Cuma Sekedar Fantasi (Bag.3)

Cerita Dewasa Cuma Sekedar Fantasi (Bag.3) -

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Cuma Sekedar Fantasi (Bag.3)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Setengah Baya,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


Seharian ini aku hanya berdiam di rumah. Hari ini tidak ada jadwal kuliah. Pergi keluar juga malas karena aku juga sambil nungguin kiriman paket. Kedua orangtuaku lagi berkerja, jadi akupun cuma sendirian di rumah. Aku tidak merasa bosan sama sekali, justru aku menunggu-nunggu kesempatan seperti ini karena aku bisa bebas melakukan apa yang aku suka.

Saat sendirian di rumah seperti ini aku bisa masturbasi dimanapun sepuasku. Aku bisa keluyuran bugil di dalam rumah. Yaa, aku memang cewek yang punya nafsu tinggi. Gak tahu deh keturunan siapa. Aku memang masih perawan, tapi nafsuku tinggi. Fantasiku nakal-nakal.

Saat masturbasi aku suka membayangkan hal yang aneh-aneh. Ngebayangin disetubuhi di luar ruangan di tempat rame lah, digangbang banyak cowok lah, sampai disetubuhi cowok-cowok dari kalangan bawah. Ngebayangin semua itu waktu masturbasi bikin aku cepat sampe. Tentunya semua itu cuma fantasi. Tapi siapa sangka beberapa hari yang lalu salah satu fantasi itu jadi kenyataan. Waktu itu orangtuaku gak di rumah selama 2 hari, dan seharian penuh aku mesra-mesraan sama seorang pemulung tua! Uuuuuh, kalau dipikir-pikir lagi emang gila banget! Aku gak pernah membayangkan kalau hal seperti itu bakal benar-benar terjadi. Aku kebawa horni. Untung saja tidak sampai ML, cuma mesum-mesuman doang, haha.

'Ting tong...' bel rumahku berbunyi. Dengan bergegas aku menuju depan untuk membuka pintu. Itu pasti kiriman paket yang aku tunggu-tunggu. Aku juga udah nunggu kesempatan ini untuk bisa pamer aurat ke si abang kurir. Aku udah pakai busana yang amat minim. Hanya pakai tanktop dan celana dalam aja. Belahan dada dan pahaku terpampang jelas. Pasti abang kurir itu bakal menelan ludah melihatku, haha.

Tapi aku kaget kalau ternyata yang mengantar paketku adalah seorang cewek, dengan kondisi telanjang bulat! Cewek itu mengenakan masker untuk nutupin wajahnya. Namun masker itu tidak bisa menutupi kalau perempuan itu masih muda dan sangat cantik. Usianya mungkin juga seumuran denganku.

"Hufhh... untung kali ini cewek" ujar perempuan itu.

"Maaf?"

"Eh, bukan apa-apa kok... ini paket kamu" ujarnya sambil membuka masker yang menutupi wajahnya. Benar ternyata. Dia cantik banget!

"Lo kok telanjang bulat?" tanyaku penasaran.

"Panjang ceritanya..." jawabnya sambil melirik ke arah mobil van digunakan untuk mengantar paket. Di sana berdiri seorang pria yang tersenyum cengengesan. Apa perempuan ini juga kurir pengantar paket? Aku yakin tidak. Tapi kenapa dia telanjang bulat? Apa hubungan pria jelek di sana dengan perempuan secantik dia? Apa yang sebenarnya sedang terjadi di sini? Sumpah aku jadi penasaran.

"Dia yang maksa lo melakukan ini?" tanyaku pada perempuan ini.

"Iya..." jawab perempuan itu meringis.

"Kenapa lo gak lapor polisi?"

"Itu... aku pikir gak usah..."

"Hah? kok gak usah? Dia pacar lo?"

"Bukan, dia bukan siapa-siapa" jawabnya yang bikin aku tambah bingung.

"Terus lo kok mau suruh-suruh begini? Kan pelecehan namanya... Atau jangan-jangan lo suka ya dilecehkan seperti ini?" tanyaku. Muka perempuan itu berubah merah. Tidak salah lagi, dia ternyata memang menikmati apa yang sedang terjadi padanya.

"Pokoknya panjang deh ceritanya... Kamu sendiri kok terima paket dengan pakaian begini? Mau pamer ya?" ujar perempuan itu kemudian padaku.

"Iya, rencananya gue mau eksib ke abang kurirnya, gak nyangka malah lo yang nganterin" jawabku.

"Hahaha, sama kayak aku dulu... Dulu aku juga sering tuh nerima paket sambil pamer aurat"

"Oh ya?"

"Iya... pernah pakai pakaian seksi kayak kamu ini, pakai handuk doang, atau ditutupin jilbab doang, bahkan aku pernah tuh nerima paket telanjang bulat berduaan sama remaja ingusan"

"Hah serius? Ngapain telanjang sama remaja ingusan? Lo abis ML sama bocah, terus nerima paket, gitu?"

"Hahaha, nggak kok... cuma manja-manjaan... terus waktu lagi asik-asiknya eh paketnya datang, terus nekat aja temuin abang kurirnya, hehe"

"Oohhh... kayaknya kita samaan deh... beberapa hari yang lalu aku juga manja-manjaan tanpa ML sama pemulung tua..." ujarku.

"Sama pemulung tua? Bau dong... hihihi"

"Banget, haha...."

"Aku senang banget, bisa ketemu cewek yang hobinya sama dengan aku" ujarnya.

"Gue juga... eh, nama lo siapa? Gue Intan"

"Aku Dira"

"Kapan-kapan kita eksib bareng ya..." ucapku terlontar begitu saja dari mulutku. Dira menatapku lama, lalu tersenyum.

"Boleh..."

"Wah, ditungguin ternyata malah asik ngobrol di sini," pria yang tadinya berdiri di samping van, kini sudah berada di hadapan kami. "Ada cewek cantik ternyata, putih mulus dan seksi lagi, hehehe" katanya lagi sambil memandangiku, terutama ke belahan dada dan pahaku.

"Bang, kenalin ini Intan," ujar Dira

"Budi" ujar si kurir sambil mengulurkan tangannya.

"Intan" balasku.

"Katanya dia tadi pengen eksib ke abang, gak taunya malah aku yang nganterin paket, hahaha" tawa Dira.

"Ih, lo ini... ngapain bilang-bilang" ujarku malu.

"Waahhh... beneran neng Intan? Pantas pakaiannya gini amat... pengen bikin abang mupeng ya? Tapi kurang neng... Telanjang dong kayak neng Dira, hehe"

"Maunya..." ujarku memeletkan lidah.

"Ya mau dong...."

"Neng Intan pengen ikut ngantar-ngantarin paket gak? Hehe" tanya kurir itu kemudian.

"Nganterin paket?"

"Iya kan katanya neng Intan mau eksib, gak pengen kayak Dira? Nganterin paket sambil bugil gitu? Tapi tenang aja, nanti pakai masker untuk nutupin wajahnya kayak neng Dira, jadi gak ada yang kenal, hehe"

"Hmm.. "

"Ayo dong, ikut kita yuk... biar aku ada temannya nih..." ujar Dira ikut membujukku.

"Kapan-kapan ya... aku ada urusan bentar lagi," jawabku menolak. Itu salah satu fantasi nakalku juga sih telanjang di tempat umum dan bertemu banyak orang yang gak dikenal. Tapi aku belum berani.

"Yaaah, ya deh kalau gitu..."

"Ya udah kita lanjut nganterin paket dulu, tugas neng Dira belum selesai, masih banyak yang mau diantar, hehe" ujar si kurir cengengesan. Wajah Dira tampak memelas, tapi dia tidak menolak keinginan si kurir.

"Ya udah aku pergi dulu ya" Ujar Dira yang ku balas dengan melambaikan tangan.

Dira dan kurir itupun pergi. Aku kira Dira duduk di samping si kurir. Tapi ternyata kurir itu memasukkan Dira ke dalam box mobil bersama dengan barang-barang yang akan diantar. Ya ampun! Pasti keringatan tuh cewek karena kepanasan di dalam sana.

Aku senyum-senyum sendiri. Aku gak habis pikir kenapa cewek secantik dia mau-maunya ngikutin kemauan kurir itu. Aku yakin Dira bukan benar-benar pelacur. Dia tidak terlihat seperti cewek murahan. Aku yakin dia anak orang kaya dari keluarga terhormat dan berpendidikan. Dunia emang gila, haha.

Tapi itu membuktikan satu hal, kalau apa yang ada di fantasi, bisa benar-benar terjadi di dunia nyata. Siapa bilang fantasi gak bisa jadi kenyataan?

***

Beberapa hari kemudian aku tidak sengaja bertemu dengan cewek itu lagi. Waktu itu aku lagi di toko buku di sebuah mall. Lagi nyari buku-buku untuk keperluan kuliahku. Saat sedang mengantri untuk membayar di kasir, tiba-tiba ada yang mencolekku dari belakang. Ada seorang perempuan berkerudung yang terlihat cantik dan ayu. Awalnya aku tidak mengenali dia. Tapi saat cewek itu mengatakan kalau dia adalah Dira, akupun kaget.

"Dira?" Tentu saja aku kaget melihat perubahan Dira yang drastis. Beberapa hari yang lalu dia terlihat begitu lacur tanpa sehelai benangpun di tubuhnya. Sekarang dia malah tampak sangat alim dengan busana gamis dan berjilbab. Aku sendiri baju kemeja dan celana jeans saat ini.

"Iya ini aku..."

"Waahh... gue sampai gak kenal... Gak nyangka banget kalau ini elo"

"Kenapa emang?"

"Drastis banget perubahannya, haha"

"Hahaha... kamu sendirian aja?" tanyanya kemudian.

"Iya... tadi dari kampus mampir ke sini, mau nyari buku" jawabku.

"Gue juga nyari buku, tapi novel sih..." balasnya.

"Ohhh.... Terus abis ini mau kemana? Mau nganter paket lagi? Hehehe" godaku.

"Haha... Nggak kok, aku belum ada ketemu bang Budi lagi..."

"Mana tau kan, terus mungkin aja lo yang jadi barangnya, dikasih pita terus dijadikan hadiah gitu, haha" ujarku.

"Haha, ada-ada aja... tapi aku gak ada rencana kok abis ini"

"Kalau gitu kita makan dulu yuk, gue traktir" ajakku kemudian.

"Haha, oke"

Setelah membayar belanjaan kami. Aku dan Dira lalu menuju ke sebuah restoran cepat saji yang ada di mall tersebut. Kita makan sambil ngobrol. Di sana aku baru sadar kalau ternyata Dira gak pake beha, bahkan dia mengaku gak pakai celana dalam juga. Ya ampun, pake gamis dan berjilbab tapi gak pake dalaman. Bitchy!

Aku kemudian banyak bertanya tentang dirinya karena masih penasaran dengannya. Diapun menceritakannya dengan terbuka. Dia bercerita bagaimana yang dulunya hanyalah sebuah hasrat terpendam, berkembang semakin liar dan menjadikan dirinya seperti yang sekarang ini. Tapi dia menyukainya karena memang inilah yang dia mau. Selain itu yang aku kira bahwa Dira adalah anak orang kaya ternyata benar adanya. Bahkan dia juga berasal dari keluarga yang agamanya kuat.

"Jadi orangtua lo gak tau?" tanyaku.

"Ya nggak lah, bisa dipecat aku sebagai anak... Papa mama itu ketat banget dalam aturan agama, kayak gak boleh pamer aurat, gak boleh berzinah, dan aku udah ngelakuin semua itu, kalau mereka tau bisa gawat," terang Dira.

"Ohhh... gue juga sering sih ngebayangin fantasi-fantasi nakal, tapi belum jadi kenyataan"

"Kan udah sama pemulung tua?"

"Iya, baru itu doang... cuma pamer body, terus mesra-mesraan tanpa ML, tapi emang gila sih itu, hihihi" jelasku.

"Haha... gimana nggak gila, sama pemulung tua, hihihi..."

"Hahaha, iya emang parah banget... Fantasi kok nakal banget, jadi kenyataan lagi... Gue masih sering kepikiran sampe kok bisa-bisanya gue ngelakuin itu... Ngalir gitu aja... Awalnya cuma pengen bantuin pemulung itu, terus malah jadi eksib, terus mesra-mesraan deh, untung gak sampe ML, haha..." terangku.

"Kamu punya hasrat terpendam juga tuh kayak aku, lepasin aja, hihihi" balas Dira cekikikan.

"Hahaha... mungkin sih... Soalnya gue juga sering bugil-bugilan di rumah, suka pamer-pamer dikit ke cowok kalau ada kesempatan, sering masturbasi juga, tapi punya prinsip pengen tetap perawan sampai nikah"

"Hahaha persis seperti aku dulu... Emang kamu punya fantasi apa lagi?" tanya Dira.

"Hmm... Macam-macam sih, kayak keluyuran bugil di kampus, ML di tempat umum yang beresiko banget ketahuan, ML dalam kondisi mata gue ditutup, badan diikat dan tangan diborgol, hmm apalagi ya... digangbang banyak cowok, dibukkake rame-rame, jadi budak seks"

"Hahaha... Parah-parah..." ujarnya sambil mendekat, meraih tali behaku, lalu melepaskannya sehingga menimbulkan bunyi 'pletak!'

Dia lalu tertawa. "Punya fantasi jorok, tapi ngapain pake beha segala? Lepas dong..." sambungnya.

"Iya... iya... nanti gue lepas, tadi dari rumah gak ada niat aneh-aneh soalnya, hehe" balasku.

"Hmm... Oh ya, berarti kamu masih perawan?" tanyanya kemudian.

"Masih"

"Nafsuan dan fantasinya nakal-nakal gitu kok masih virgin? Haha" ledek Dira.

"Biarin, fantasi jangan dibawa-bawa ke dunia nyata" balasku.

"Ya elah, haha... Kalau aku sih yang penting bisa melakukan apa yang aku mau, jangan ditahan-tahan" ujar Dira.

"Iya sih... kalau jadi kenyataan ya nikmati aja... hehe"

"Bener!" Serunya. Aku tertawa.

"Kalau lo, berarti udah gak perawan?" tanyaku kemudian padanya. Dira tersenyum tipis, lalu menggeleng.

*

Setelah makan, aku singgah ke toilet, bukan untuk buang air, tapi untuk melepas bh dan celana dalam. Dalamanku itu lalu aku masukkan ke dalam tas. Gara-gara dibujuk sama Dira, akupun jadi meniru yang dilakukannya.

"Jadi kita mau apa nih sekarang?" tanyaku setelah keluar dari toilet.

"Hmm, apa ya... kita mutar-muter dulu deh..." Ajak Dira kemudian. Aku mengangguk setuju. Jadilah kita berdua berkeliling mall tanpa dalaman.

Aku merasa nakal keluyuran di tempat umum tanpa dalaman begini. Apalagi banyak cowok yang melirik-lirik kepadaku. Mungkin hanya melirik karena ngelihat cewek cantik, tapi kali ini aku ngerasa berbeda. Aku jadi kepikiran apa mereka sadar kalau aku gak pakai dalaman. Aku jadi deg-degkan terus. Tegang banget, tapi seru. Rasanya luar biasa. Sepertinya aku bakal sering keluar rumah tanpa dalaman.

"Intan, mau coba photo box gak?" Ajak Dira begitu kita berada di sebelah mesin photo box.

"Boleh, wah jadi ingat masa SMA," jawabku tersenyum. Dira langsung menarikku ke dalam.

Aku dan Dira kemudian asik foto-foto di dalam sana. Awalnya hanya pose biasa-biasa aja. Terus Dira mulai memberanikan diri melepas jilbabnya dan menggerai rambutnya. Aku juga mulai nakal melepas beberapa kancing kemejaku. Dira yang gak mau kalah malah menurunkan gamisnya hingga menunjukkan pundak dan sebagian buah dadanya. Benar-benar seksi, haha.

"Ayo Intan, lebih nakal lagi" ujar Dira. Aku yang terbawa suasana lalu membuka seluruh kancing kemejaku. Kemeja tersebut masih menggantung di badanku, tapi karena aku gak pakai beha, jadi belahan dada hingga perutku terlihat. Dengan busana 'ngasal' seperti itu aku dan Dira lanjut foto-foto. Sampai kemudian Dira dengan seenaknya menarik kemejaku hingga akupun jadi topless, aku balas dengan menurunkan gamis Dira hingga pinggang sehingga Dira juga topless sepertiku.

"Kalau ada yang masuk bahaya nih" ujarku deg-degkan.

"Iya, hihihi... berani turunkan celana gak?" balas Dira.

"Nggak!!" seruku.

"Hihihi, oke deh, lagian kalau kelamaan di sini nanti ada yang curiga terus mergoki kita" ujar Dira. Kitapun lanjut lagi foto-foto. Kali ini pose-pose yang jelas-jelas memamerkan toket kita. Setelah puas, kita lalu milih-milih foto untuk dicetak, tak lupa sebelum keluar kita merapikan pakaian terlebih dahulu, hehe.

Lumayan banyak foto yang kita cetak. Aku lalu punya ide untuk meninggalkan beberapa cetakan foto kita di sini. Tentunya bukan foto-foto yang memperlihatkan wajah, tapi yang pasti memperlihatkan aurat

Setelah keluar dari mesin photobox, aku lalu menghampiri abang-abang CS yang lagi ngepel lantai, "bang tolong itu mesin photo box-nya dibersihin" ujarku, lalu berlari ngajak Dira meninggalkan lokasi itu. Dari kejauhan, aku melihat si abang CS itu melongo dengan apa yang dia temukan di mesin photo box. Kenang-kenangan indah yang pasti akan selalu dia jaga, hahaha.

"Kita kemana lagi nih?" tanya Dira kemudian.

"Maaf ya Ra, gue pengen sih lanjutin, tapi gue ada keperluan mendadak, nyokap gue nyuruh cepat pulang" jawabku. Selagi aku dan Dira asik berfoto ria di dalam photobox tadi, ternyata mama ngirim pesan agar aku cepat pulang.

"Ohh... kamu tinggal sama ortu?" tanyanya.

"Iya, lo?" tanyaku balik.

"Aku tinggal sendirian"

"Wahhh... asik dong... bebas, hehe" ujarku. Dira hanya tertawa kecil.

"Ya udah, kapan-kapan kita bertemu lagi ya..." ujarnya.

Kitapun kemudian memutuskan pulang. Kali ini kita tidak lupa untuk bertukar kontak. Biar bisa terus berkomunikasi dan janjian bertemu lagi suatu saat.

**

Sejak saat itu aku dan Dira jadi semakin akrab. Dia sering bercerita pengalaman erotisnya padaku yang bikin aku iri dan penasaran pengen mencobanya juga. Akupun sekarang jadi sering gak pake dalaman kalau keluar rumah, khususnya kalau ke kampus. Aku dan Dira juga pernah eksib bareng. Kita pernah berenang di kolam pake bikini seksi. Pernah topless bahkan naked di pantai yang cukup sepi. Naik mobil juga pernah sambil bugil.

Dira itu hobi foto-foto, sudah banyak foto-foto kita dengan busana dan pose erotis yang diambilnya kalau kita lagi beraksi berdua. Bahkan dia pernah mengajakku ke sebuah pedesaan hanya untuk foto-foto nakal, di sana banyak lokasi bagus untuk foto-foto seperti air terjun dan desa mati. Hanya saja kita tidak sendirian di sana. Ada seorang bapak-bapak warga setempat yang nemenin kita, sebagai pemandu jalan sekaligus model prianya, haha. Jadilah sesi pemotretan itu berjalan dengan tensi tinggi. Bapak itu menang banyak karena diapit dua cewek muda untuk pose-pose erotis. Murahan? Enggak. Kita hanya sekedar bersenang-senang. Melakukan apa yang kita mau. Untungnya semuanya aman terkendali dan gak terjadi hal yang diinginkan. Benar, hanya foto-foto kok, gak lebih. Ngarep?? Hahaha.

Semakin lama berteman dengan Dira, aku semakin penasaran melakukan hal yang lebih nakal lagi. Aku malah berharap fantasi-fantasi gilaku bisa jadi kenyataan. Aku akhirnya mencoba seperti yang Dira lakukan. Nganterin paket sambil bugil, tapi itupun karena dipaksa Dira untuk gantiin dia karena dia ada keperluan mendadak.

Awalnya aku emang nolak sih karena takut, tapi akhirnya mau juga setelah dibujuk terus olehnya. Lagian aku juga penasaran sih rasanya. Aksi nganterin paket gini salah satu hal ternekat yang pernah aku lakukan seumur hidup. Aku telanjang bulat, hanya pakai masker untuk nutupin wajahku biar gak ada yang mengenaliku. Sumpah dadaku berdebar banget waktu melakukannya. Untungnya hanya beberapa tempat tujuan aja, tempat tujuannya juga selalu dipilih yang sepi, kalau tempat tujuannya ramai maka si kurir sendiri yang nganterin. Ternyata responnya beragam saat mengantar paket. Ada yang mupeng, ada juga yang ceramahiku, haha.

Setelah selesai bantuin si abang kurir nganterin semua paket, sebagai imbalannya, si kurir mau mengajak aku ke tempat pijat. Dia punya kenalan di tempat pijat jadi aku bisa pijat gratis di sana. Aku sih gak nolak. Soalnya emang capek sih seharian nemenin dia.

Kemudian kamipun sampai ke tempat pijat. Tempatnya cukup bagus. Aku dibawa ke kamar khusus untuk pijat wanita. Soalnya pijatnya emang sampai telanjang gitu. Aku pikir cewek yang mijitin aku, tapi ternyata cowok, bahkan udah bapak-bapak. Gak apa deh, yang penting mijatnya enak. Si kurir sendiri hanya duduk ngeliatin aku dipijat.

Sebelum dipijat, aku harus melepaskan pakaian. Aku lalu pergi ke ruang ganti untuk melepas pakaian, lalu keluar dengan memakai handuk putih yang sudah disediakan. Selama dipijat aku hanya akan memakai selembar handuk untuk nutupin tubuh telanjangku.

"Silahkan dik berbaring di sini" suruh bapak tukang pijat. Akupun lalu naik dan tengkurap di atas ranjang.

"Adik namanya siapa?" tanyanya.

"Intan" jawabku.

"Cantik namanya... permisi ya dik Intan" ujarnya kemudian mulai meletakkan tangannya di tubuhku. Dengan menggunakan minyak, bapak itu mulai mijitin aku. Dimulai dari kaki kiriku. Dia urut-urut dari telapak kakiku, terus naik ke betis, hingga kemudian ke pahaku. Setelah sampai di paha bagian atas yang masih tertutupi handuk, dia kemudian pindah ke kaki kananku dan memijitnya dari telapak kaki hingga paha bagian atas yang masih tertutupi handuk seperti tadi. Setelah itu barulah dia berpindah ke kedua lenganku, dari telapak tangan hingga pundakku diurutnya dengan telaten. Ya... hanya pijat urut biasa. Pijatannya bikin aku nyaman.

Saat ingin memijat punggungku, bapak itu minta izin untuk membuka handuk yang aku kenakan. Aku mengangguk. Aku yang tadi ditutupi handuk kini telanjang bulat dipijatin bapak ini. Pantat dan vaginaku jadi terekpos deh.

"Permisi dik bapak dudukin" ujar bapak itu. Aku menggumam membolehkan. Bapak itupun naik ke atas ranjang lalu duduk di pantatku dan mulai memijiat bagian belakang tubuhku, dari bahu hingga punggungku. Kadang tangannya lebih seperti mengusap, bukan memijat. Mungkin terpesona putih mulusnya punggungku, haha. Dia juga sering sengaja menyenggol buah dadaku saat memijit bagian samping tubuhku. Ugh, risih banget sebenarnya dipijat bugil dengan posisi seperti ini, tapi pijatannya enak banget.

Setelah cukup lama memijat punggungku, dia yang tadinya duduk dipantatku kini duduk di betisku. Kali ini dia memijat pantatku.

"Ngmmhhh" lenguhku keenakan. Tangannya bergerak melingkar menelusuri pantatku. Lubang pantat dan vaginaku pasti terlihat jelas oleh bapak itu saat ini. Awalnya dia tidak menyentuh bagian itu, tapi lama-lama aku mulai merasakan tangan kasarnya di sana seperti gak disengaja. Melihat aku justru keenakan, tangannyapun semakin sering menowel bibir vagina dan mencolek lubang pantatku. Ahh... aku horni banget. Tapi aku menahan desahanku karena gengsi.

Bapak itu lalu turun dari ranjang. Dia kemudian meminta aku memutar badan karena dia ingin memijat bagian depan tubuhku. Aku tutupi buah dadaku dengan tangan tapi dia menyingkirkan tanganku. Dia meminta aku rileks. Akupun menuruti saja. Malu, tapi juga senang bisa pamer bagian indah tubuhku, haha.

Bapak itu kemudian melumuri minyak yang banyak ke perut hingga dadaku. Lalu lanjut memijat. Dimulai dari perutku, lalu naik memijat buah dadaku. Dia meremas-remas hingga menarik-narik puting buah dadaku. Tangannya intens banget bergerilya. Aku gak nyangka kalau dia langsung sekencang itu mijitin dadaku. Ahh... tapi ini nikmat banget. Dia tersenyum mengetahui aku menikmati pijat buah dada yang dia berikan. Aku balas saja tersenyum.

"Enak dik? Ini biar buah dada adik jadi makin kencang" ujarnya. Aku mengangguk. Dia lanjut terus aksinya, lama banget. Mijat bagian buah dada ini jadi bagian yang paling lama sejauh ini. Aku kini tak malu lagi mendesah.

Setelah puas memijat buah dadaku, tangannya kemudian turun ke pahaku, memijat sebentar di sana, lalu tangannya naik terus hingga ke selangkanganku. Dia elus-elus area pangkal pahaku, terutama sekitaran vaginaku. Dengan perlahan tapi pasti tangannya kini sudah menjamah vaginaku. Dia usap-usap bibir vaginaku hingga memainkan klitorisku. Oh God... Ini betul-betul nikmat. Aku horni banget. Puncaknya adalah saat dia memainkan vagina dan buah dadaku sekaligus dengan masing-masing tangannya. Gak tahan! Rasanya luar biasa! Tak lama, akupun orgasme karena permainan tangan tukang pijat ini di vagina dan payudaraku.

"Ahhhhhhhhhh" lenguhku.

Bapak itu berhenti memijat ketika aku orgasme, sekarang dia sekedar mengusap-ngusap paha dan perutku.

"Sebagai penutup bapak bakal ngasih lotion spesial buat dik Intan, mau kan?" ujar bapak itu kemudian.

"Boleh pak" jawabku dengan nafas ngos-ngosan karena orgasme barusan. Tanpa kusangka-sangka bapak itu menurunkan celananya. Tampaklah penisnya yang sudah tegang. Dia lalu mengocok penisnya di sampingku.

"Pak... kok malah ngocok?" tanyaku heran. Geli dan jijik tapi mataku terus menatap penisnya yang sedang dikocoknya.

"Ya ini lotion spesialnya..." jawab tukang pijat itu santai. Dia terus mengocok penisnya hingga kemudian dia ejakulasi. Dia muncrat sambil mengarahkan penisnya ke dadaku. Membuat aku jadi menjerit kecil. Pejunya banyak dan kental banget. Buah dadaku yang mengkilap karena minyak kini jadi makin mengkilap karena belepotan sperma!

Tukang pijat itu kemudian mengusap dan meremas-remas dadaku sambil meratakan spermanya di seluruh dadaku. Wangi minyak urut kini telah beruah jadi aroma sperma yang menusuk. Namun belum selesai, si abang kurir muncul dan menyuruh tukang pijat itu berhenti. Karena tanggung, jadi aku sendiri yang meratakan sperma itu. Jijik.

"Udah cukup kamu dipijatnya... sekarang gantian kamu yang mijitin" ujar si kurir kemudian.

"Mijitin? Mijitin bapak ini?" tanyaku.

"Bukan, tapi mijitin pelanggan di sini, khususnya bapak-bapak tua, hehe"

"Hah? Kok gitu? Aku gak bisa mijit" balasku.

"Dicoba dulu makanya, coba 1 atau 2 orang dulu, hehe" ujar kurir itu. Ih, kok maksa sih? Emang dia siapa aku.

Tapi aku akhirnya mau juga, anggap aja seru-seruan. Aku kali ini siap-siap untuk gantian jadi yang mijitin. Dengan tubuh yang masih berminyak dan mengkilap karena sperma, aku lalu memakai micro bikini yang sudah disiapkan si kurir. Entah dari mana dia dapatkan itu. Mungkin punyanya Dira yang tertinggal. Parah deh Dira sampai punya bikini seperti ini.

"Silahkan pak" ujarku tersenyum pada pelanggan pertamaku. Seorang bapak-bapak yang seumuran dengan ayahku. Sama seperti aku tadi, bapak itu hanya menggunakan handuk karena dia akan dipijat seluruh badan olehku.

"Wahh... kali ini tukang pijatnya cantik sekali dan masih muda, badannya juga bagus" balas bapak itu. Aku tersenyum saja.

Akupun mulai memijit. Meski aku gak berpengalaman mijtin orang, tapi aku berusaha melakukannya sebaik mungkin. Sambil mijitin dia, kami ngobrol-ngobrol ringan. Awalnya aku hanya mijat biasa, tangan, kaki, punggung. Tapi tau-taunya ngalir terus, hingga ngurut-ngurut penis juga. Awalnya ngurut penisnya dari balik handuk, tapi kemudian lanjut mengurut penis bapak itu langsung pake tanganku.

Bapak itu sekarang sudah bugil. Sedangkan aku, micro bikini yang aku kenakan kini udah gak karuan posisinya. Buah dada dan vaginaku kini jadi gak tertutup sempurna lagi. Bapak itu juga minta pijat body to body. Jadilah aku menggesekkan tubuhku ke tubuh bapak tua ini, baik bagian depan maupun bagian belakangnya. Dia sampai minta pengen ngentot denganku karena gak tahan. Tapi tentu saja aku tolak.

"Gini aja ya pak..." ujarku. Aku kemudian melepas micro bikini yang udah gak benar makainya itu, lalu naik ke atas tubuh si bapak. Dengan keadaan telanjang bulat, aku duduk di selangkangannya. Vaginaku menempel di batang penisnya. Aku dapat merasakan betapa tegang dan kerasnya penis bapak itu. Menandakan betapa terangsangnya dia saat ini ingin sekali menyetubuhiku.

Aku lumuri area selangkangan kami dengan lotion. Dengan posisi itu, aku kemudian memaju-mundurkan pinggulku, sehingga vaginaku bergesekan dengan batang penisnya. Kadang aku menggesek lembut, kadang kencang. Cairan lotion tersebut menimbulkan bunyi berkecipak yang khas saat kelamin kami menggesek. Bapak itu mengerang kenikmatan, akupun juga mendesah horni. Aku terus menggesekkan kelamin kami hingga bapak itu muncrat. Meski gak sampai ML, tapi bapak itu sepertinya puas banget.

Selesai yang satu, lalu terus lanjut dengan pelanggan yang baru, begitu seterusnya, dan selalu diakhiri dengan muncratan sperma. Badankupun jadi makin belepotan sperma. Berkali-kali aku nyaris dientotin. Ada yang nawarin duit, sampai ada yang maksa banget untuk bisa entotin aku. Untungnya aku bisa bertahan menjaga perawanku. Paling jauh hanya menggesekkan vagina ke penis saja. Total ada 5 pria yang aku urut termasuk si kurir. Mereka semua puas banget. Yang punya tempat itu sampai nawarin aku kerja di sana. Aku jawab aja pikir-pikir dulu, haha. Sungguh pengalaman yang seru dan menegangkan jadi yang dipijat dan yang mijatin. Coba aja ada Dira di sini, pasti lebih seru, haha.

Saat bersiap-siap pergi dari sana. Aku mengecek pesan-pesan yang masuk ke hapeku. Ada pesan dari Dira. Dengan segera aku baca pesan tersebut.

'Hai Intan, sudah makan? Gimana tadi? Asik jadi kurir? Hihihi. Maaf ya aku udah ngerepotin kamu, karena seperti yang aku katakan, aku ada keperluan mendadak. Ada masalah gitu deh pokoknya, dan sepertinya masalahnya makin runyam. Aku gak bisa bilang sama kamu. Karena itu, lewat ini, aku mau pamit sama kamu....'

Aku berhenti sejenak sebelum melanjutkan membaca pesannya. Aku tertegun. Dira? Apa yang terjadi?? Lo kenapa?

Aku kemudian lanjut membaca pesannya lagi.

'Terima kasih karena sudah mau berteman denganku. Aku senang banget bisa kenal kamu. Tapi aku harus pergi, mungkin kita gak bisa bertemu lagi. Ada yang harus aku selesaikan. Semoga kamu baik-baik aja ya di sana. Semoga kamu bisa bebas melakukan apa yang kamu mau. Dan semoga fantasi2 nakal kamu jadi kenyataan, amin, hihihi. Sekali lagi makasih ya. Farewell'

Begitu membacanya aku langsung membalasnya, tapi pesanku tidak pernah sampai. Aku mencoba menelponnya tapi tidak tersambung. Nomorku sudah diblokir olehnya. Aku kesal, kecewa dan sedih.

Begitu sampai di rumah aku coba menghubunginya lagi, begitupun besoknya, dan besoknya lagi. Tapi tidak pernah ada kabar dari Dira. Aku benar-benar kehilangan seorang teman, dan kehilangan teman itu benar-benar menyakitkan. Ternyata gak butuh waktu bertahun-tahun untuk merasakan sebuah pertemanan yang sesungguhnya. Waktu yang sebentar sudah cukup membuatnya menjadi teman terbaik yang pernah aku miliki.

Dira... aku senang bisa kenal kamu. Aku senang punya teman seperti kamu, kamu tau gak betapa aku senang akhirnya punya teman yang kesukaannya sama denganku, tapi tiba-tiba kamu berkata untuk pergi. Aku gak bisa marah sama kamu, aku hanya kesal dan sedih pertemanan kita harus berakhir.

You're my inspiration. Aku harap kita bisa bertemu lagi. Aku yakin pertemanan kita gak akan berakhir sampai di sini. Aku yakin suatu saat kita bisa seru-seruan bersama lagi. Sampai saat kita bertemu lagi, aku akan selalu ingat apa yang pernah kamu katakan. Aku gak akan ragu lagi mewujudkan fantasi-fantasiku. Aku gak akan menahan-nahan diri. Aku akan melakukan apa yang aku mau. Ya... ceritaku baru akan dimulai, dan itu tidak lagi cuma sekedar fantasi.





Cerita Cuma Sekedar Fantasi (Bag.3) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Cuma Sekedar Fantasi (Bag.3) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Setengah Baya, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: ABG, Fiksi, Setengah Baya, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Cuma Sekedar Fantasi (Bag.3) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2020/03/cuma-sekedar-fantasi-3.html

Lebih HOT !!!