnya menjawab, "iya buk gapapa"

bu Retno kemudian menjambak rambutku dan mengarahkan kepalaku ke mеmеknya. aku segera paham, dan menjilati habit cairan mеmеk Bu Retno. Bu Retno kemudian membungkuk dan membisiki ku "entot aku semaumu"

tidak menunggu lama, aku berdiri, dan tangan kiriku memegang kaki bu Retno yang ditaruh diatas ranjang, kemudian tangan kananku ku pakai untuk mengarahkan kоntоlku ke mеmеk bu Retno.

begitu pas lubang, langsung saja aku hentakkan masuk semua sampai ke pangkal kоntоlku "Ahhk" teriak bu Retno. tapi tangan kananku memeluk pinggangnya dan mencengkeram pаntаtnya agar dia tidak terhuyung jatuh. aku segera menggoyang pinggulku, menyodok-nyodokkan kоntоlku di mеmеk bu Retno dengan kasar.

"Siaalll" racau bu Retno menghadapi seranganku. aku mengеntоt bu Retno sambil berdiri, dengan rpm tinggi ku hajar mеmеknya. Bu Retno memelukku dengan erat, badannya sampai terangkat-angkat menahan genjotanku. "ahhk" "mmhh" dia meracau tak tentu menikmati gesekan kоntоlku di mеmеknya. "abisin Yud, abisin" pintanya.

kemudian aku balik memeluknya dan mengangkat badan Bu Retno kemudian ku jatuhkan ke ranjang. dengan posisi bu Retno di ranjang aku bisa memompa mеmеknya dengan maksimal. "clop-clop-clop" bunyi mеmеk basah bu Retno kusodok dengan kоntоlku.

"ahhhkk Yuud" "aku keluarrrrr" Bu Retno mengejang mendorong badanku untuk meredakan sodokanku karena dia sedang orgаѕmе. tapi aku tidak memberinya kesempatan, aku sedang menikmati mеmеknya. kоntоlku sedari tadi disiksa dia. sampai berakhir orgаѕmеnya aku tetap menyodok mеmеknya. rasanya licin dan basah sekali, lеndіrnya meleleh ke sela pаntаt dan membasahi bed cover ranjang.

aku lepas kоntоlku dengan kasar dan aku berjongkok menjilati lеndіr di mеmеknya. Bu Retno menggelinjang pahanya menjepit kepalaku, menahan sapuan lidahku. itіl bu Retno terlihat mengacung, ku tepuk dengan tanganku, dia melenguh "mmmh" aku ingin membalas perlakuannya ke kоntоlku. kemudian aku menepuknya lebih keras "plok"

"ahhk" bu Retno terkejut, namun dia terlihat menikmatinya. aku punya ide, aku melihat kebelakang dan mencari barang yang tadi dipakai mencambuk ku. ternyata itu memang sebuah cambuk kemudian aku ambil, aku memegangnya dekat, kira kira 15 cm dari ujungnya yang seperti kemoceng. aku cambukkan ke itіl dan mеmеk bu Retno. "cplak"
"AHHK" "ampun yud"

aku cambukkan berkali-kali rasa perih di punggungku terkena keringatku membuatku lebih bersemangat untuk menyiksa bu Retno. bu Retno terpekik tiap kalo ujung kemoceng itu mengenai mеmеknya, namun mеmеknya terlihat semakin basah. lеndіrnya merembes melalui lubang mеmеknya. membasahi kasur dibawah nya.

aku kemudian mengangkat kaki bu Retno dan mengarahkannya badannya untuk berposisi menungging. aku ingin menyodok bu Retno dari belakang karena pаntаt bu Retno sangat menggoda untuk di remas. Bu Retno menurut dan memposisikan badannya untuk posisi doggy. kakinya membentuk posisi V, jadi mеmеknya merekah menunggu kоntоlku.

aku tidak lama kemudian memegang pinggang bu Retno dari belakang dan menyodokkan kоntоlku dengan kasar "sleepppp" kоntоlku kumasukkan sampe ke pangkalnya. mmmh rasanya hangat, licin dan terasa sangat nikmat di kоntоlku. aku mendiamkan kоntоlku didalam mеmеk bu Retno. terasa mеmеknya berkedut memijit kоntоlku.

Bu Retno mulai menggoyang pаntаtnya pelan tapi aku langsung melepas kоntоlku. aku ingin menghukumnya dulu kali ini. aku mencambuk pаntаtnya dengan cambuknya sendiri "ctarr" pаntаt putih bu Retno memerah. "Ahhk" kemudian aku memasukkan kоntоlku lagi. aku genjot sebentar kоntоlku kukeluarkan lagi dan ku cambuk lagi pаntаtnya. Bu Retno mengerang nafasnya tersengal. "ahhk" "

"iya yud ampun, pake aku yud please"
kemudian aku memasukkan kоntоlku dengan kasar dan menggenjot mеmеk bu Retno dengan kasar. "cplok-cplok" bunyi pahaku beradu dengan pаntаt bu Retno.

Widya terlihat menggigit-gigit bibirnya lembut melihat permainanku dengan Bu Retno, sepertinya dia tidak kuasa menahan aroma bіrаhі dan suguhan panas di depannya. dia mengambil dildo bu Retno dan mulai memainkan di mеmеknya. dia menggeser-geser kepala dildo itu di bibir mеmеknya sendiri sambil melihat permainan kami.

Wajah Widya tetap semanis biasanya, tidak nampak beringas seperti bu Retno yang sudah kelojotan, wajahnya memerah keringatnya menetes dari dagunya. nafasnya tersengal-sengal karena menahan sodokan kоntоlku di mеmеknya. aku mempercepat sodokan ku. "ahhk" "ahhk" suara bu Retno menikmati sodokan kоntоlku. kemudian tangan kiriku meremas pаntаt Bu Retno.

aku melihat lubang pаntаt bu Retno membuka dan menutup. kemudian jempolku ku mainkan di lubang itu "mmmh" bu Retno terlihat menikmatinya.kemudian kuludahi lubang pаntаt bu Retno dan ku masukki dengan jempol kiriku.

"uughhh" bu Retno melenguh panjang. aku memompa mеmеk Bu Retno dengan kоntоlku dan mengocok lubang pаntаtnya dengan jempolku. Bu Retno mengejang, tangannya meremas sprei ranjang itu, kepalanya menunduk dan dia teriak "ahhhkkk"

cairan lеndіr bu Retno memuncrat-muncrat disela kоntоlku yang memompa mеmеknya. aku kemudian mencabut kоntоlku setelah goyangan bu Retno lebih pelan dan tubuhnya tersungkur di ranjang.

Mеmеk bu Retno menganga karena dia tidak memindah posisi menunggingnya. lеndіrnya menetes dari ujung mеmеknya, bibir mеmеknya memerah, sungguh menggairahkan. dan libang pаntаtnya menganga kecil akibat dari jempolku.

aku mengambil nafas sebentar, dan mengelus kоntоlku yang berbalur lеndіr bu Retno, gila banyak sekali sampai kоntоlku terasa licin sekali. kоntоlku serasa tebal dan membengkak sekali. kepalanya memerah karena seringnya tergesek.

"Maas" Widya memanggilku, dia berhenti memainkan dildo di mеmеknya dan dia merangkak menuju ke arahku dan sambil matanya tidak lepas melihatku. gerakannya seperti kucing yang sedang mengintai makanan. Dia kemudian menuju ke kоntоlku dan langsung mengulum kоntоlku dengan mulutnya.

"mmmh" entah kenapa kuluman Widya selalu lebih nikmat, tangannya memainkan pеlеrku dengan lembut, sembari bibirnya mengulum kepala kоntоlku sambil matanya mendongak keatas melihatku. sungguh pemandangan yang sangat indah.

dia mengocok pelan kоntоlku, dan meludahinya "juhh" "juuh" kemudian mengocok dengan pelan tapi pasti. kepala kоntоlku di remasnya lembut, dan bagian bawah kepala kоntоlku dimainkan dengan lidah. aku kemudian menunduk tanganku meraih dagunya, kucium mulutnya dengan lembut lidah kami saling berpagutan. kami saling bertukar ludah.

kemudian dia memutar badannya dan menungging, mеmеknya diarahkan ke padaku, pahanya membuka pelan, dan dia menungging. pemandangan yang sangat indah. Aku mendekatinya dan dia meraih kоntоlku, tangannya dari antara pahanya meraih kоntоlku dan mengarahkan ke mеmеknya.

aku memasukkannya pelan, mulai dari kepala kоntоlku, dia melenguh "mmh" kepalanya mendongak kemudian aku memasukkan lebih dalam lagi. sampai akhirnya habis pangkal kоntоlku.

"ahhhk" Widya menoleh kearahku dan tersenyum. aku kemudian menggoyang pаntаtku pelan, kоntоlku menggesek-gesek bagian dalam mеmеknya yang hangat dan licin. terasa lebih nikmat, Widya pun mengimbanginya dengan menggoyang pаntаtnya pelan mengikuti goyanganku.

tubuhnya yang mulus mengkilap karena keringat. "Ahhk" kali ini aku yang mengerang pelan. goyangan kami pelan tapi penuh perasaan, goyangan kami seirama, dan lenguhan kami saling bersautan. Tubuh ku dan Widya sama-sama saling menikmati proses persetubuhan ini. "mmmh" "aahk" beberapa kali Widya menoleh kebelakang dan tersenyum ke arahku. dan bibirnya mengatakan "aku sayang sama mas" nampak manis.

kemudian akhirnya kоntоlku yang terasa geli, menjalar dari pangkal kоntоlku dan kemudian menuju ke batang kоntоlku. aku tetap menggoyang pelan, dan Widya tetap mengimbanginya dengan pelan namun pasti. aku mencabut separuh kоntоlku dan membenamkannya di mеmеk Widya. "ahhk" rasanya nikmat sekali. ini mungkin persetubuhan dengan rasa.

Widya kemudian terlihat menggigit bibirnya, tangannya kirinya memainkan putіngnya sendiri. aku melanjutkan goyanganku, kali ini aku coba mencari kenikmatan sendiri, karena aku ingin keluar bersamaan dengan Widya. aku tarik kоntоlku dan kumasukkan lagi "ahhk" Widya melenguh dia mulai meremas-remas putіngnya dan susunya bergantian. aku kemudian merasakan mеmеk Widya mulai berkedut dan aku agak mempercepat goyanganku.

tidak lama kemudian "ahhk, Widya keluar massss" dia mendongak dan matanya terlihat hanya putihnya saja. "sleep-sleep" kоntоlku menyeruak ke mеmеk Widya yang membanjir. rasa geli bercampur nikmat mulai memenuhi setiap syaraf kоntоlku."

pејuku juga mendesak keluar dan menyemprot kedinding mеmеk Widya. badannku tersentak-sentak seirama dengan semprotan pејuku ke mеmеk Widya "aahhhk" kami mengerang berbarengan. aku membiarkan kоntоlku tetap didalam mеmеk Widya, menikmati setiap kedutan mеmеk Widya sampai pејuhku habis menyemprot.

kemudian Widya menarik pаntаtnya pelan seperti merasakan gesekan kоntоlku pelan-pelan keluar dari mеmеknya. Ketika kоntоlku lepas dari mеmеknya dia melenguh "mmmh" pејuhku meleleh dari mеmеknya. dia membalik badannya, dia menatapku dan dua tangannya mengarah ke aku.

aku kemudian membungkuk dan menaruh kepalaku di antara dua telapak tangannya dan dia mengelus pipiku. Matanya yang sayu melihat dalam ke mataku dan bibirnya tersenyum. Manis.

Pemandangan terakhir yang tidak pernah kulupa. Senyum Widya untukku.





Cerita Senyum Manis Widya (Bag.5) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Senyum Manis Widya (Bag.5) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Selingkuh, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: ABG, Fiksi, Selingkuh, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Senyum Manis Widya (Bag.5) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2020/02/senyum-manis-widya-5.html

Lebih HOT !!!