Cuma Sekedar Fantasi (Bag.2)

Cerita Dewasa Cuma Sekedar Fantasi (Bag.2) -

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Cuma Sekedar Fantasi (Bag.2)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Setengah Baya,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


"Kakeeeek... ahh.. ahhh.... Intan sampeeee...." Teriakku manja. Bersamaan dengan itu tubuhku melunglai. Kakiku tidak kuat lagi menahan berat. Akupun menjatuhkan diri ke lantai.

"Kakek jangan main-mainin memek Intan terus dong..." ujarku dengan menggembungkan pipi.

"Hehehe, kok gak boleh neng?"

"Intan gak kuat kalau memek Intan dimainin" jawabku sekenanya.

"Neng Intan horni ya? Mau kakek entotin aja? Hehe" ujarnya kurang ajar dengan enteng. Padahal di luar sana para cowok selalu berkata sopan padaku untuk menarik perhatianku, tapi sekarang seorang pemulung tua dengan gampangnya berkata minta bersetubuh denganku.

"Jangan dong kek, gak boleh..." jawabku. Aku tahu kalau dia pasti horni banget sama aku. Pemulung ini pasti pengen banget menyetubuhiku. Dia begitu dekat dengan kesempatan untuk bisa ngentotin cewek muda yang cantik. Kesempatan yang tentunya tidak akan sering dia dapatkan. Tapi aku udah megang prinsip gak akan sampai bersetubuh apalagi ngasih perawanku ke dia. Maka akupun tidak bersedia dientotin olehnya meskipun aku juga lagi sange.

"Ya udah, terus sekarang kita ngapain lagi nih neng?"

"Hmm... Kita saling jilat kelamin aja yuk kek kalau gitu, biar lebih mesum," ujarku yang lagi kebawa horni. Aku emang baru saja orgasme, tapi aku masih horni, dan horni ini bikin aku gak bisa berpikir jernih. Ugh!

"Wah mau banget, kakek suka banget deh pokoknya mesum-mesuman sama neng Intan yang super cantik" si kakek pemulung itu kemudian dengan cepat memutar badannya. Yang mana dia di atas dan aku di bawah. Kini penisnya berada di depan wajahku, begitu pula vaginaku yang kini berada di depan mukanya. Kami masih berada di atas lantai. Padahal tadi aku pengen ngajak dia naik ke ranjang dulu biar lebih enak mesum-mesumnya, tapi si kakek kayaknya udah gak tahan pengen cepat-cepat, hihihi.

"Nggghhh..." pemulung itu dengan cepat memainkan vaginaku dengan mulutnya. Seketika vaginaku mengeluarkan cairan yang sangat banyak. Aku yang udah horni jadi semakin horni dibuatnya. Rasanya nikmat banget saat akhirnya ada yang memainkan vaginaku pake mulut, meskipun mulut seorang pemulung yang bau sampah.

Akupun juga tidak kalah memberikan service terbaik yang aku bisa pada pemulung tua yang sekarang jadi kakekku ini. Aku mencoba mengabaikan bau selangkangannya yang tidak sedap itu dan menikmati memainkan kelaminnya pake lidah dan bibirku. Penisnya aku jilat, aku kulum, dari ujung hingga pangkal termasuk buah zakarnya. Dia hanya bisa melenguh kenikmatan, pastinya baru kali ini dia merasakan nikmat seperti ini. Yang mana kemaluannya dimanjain pake mulut oleh seorang gadis kuliahan yang cantik jelita kayak aku.

Slrrruuupppp

"Ngghhh..."

"Keekk...."

Slrruupppp...

"Neng Intan... nikmat banget mulut neng Intan... memek neng Intan juga nikmat"

Slrruupp.. slrruuppp...

"Habisin semuanya kek, memek Intan untuk kakek"

Slrruuuppp... slrruuppp... slrrruuuppp

Aksi jilat menjilat kami terdengar sangat heboh. Terutama pemulung itu, rakus banget memakan vaginaku.

"Ahhh... kek... Intan... ahhhh... Intan sampeeeeeeee" aku melolong kencang. Kakiku reflek menjepit kepala pemulung itu. Aku orgasme dengan cepat gara-gara mulut si pemulung di vaginaku. Rasanya sungguh nikmat.

"Hehehe, nikmat banget neng... lagi ah..." ujar pemulung itu gak kasih aku istirahat. Dia kembali melahap vagina dengan lahap. Duh, betul-betul dikerubungi bakteri-bakteri deh vaginaku yang terawat ini. Nikmatin aja deh, nanti kan bisa dicuci, hihihi.

Cukup lama aku dan pemulung itu saling jilat kelamin. Pemulung itu terus dan terus memainkan vaginaku. Selesai aku orgasme, dia meminum semua cairan vaginaku, terus lanjut lagi memainkan vaginaku sampai aku orgasme lagi. Begitu seterusnya Dia betul-betul menikmati tubuhku sepuas hatinya, terutama pada vagina dan payudara yang menjadi kebanggaanku itu karena selalu kurawat. Aku juga terus memanjakan penisnya dengan mulutku. Kami sama-sama gak ingin berhenti. Aku suka dibuat orgasme olehnya, dan dia juga senang banget disepong dan meminum cairan memekku.

Hampir satu jam lamanya kerjaan kami hanya saling jilat kelamin. Dalam satu jam saja sudah tak terhitung berapa kali aku orgasme. Tubuhku dan pemulung itu jadi basah kuyup oleh keringat.

"Neng Intan, kakek pengen muncrat dulu nih..." ujar pemulung itu akhirnya gak kuat pengen muncrat.

"Iya kek, muncrat aja dulu... nanti kan masih bisa lanjut lagi, gak usah ditahan-tahan kek kalau pengen muncrat... kakek bisa muncrat sebanyak apapun yang kakek mau sampai besok" balasku.

"Ahhh... neng Intan..." Masih dengan posisi kelamin berada di wajah masing-masing, pemulung itupun muncrat untuk pertama kalinya. Saat muncrat, dia membenamkan penisnya dan dia tekan dalam-dalam ke mulutku.

"Ngghhhh....."

Crrrooottt.... Crrrrooottt... crrroooottt...

Gila sumpah!! Aku membiarkan seorang pemulung ejakulasi di dalam mulutku! Bertubi-tubi cairan kental yang selama ini terpendam dalam buah zakarnya yang dekil tumpah semua ke dalam mulutku. Spermanya mengalir lancar masuk melewati kerongkonganku dan bermuara di lambungku. Sperma yang dia keluarkan sangat banyak. Entah sudah berapa lama dia tidak ejakulasi. Mungkin sudah berbulan-bulan atau bertahun-tahun. Lagian siapa juga sih cewek yang mau nerima sperma dia? Beruntung banget pemulung ini akhirnya ada aku yang mau nerima spermanya.

Selesai ejakulasi, dia masih terus berada di atas tubuhku. Dia tampaknya menikmati banget momen muncrat di mulutku itu. Barulah beberapa menit kemudian dia bangkit. Aku akhirnya bisa menghirup nafas segar.

"Nikmat banget neng..."

"Iya... kakek suka?"

"Suka banget.... Tapi masih belum puas... hehehe"

"Iya kakekku sayang... kakek boleh lanjutin lagi kok manja-manjaan sama Intan"

"Pengen ngentot memek sih neng..."

"Yeeee kakek... mulut Intan aja yang dientotin, memek Intan jangan, bandel ih kakek ini..."

"Ayo dong neng... bentar aja... kebelet banget nih..."

"Gak mau ah, sini-sini kontolnya, hihihi" ujarku meraih penis pemulung itu dengan cepat pakai mulutku biar dia gak ngebet terus.

"Duh neng, mulutnya... ahhhh...." Dia langsung mengerang kenikmatan begitu penisnya aku kulum. Diapun kemudian berbaring santai, sedangkan aku sibuk memanjakan penisnya lagi. Pemulung tua itu pasti gak akan melupakan hari ini. Yang mana penisnya akan terus dimanjakan semalaman sama mahasiswi idola super cantik.

Setelah sekitar 30 menit nyepongin penisnya, pemulung itu gak kuat untuk ejakulasi lagi. Tapi kali ini dia pengen muncrat di wajahku. Dia bilang udah lama punya fantasi pengen muncratin wajah cewek cantik pake sperma dia. Oke deh... aku turutin deh.

"Crroooott... crrrooootttt... crroooottt...." Sperma kental mendarat dengan banyaknya di wajahku. Meski tadi udah orgasme, tapi spermanya masih tetap banyak juga. Mungkin karena nafsunya gak habis-habis padaku. Saking banyaknya, spermanya tidak hanya mengotori wajahku, tapi juga rambut hingga buah dadaku. Kental dan lengket banget!

Penampilanku jadi makin berantakan. Aku yang udah basah kuyup oleh keringat, liur dan cairan vaginaku, kini jadi makin berantakan oleh sperma si pemulung. Aku kemudian menyeka sperma-sperma di wajahku pake jari tangan, terus menjilati jari-jariku itu sambil senyum-senyum padanya sampai semua sperma di wajahku habis. Aku gak nyangka kalau aku bisa senakal ini.

"Neng Intan makin menggairahkan deh... makin pengen dientotin rasanya, hehehe"

"Segitu pengennya ya kek? Kakek pengen obok-obok memek Intan pake kontol kakek ya?" godaku.

"Iya neng, yuk neng ngentot"

"Hmm... gesek-gesek aja ya kek pake kontol kakek... untuk kakek Intan bolehin deh... mumpung kakek adalah kakek Intan sendiri... tapi jangan sampai masuk, Intan masih perawan," ujarku kemudian.

Aku lalu mengambil posisi nungging di depannya. Aku berpegangan pada tepi ranjang. Aku dari tadi juga udah horni banget. Semoga dengan memekku digesekin kontol bisa membuat rasa horni itu berkurang

Pemulung itupun mendekat dan menempelkan penisnya ke belahan pantatku. Dia menggesekkan penisnya beberapa kali di sana, barulah kemudian dia selipkan di antara pahaku, tepat di bawah vaginaku. Aku jepit batang penisnya dengan pangkal pahaku. Pemulung itu lalu memegang pinggulku dan mulai menggenjot pangkal selangkanganku.

"Argghhh... nikmat neng...." racau pemulung itu seketika.

"Hihihi, nikmat kan kek? Serasa ngentotin memek Intan kan? Anggap aja iya, hihihi"

"Iya neng, serasa ngentotin memek, hehehe"

"Hihihi, nikmatin kakekku sayang... genjot Intan kek, semangat kek, genjot yang kuat... aaaahhhh" ujarku sambil mendesah horni.

Jleb... jleb...

"Kek...."

Jleb...

"Neng Intan..."

Suasana semakin panas. Manja-manjaan kami sebagai kakek dan cucu semakin cabul dan mesum. Meski hanya berdua, tapi kamarku ramai dengan suara desahan dan raungan kenikmatan, berpadu dengan suara peraduan kelamin kami yang saling menggesek.

Aku kemudian berkali-kali dibuat orgasme. Aku menjerit-jerit kencang setiap mencapai orgasmeku. Padahal hanya digesek-gesek saja, tapi nikmatnya luar biasa. Pemulung itu tentunya juga merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah cukup lama dia akhirnya muncrat lagi. Kali ini dia muncrat di sela-sela pahaku. Membuat bagian bawah tubuhku jadi belepotan oleh sperma kentalnya.

Tanpa terasa malam sudah makin larut. Pemulung itupun beneran menginap di rumahku. Aku mandi dan membersihkan diri. Setelah itu aku memesan makanan secara online untuk kami berdua. Kami makan suap-suapan. Baik suapin makanan maupun minuman. Saat nyuapin minum bahkan dari mulut ke mulut. Pasti banyak banget cowok yang iri dengan pemulung tua ini. Mereka semua kalah telak, hihihi.

"Lagi neng, kakek masih haus... Minum dari mulut neng Intan emang lebih nikmat, hehe"

"Dasar kakek ini manja banget," Akupun menyuapi air putih lagi padanya. Lagi dan lagi sampai dia puas.

"Gantian kek, Intan pengen minum juga...."

"Iya cucuku sayang... kakek gak mungkin lupa kok nyuapin cucu kakek yang cantik jelita ini, hehehe" balasnya menggombal. Aku tertawa kecil saja. Diapun melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan. Dia memasukkan air dulu ke mulutnya, barulah kemudian dia pindahkan ke mulutku. Namun air yang ku minum malah jadi gak karuan rasanya. Mulutnya bener-bener penuh bakteri sampai merubah rasa air jadi gak enak gini. Gak mau banyak-banyak deh aku minum dari mulutnya. Biar dia aja yang ketagihan minum dari mulutku

Setelah makan dan istirahat kami berencana lanjut mesra-mesraan lagi. Aku sudah memutuskan, kalau aku akan ngasih tubuhku secara total untuknya malam ini. Aku akan melayani nafsunya sepenuh hati! Aku akan membiarkan fantasi nakalku ini tersalurkan. Tentu dengan pengecualian tanpa bersetubuh. Tanggung memang kalau tanpa bersetubuh, tapi itu udah prinsip. Semoga aku bisa memegang prinsip tersebut.

.....

.....

Saat ini aku dan pemulung itu sudah berada di kamar. Kami sudah berduaan di tempat tidur. Yang mana aku sudah cantik lagi karena udah mandi, sedangkan si kakek masih dekil karena gak mandi-mandi, hihihi.

"Senang banget bisa tidur sama neng Intan... apalagi boleh mesumin neng Intan sepanjang malam di kamar neng Intan, hehe"

"Iya kek... kakek bebas apain Intan di kamar Intan ini, eh, tapi jangan bilang kamar Intan dong... malam ini kamar Intan juga kamarnya kakek kok... hihihi"

"Wahhh... neng Intan baik banget, makin nafsu kakek, hehehe"

"Boleh banget kek kalau kakek nafsu sama Intan, tapi awas jangan dientotin! Kakek boleh perlakukan Intan lebih seenaknya lagi, puas-puasin deh Intan mau diapain aja sama kakek... asal jangan dientotin..."

"Hehehe, oke deh neng"

"Awhhh.... " teriakku manja. Pemulung itu tiba-tiba langsung menghempaskan tubuhku ke tempat tidur. Aku lihat wajahnya, dia tampak begitu nafsu melihatku. Aku kemudian mengambil selimut dan menutupi tubuhku seadanya dengan gaya pura-pura takut, dianya malah makin gemas padaku, hihihi.

"Ayo kek sini naik kalau berani... hajar Intan di tempat tidur, empuk lho tempat tidur Intan... Kakek udah gak tahan kan pengen mesumin Intan di tempat tidur Intan sendiri?" ajakku menggodanya sambil membuka selimutku isyarat mengajaknya gabung. Duh, nakal banget ya akunya.

"Duh, sialan lah... Neng Intan nafsuin banget..." pemulung itu langsung menindih tubuhku yang langsung membuatku berteriak manja lagi.

"Awwhh... kek... hihihi"

Kamipun bergumul lagi. Aku dan pemulung itu lanjut berciuman dan saling grepe di atas tempat tidurku sampai guling-gulingan. Tubuhku dijamah habis-habisan olehnya. Buah dadaku diremas-remas. Wajahku dijilati dan dicium terus olehnya karena saking gemasnya dia padaku. Sambil berciuman dia juga sering menumpahkan liurnya ke dalam mulutku. Rasanya emang gak enak banget, bau busuk, tapi semuanya tetap ku terima dan ku telan.

"Ih, kakek hobi banget deh ngeludah ke mulut Intan..." ujarku. Saat ini aku sedang berbaring telentang ditindih olehnya.

"Tapi neng Intan suka kan? hehehe...."

"Iya... suka kok... kakek boleh meludah sepuasnya ke mulut Intan, badan dan wajah Intan juga boleh" jawabku manja. Mendengar perkataanku, membuat kakek itu kembali menggila meludah ke dalam mulutku. Dia meludahi mulutku bertubi-tubi. Aku yang juga udah terbawa horni hanya bisa pasrah saja, ku coba sebisa mungkin menelan setiap liur yang diberikannya padaku. Sebagian liurnya tumpah ke wajah dan leherku. Dalam waktu singkat aku udah seperti mandi liurnya pemulung.

"Neng Intan tambah cantik deh kalau gini, hahaha" pujinya. Aku hanya tersenyum. "Gini aja deh neng, kakek bakal mandiin neng Intan pake liurnya kakek, tapi ntar mulut neng Intan kakek genjot habis-habisan pake kontol, gimana neng? hehe" tawarnya. Ada-ada aja dia ini, emangnya dia pikir aku ketagihan mulutku digenjot, hihi. Belum lagi dimandiin pake liurnya, wajahku penuh liurnya aja rasanya udah risih banget, apalagi kalau seluruh tubuhku, pasti tubuhku bakalan bau banget. Iuuuhhhh, gak kebayang deh betapa baunya. Tapi memikirkannya kok malah bikin aku tambah horni ya, ugh.

"Hmm... boleh kek," jawabku akhirnya mengiyakan. Dia tertawa kesenangan.

Tanpa menunggu lagi, kakek itu langsung memulai aksinya. Wajahku kembali diciumi sambil dijilati. Sesekali dia meludahi wajahku, atau mulutku.

"Gemes kakek neng, neng Intan cantik banget... cuiiihhh!!" ujarnya disertai ludahan ke keningku, lalu menjilati kening hingga pipiku sebelah kanan. Dia lakukan hal itu sekali lagi namun kini ke arah pipiku sebelah kiri. Dia lalu membuka mulutku dengan jarinya, lalu mengobok-obok isi mulutku dengan jari-jarinya lalu kemudian meludah di sana.

"Jangan langsung ditelan neng, kumur-kumur dulu, hehehe" suruhnya. Akupun menuruti. Aku berkumur-kumur dengan ludahnya sambil berusaha tersenyum menatapnya. Dia yang gemas malah menghujani wajahku dengan liurnya lagi. Ampun deh sama pemulung ini, betul-betul suka banget ngeludahin wajahku. Wajahku yang biasanya selalu ku rawat dengan kosmetik-kosmetik mahal kini malah dikotori sama liur-liur penuh bakteri.

Cukup lama dia bermain di wajahku, berkali-kali dia meludah baik di mulut maupun di mukaku. Setelah dia puas, pemulung itu lalu lanjut menjilati leherku kemudian turun ke buah dadaku. Buah dadaku juga cukup lama dinikmati olehnya. Putingku digigit-gigit dan ditarik-tarik olehnya. Sambil dia menikmati buah dadaku, akunya hanya bisa mendesah-desah keenakan sambil menggenggam kepalanya yang terbenam di buah dadaku. Nikmat sih rasanya buah dadaku dikenyot-kenyot pemulung itu, tapi mau sampai kapan sih?

"Ayo kek buruan, keburu pagi ntar... masih banyak kan yang pengen kakek lakukan ke Intan?"

"Hehehe, iya deh neng..." ujarnya menyeka mulutnya yang penuh liur. Diapun pindah ke bagian yang lain. Dia jilati tanganku, perut, hingga kakiku. Tapi dia sengaja menyisakan vaginaku terakhir. Dia tetap memandikanku dengan santai seakan ingin menikmati setiap inci tubuhku semaksimal mungkin. Sekitar setengah jam lamanya aku membiarkan tubuhku dibeginikan olehnya. Tubuhku kini sudah betul-betul basah oleh liurnya. Aku dapat mencium bau yang amat gak enak. Iuuhh.

"Nah... sekarang tinggal memeknya deh, kita saling jilat kelamin aja ya neng... biar makin enak, lagian habis pipis tadi kontol kakek belum dicebok, cebokin pake mulut neng Intan aja ya, hehehe" ujar pemulung itu.

"Ih jorok gak cebok, ya udah sini deh dicebokin pake mulut Intan"

Pemulung itupun lalu memutar tubuhnya dan menindihku dari atas. Kepalaku bertemu penisnya sedangkan kepalanya bertemu vaginaku. Hap! Vaginaku langsung disosor oleh mulutnya dengan rakus. Aku juga langsung mengulum penisnya.

"Ssshhhhh...ngggghhhhh"

"Memek neng Intan sedaaap... nikmat banget..."

"Nggmmhhh... "

Suara erangan penuh birahi memenuhi kamarku. Dia kini sudah gak sungkan lagi untuk menggenjot mulutku dengan kasar. Dia nyaris gak ngasih aku waktu untuk bernafas, terus-terusan membenamkan penisnya di mulutku. Saat dia menarik penisnya sedikit barulah aku bisa bernafas, tapi setelah menarik penis sedikit dia kembali menghentakkan penisnya dalam-dalam ke mulutku. Mulutku habis-habisan digenjot olehnya.

"Ngmmmhh...... " aku orgasme!! Dia yang tahu aku orgasme malah tertawa cekekehan. Meskipun dia menggenjot mulutku dengan kasar dan membuat aku kerepotan, tapi aku justru menyukainya. Ugh, sepertinya ada yang salah denganku

Setelah aku orgasme, dia masih terus menindihku dari atas dengan penis tegangnya yang masih terbenam di mulutku. Pemulung itu sendiri lagi asik menjilati cairan vaginaku yang keluar karena orgasmeku barusan.

"Mantap memek neng Intan... sedap, hehehe" ujarnya. Ingin sekali aku balas mengatakan, "Iya kek.. habisin aja, semuanya untuk kakek kok... kakek boleh minum cairan memek Intan sepuas hati kakek deh," tapi sayangnya mulutku masih tersumpal penisnya, jadi aku hanya mengatakannya dalam hati, hihihi.

Saat pemulung itu menikmati cairan vaginaku, dia juga sambil memaju-mundurkan penisnya lagi di mulutku. Dia kembali menggenjot mulutku. Gerakan genjotan penisnya awalnya pelan karena pemulung itu menggenjot mulutku sambil menikmati memekku, tapi lama kelamaan genjotannya kembali kasar seperti tadi. Aku kembali dibuat kewalahan dan susah bernafas.

Jleb..jleb...

"Ahh... memeeeek"

Plak..plak... slrruppp.. slrrpuuppp...

Jleb.. jleb...

Kembali yang terdengar setelah itu hanya suara erangan si pemulung yang berkata-kata kotor dan suara peraduan mulutku yang digenjot kasar oleh kelamin si pemulung. Tak butuh waktu lama hingga aku kembali dibuat orgasme. Ugh, bisa-bisanya aku dibikin orgasme berkali-kali karena mulutku digenjot kasar begini. Aku suka dikasarin.

"Argghh... neng Intan cantik... mulutnya nikmat banget... enak banget entotin mulut neng Intan..." racau pemulung itu sambil terus menggenjot mulutku bertubi-tubi. Dia terus menggenjot sambil menikmati cairan vaginaku.

"Nggmmmhhh...." Aku hanya bisa membalasnya dengan lenguhan manja, biar dia makin nafsu sama aku, biar dia makin menggila genjotin mulutku. Aku rela mulutku digenjot habis-habisan sama pemulung ini, asal jangan vaginaku aja.

Akhirnya kamipun terus saling menikmati kelamin satu sama lain dengan mulut. Kami berguling-gulingan di atas tempat tidurku, tapi paling sering aku yang berada di bawah dihimpit olehnya yang sibuk menggenjot mulutku dengan kasar. Berkali-kali aku dibuat orgasme, sehingga pemulung itu bisa terus menikmati cairan vaginaku yang katanya amat manis itu.

Aku dapat merasakan selangkanganku amat basah karena cairan vaginaku dan juga lendir-lendir liur si pemulung. Bahkan sprei tempat tidurku juga sudah basah dan berbau campur aduk, antara bau wangi cairan vaginaku dan bau busuk liur pemulung itu. Wajahku juga dibuat makin basah karena liurku sendiri karena mulutku terus dipompa oleh penis si pemulung.

Akhirnya setelah cukup lama pemulung itu bangkit. Aku juga langsung duduk. Aku gunakan kesempatan itu untuk mengambil udara segar setelah sedari tadi menghirup bau busuk selangkangan pemulung tua mesum itu. Aku lihat bayangan diriku di cermin. Sungguh berantakan banget! Wajahku terlihat memerah basah oleh keringat dan liur, rambutku juga berantakan dan lepek. Tapi kayaknya penampilanku itu makin membuatku makin seksi menggairahkan di depan pemulung, dia langsung menyosorku lagi dengan ciuman-ciumannya karena gemas.

"Neng Intan... kakek pengen gesek-gesek memek neng Intan lagi nih..." pinta si pemulung itu setelah melepaskan ciumannya. Hidung kami bertemu, pipi kami saling menggesek. Aku dapat merasakan nafas baunya yang berhembus di depan wajahku.

"Iya kek... boleh kok... kakek boleh gesekin kontol kakek ke memek Intan... Cuma kakek aja yang boleh gesek-gesek di memek Intan, kontol lain gak boleh... memek Intan hanya untuk kakek seorang kok" jawabku sambil memasang senyum semanis mungkin biar dia makin bergairah kepadaku.

Tanpa menunggu lagi, pemulung itu langsung menyuruhku menungging di atas kasur.

"Nungging neng, kakek pengen gesek dari belakang..."

"Iya kek" jawabku yang langsung kuturuti. Aku menungging membelakanginya. Aku lirik ke belakang dan tersenyum padanya. Aku juga menggodanya dengan menggerakkan pinggulku ke kiri dan ke kanan, hihihi. "Ayo kek entotin memek Intan, Intan udah gak sabar digenjot kakek lagi... memek Intan milik kakek..." ujarku mendesah nakal.

Pemulung yang makin nafsu itu kemudian langsung mengambil posisi di belakangku. Dia memegang pinggangku, lalu penisnya mulai diselipkan di antara pangkal pahaku, tepat di bawah permukaan vaginaku. Diapun mulai menggejot. Aku dan pemulung itu kembali mempraktekan gaya bersetubuh, kalau oranglain melihat bakalan seperti aku dan dia ngentot beneran dengan posisi dogy, padahal sebenarnya hanya gesek-gesek doang, hihihi. Tapi kok aku mau-maunya sih saling gesek kelamin dengan pemulung dekil entah berantah gini!? Ntar kalau beneran dia masukin gimana coba? Ah, biarin aja deh, yang penting seru. Asalkan dia gak beneran entotin aku aja, hihihi.

"Enak kek? Gesek aja memek Intan sesuka hati kakek..." ujarku manja.

"Iya neng... Duh, paha neng Intan mulus banget, lembut, putih... enak banget" racaunya dengan nafas memburu saking nafsunya. Dia memeluk pinggangku makin erat. Genjotan pemulung itu makin kencang aja memaju-mundurkan penisnya di pangkal pahaku. Batang penisnya menggesek permukaan vaginaku dengan sangat cepat seakan beneran menggenjot vaginaku.

Genjot genjot genjot, dia terus menggenjotku dengan cepat. Aku semakin kerepotan. Tanganku makin berat menahan tubuhku dan juga tubuh si pemulung yang bertumpu pada pinggulku. Aku terengah-engah terpelanting depan belakang karena genjotan beringas si pemulung. Meski tubuhnya kecil, tapi kalau lagi nafsu tenaganya besar juga.

"Ngghhh.... Kek.... Intan... Intan... Intan sampaaaiiii... aaahhhhhh" teriakku bersamaan dengan orgasme yang melanda. Lagi-lagi aku dibuat orgasme meski tanpa bersenggama. Bahkan cairan vaginaku muncrat dengan banyaknya. Pangkal pahaku jadi makin basah, jatuh hingga ke lutut dan membasahi sprei tempat tidurku.

"Ngghh... kek..."

Jleb.. jleb.. jleb...

Meski aku baru saja orgasme, tapi pemulung itu justru makin mempercepat genjotannya pada pangkal pahaku. Sepertinya suara desahanku waktu orgasme tadi bikin dia makin nafsu. Akhirnya tanganku tidak bisa menahan tubuhku lagi, tubuhku tersungkur di kasur, namun pantatku masih tertungging ke atas dan masih terus digesek sama si pemulung.

"Arrghhh... memek neng Intan"

"Shhh... aahhh... kek..."

Jleb..jleb...jleb...

Sprei tempat tidurku makin jadi berantakan, ranjangku berderit kencang. Suara desahanku dan erangan si kakek pemulung memenuhi isi kamar. Betul-betul heboh pokoknya! Meski takut beneran dientotin, tapi seru banget mesum-mesuman berdua sama pemulung ini, hihihi. Akhirnya akupun dibikin orgasme lagi. Ya ampun, aku gampang orgasmenya. Aku kembali tersungkur lemas tengkurap di bawahnya.

"Enak neng digesek memeknya?" tanya si pemulung cengengesan berbisik ke telingaku. Dia masih menindihku. Pemulung itu seakan bangga banget udah bikin aku orgasme berkali-kali.

"Enak kek..."

"Suka ya kakek gesekin kasar-kasar gitu?" tanyanya lagi. Aku kemudian memutar tubuhku sehingga aku dan pemulung itu berhadap-hadapan, lalu kucium mulutnya dengan lembut. Tanganku memeluk lehernya dengan manja. Lalu aku tersenyum manis.

"Suka... kakek gemas banget ya sama Intan? Sampai kasar gitu mainin tubuh Intan..." godaku senyum-senyum sambil aku gesek-gesekin hidungku ke hidungnya. Makin gemes deh dia, hihihi.

"Iya, neng Intan betul-betul gemesin, bikin kakek nafsu banget.... Hehehe" jawabnya yang kemudian mencium bibirku. Aku terima ciumannya dan kamipun saling membelit lidah.

"Intan senang kalau kakek nafsu banget ke Intan... jangan sungkan-sungkan ya kek perlakukan Intan sesuka hati kakek di kamar ini... Seperti yang Intan bilang tadi, kamar Intan dan segala isinya milik kakek kok, termasuk yang punya kamar" ujarku senyum-senyum lalu mencium bibirnya.

Kami saling belit lidah lagi. Dia menikmati banget momen berciuman denganku, dia menciumku sambil gesek-gesekin tubuhnya yang bau sampah itu ke tubuhku. Penisnya juga nyelip di pangkal pahaku, aku bantu dengan menjepitkan pahaku. Setelah cukup lama berciuman dia lalu berhenti.

"Sekarang neng Intan yang di atas ya..." suruhnya yang langsung berbaring di sebelahku. Aku yang tahu maksudnya lalu bangkit duduk di sebelahnya yang sedang berbaring.

"Ih, tegang banget sih...." ujarku sambil mengocok-ngocok penisnya.

"Gede ya neng? Hehe"

"Banget kek...kalau masuk ke memek Intan pasti penuh banget... hihihi"

"Pengen coba neng?"

"Coba gak yah..." godaku.

"Coba aja neng... pasti neng Intan ketagihan, kalau udah coba neng Intan pasti nanti bakal ngemis-ngemis kakek kontolin terus, hahaha"

"Ish, kakek mesum!" ujarku sambil terus mengocok penis tegangnya. Aku lalu menundukkan kepala, sambil menyibak rambutku aku lalu mengulum penisnya.

"Duh, cantiknya neng Intan... hehe" ujarnya, aku hanya balas dengan meliriknya sambil tersenyum. Aku sepertinya sudah terbiasa dengan bau selangkangannya yang tidak sedap. Sambil penisnya dikulum olehku, tanganya sibuk membelai-belai kepalaku dan memilin rambutku. Wajahku kadang dibelainya. Pemulung itu pasti bangga dan bahagia banget saat ini, hihihi.

"Yuk kek kita gesek-gesek lagi, hihihi" ujarku kemudian.

"Yuk neng... kakek udah gak tahan nih... hehe"

"Intan juga kek, udah gak tahan juga gesek-gesekan kelamin sama kakek... lagi" jawabku. Aku kecup bibirnya sambil terus mengocok penisnya. Aku lalu naik ke atas tubuhnya sambil terus menggenggam penisnya. Aku berlutut dengan memposisikan penis pemulung itu tepat di bawah vaginaku. Aku lalu menowel-nowel penisnya ke vaginaku sampai kepala penisnya nyaris masuk. Aku berlagak selacur mungkin biar dia makin gemas.

"Ups, salah... gak boleh dimasukin, bisa lepas perawan Intan nanti, hihihi" ucapku kemudian.

"Argh.. sialan neng Intan ini, bikin gregetan aja..." ujarnya.

"Hihihihi" aku tertawa cekikikan. Penis si pemulung itu kemudian kurebahkan di atas perutnya, barulah aku duduk di atas penisnya. Penisnya dan vaginaku berhimpitan, tapi gak masuk karena posisi penisnya yang melintang di bawah vaginaku.

"Nikmatin ya kakek sayang..." ujarku mulai menggoyangkan pinggulku maju mundur. Vaginaku dan penis pemulung itu mulai bergesekan. Yang mana kali ini aku yang aktif sedangkan dia hanya berbaring menikmati. Tanganku berada di dadanya. Sedangkan tangannya hinggap di pahaku dan menikmati mulusnya paha putihku yang bergoyang maju mundur di atas penisnya.

"Sshhhhh...."

Jleb jleb jleb...

"Nghhh... aahhhhh..." biar dia makin horni akupun mendesah-desah dengan nakal. Tapi akunya juga horni sih makanya mendesah-desah gitu, hihihi.

Aku terus menggerakkan pinggulku maju mundur, terus menggesekkan vaginaku di atas penisnya dengan telaten. Aku tersenyum dan mendesah. Berusaha semaksimal mungkin agar dia senang dan makin nafsu. Tangan pemulung itu tidak selalu di pahaku, kadang tangannya hinggap di buah dadaku, memilin dan meremas buah dadaku. Pernah juga aku dan pemulung itu saling bergenggaman tangan. Waktu saling berpegangan tangan gini kesannya jadi makin erotis deh, hihihi. Aku horni melihat bayangan diriku di cermin bersama pemulung ini.

Jleb jleb jleb jleb...

"Ahhhhh... ahh..... ahhh...." Aku mendesah-desah horni. Goyangan pinggulku makin kencang. Aku rasa sebentar lagi aku bakalan sampai lagi. Aku lalu merebahkan tubuhku ke depan sehingga tubuhku menghimpit tubuhnya. Buah dadaku menggencet mukanya. Dia gunakan kesempatan itu untuk menjilati buah dadaku. Dia menikmati payudaraku sambil kelamin kami bergesekan. Tangannya memeluk tubuhku, aku juga memeluk kepalanya. Kami menempel erat, kelamin kami bergesekan hebat. Ranjangku berderit kencang.

Jleb jleb...

"Ngmmhhh..... nggmmmmhhhhhh... aahhhhh.. Intan sampaaaiiiii" aku orgasme lagi. Aku berteriak kencang. Nikmatnya sungguh luar biasa. Vaginaku makin sensitif aja gara-gara berkali-kali orgasme dari tadi. Bersamaan dengan itu pemulung itu juga mencapai klimaksnya. Dia memintaku untuk duduk bersimpuh, lalu diapun memasukan penisnya dalam mulutku dan ejakulasi di sana. Kembali aku dibuat menelan spermanya.

Setelah sama-sama orgasme, kami beristirahat sejenak. Aku mengecek chat dan pesan yang masuk ke hapeku. Seharian ini aku gak ada ngecek hape sama sekali karena asik mesum-mesuman sepanjang hari. Pemulung itu sendiri lagi merokok di sebelahku. Meski aku benci asap rokok, tapi demi dia aku tahan deh. Setelah selesai ngecek pesan-pesan masuk, aku letakkan hapeku ke atas meja di samping tempat tidur, lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku untuk gosok gigi, biar mulutku gak bau peju lagi, jadi pemulung mesum itu bisa menikmati mulutku yang udah fresh lagi, hihihi.

Setelah kembali dari kamar mandi aku langsung memeluk manja si kakek pemulung.

"Peju kakek banyak banget lho tadi.... Susah Intan nelannya" kataku bergayutan manja di bahunya. Meski udah berkali-kali orgasme, tapi kakek itu masih bisa ngeluarin peju yang banyak.

"Hehehe, gimana rasanya neng? Enak kan?"

"Enak kok..." jawabku berbohong, padahal rasanya pengen muntah.

"Neng Intan pengen peju kakek lagi?"

"Iya kek... Intan suka peju kakek"

"Oke neng, kakek bakal kasih neng Intan peju yang banyak, sampai pagi kakek akan pejuin neng Intan terus, hehehe"

"Hihihi... Makasih sayangku..." ujarku mengecup pipinya manja dan mengocok penisnya pake tangan. "Intan senang dipejuin terus sama kakek... Intan suka sama kontol kakek yang keras" tambahku sambil mendesah.

Dengan gaya nakal, aku ambil rokok dari mulutnya, mematikan rokok tersebut lalu aku buang jauh-jauh. Aku kemudian merebahkan tubuh pemulung itu dan naik ke tubuhnya. Dia langsung memeluk tubuhku. Aku balas dengan merangkul kepalanya dan mengajaknya berciuman sambil menggesek-gesekkan tubuhku ke tubuh si kakek pemulung. Payudaraku yang putih kenyal bergesekan dengan dadanya yang hitam berbulu. Batang penisnya juga bergesekan dengan pangkal pahaku. Aku suka melakukan hal seerotis ini bersama pemulung mesum ini, hihihi.

"Neng Intan benar-benar nafsuin... kakek senang banget..." ujarnya. Tentu aja dia senang karena aku emang semaksimal mungkin muasin dia, hihi.

"Hihihi, iya... keluarin lidahnya kek..." pintaku. Kakek pemulung langsung menuruti. Lidahnya yang terjulur itu kemudian aku kulum. Aku dapat mencium bau asap rokok yang begitu pekat. Tapi aku santai saja dan menikmati memainkan lidahnya dengan mulutku. Tetap riang dan manja, bahkan tertawa-tawa melakukan aksi mesum ini. Dia yang gemas akhirnya tidak tahan pengen nyelipkan penisnya lagi.

"Kakek pengen gesekin kontol lagi neng..."

"Iya kek boleh..." jawabku masih menggesek-gesekkan tubuhku. Aku kecup bibirnya.

"Tapi kakek pengen gesekin di susu neng Intan dulu deh... gemas banget sama susu neng Intan yang putih kenyal... dari tadi susu neng Intan gesek-gesekin dada kakek terus, jadi gak tahan, hehehe" ujarnya. Aku justru makin menekan-nekan buah dadaku agar makin tergencet ke dadanya, lalu aku gesekin dengan cepat, hihihi.

"Arghh, neng Intan... nikmat neng...." Erangnya kenikmatan, aku tertawa cekikikan. "Neng Intan nakal ya... kakek hajar abis-abisan ntar...." Sambungnya. Aku masih terus menggesekkan payudaraku, kadang sampai naik ke wajahnya dan membenamkan buah dadaku. Pemulung tua itu tentu saja senang banget wajahnya ditindih oleh buah dadaku yang putih kenyal berisi. Mulutnya sampai megap-megap berusaha meraih puting susuku untuk dikulum.

Setelah beberapa saat memainkan buah dadaku di wajah dan dadanya, dia yang gemas kemudian membalikkan tubuhku sehingga kini aku yang ada di bawahnya. Dengan kasar dia tampar wajahku pakai penisnya. Ugh, ditampar pakai penis yang tegang ternyata sakit juga.

"Karena neng Intan nakal jadi harus dihukum" katanya sambil terus menamparkan penisnya ke wajahku.

"Awhhh.... Kek... hihihihi" Aku hanya berteriak-teriak manja sambil cekikikan. Terang aja pemulung itu makin nafsu padaku. Dia kemudian mengambil bh yang aku kenakan tadi dan mengikat tanganku menggunakan bh itu. Celana dalamku tadi dia sarungkan ke kepalaku sehingga wajahku tertutup celana dalamku sendiri kayak pakai topeng. Ya ampun, ada-ada aja dia ini karena saking gemasnya padaku, hihihi.

Sesaat kemudian aku merasakan buah dadaku ditempel oleh batang yang keras dan hangat. Pemulung yang udah nafsu berat itu langsung menggesekkan penisnya di antara buah dadaku. Dia menyetubuhi payudaraku.

"Kenyal banget.... Putih... mulus susunya... argghhh..." racau pemulung itu.

"Shhhh... kek.... Susu Intan milik kakek.. " Akupun ikutan mendesah.

"Arrghh... Nikmat banget neng... kakek bisa cepat muncrat nih kalau ngocok kontol di susu neng Intan... hehehe" ujarnya sambil terus menggenjot. Aku hanya bisa pasrah membiarkan buah dadaku diperlakukan amat cabul oleh pemulung ini karena tanganku terikat.

"Ughh... susu....." Pemulung itu menggenjot dan terus menggenjot buah dadaku dengan batang penisnya sambil meracau keenakan. Kadang dia menggenjot terlalu jauh hingga ujung penisnya sampai ke dekat mulutku, langsung aja deh aku keluarkan lidah untuk menjilatnya. Kadang puting buah dadaku juga digeseknya pakai ujung penisnya. Pokoknya buah dadaku habis dimesumin sesuka hati oleh pemulung itu, dan aku suka diperlakukan mesum olehnya.

Si kakek pemulung itu juga tampak begitu nafsu. Dia sepertinya tidak kuat menahan nikmatnya jepitan buah dadaku yang putih mulus dan kenyal pada batang penisnya. Tak lama kemudian dia mengerang berkata pengen muncrat.

"Kakek pengen muncrat neng... argghhhh" erangnya. Aku tertawa dalam hati, sepertinya buah dadaku emang terlalu nikmat baginya sampai dia jadi pengen cepat muncrat gitu. Lagian gesek-gesek penis ke buah dada itu emang erotis banget, hihihi.

Saat akan muncrat, aku pikir pemulung itu akan muncrat ke buah dadaku atau langsung menembakkannya ke dalam mulutku, tapi ternyata dia mengambil celana dalamku yang lain yang memang ada di atas tempat tidur dan muncrat di sana. Aku melihat bagaimana celana dalam kesayanganku itu jadi kotor diceceri oleh peju pemulung yang amat banyak. Gak kalah banyaknya kayak yang tadi.

"Kakek kok muncratnya di celana dalam Intan ya?" tanyaku bingung. Dia tidak langsung menjawab, malah nambah mengotori celana dalamku itu dengan ludah-ludahnya.

"Untuk ini neng, hehehe" dengan cengengesan dia lalu menyumpal mulutku dengan celana dalam itu!

"Ngmmhhh!!!" Aku langsung berteriak namun tertahan oleh celana dalamku. Betul-betul mesum dia ini. Ternyata untuk ini dia muncrat dan meludah ke celana dalamku. Mulutku sekarang jadi penuh karena tersumpal celana dalamku sendiri yang berlumuran peju dan liur si kakek pemulung. Ugh...

Aku betul-betul dibuat berantakan. Yang mana tanganku terikat oleh bh, kepalaku memakai celana dalam, dan juga mulutku disumpal celana dalam yang penuh cairan menjijikkan dan bau. Dengan keadaanku yang seperti itu pemulung itu kembali menindih tubuhku dan menggenjot buah dadaku. Dia mengerang-erang keenakan menggesekkan penisnya ke buah dadaku. Aku juga keenakan kok, soalnya seru. Baru kali ini aku dibeginiin, hihihi.

Jleb... jleb... jleb... buah dadaku terus digenjot.

Jleb.. jleb...

Terus digenjot, makin lama gesekannya makin kencang. Dia beneran duduk di dadaku sambil menggesek kelaminnya di tempat yang tidak sepantasnya dia gesek. Pemulung seperti dia mana pantas sebenarnya untuk gesekin kontolnya di payudaraku.

"Arrghhh... neng Intan..."

Jleb... jleb..

"Ngghhhhhh"

Crrooott.... Crroooottt... ccrroooottt....

"Kakek muncrat neng.... Argghh.... Neng Intaniiiiii"

Tidak butuh waktu lama hingga pemulung itu kembali muncrat. Kali ini dia muncrat di buah dadaku. Pejunya tetap banyak seperti biasa. Buah dadaku yang putih terawat kini jadi berlumuran air

"Nikmat banget neng... gila... neng Intan benar-benar nafsuin..." ujarnya kemudian membuka sumpalan di mulutku. "Gimana neng? Asik kan? hehehe"

"Ish.. dasar mesum kakek ini" ujarku mencubit manja tangannya.

"Tapi neng Intan suka kan dimesumin, hehehe" balasnya sambil nampar-nampar mukanya pakai penisnya lagi. Dia lalu memasukkan penisnya ke mulutku. Aku yang mengerti lalu mengulum penisnya, untuk membersihkan ujung penisnya dari sisa peju yang menggantung.

"Senang banget kakek bisa mesum-mesuman terus sama neng Intan kayak gini sampai pagi, hehehe"

"Hihihi, senang banget ya kek?"

"Iya neng... beruntung banget kakek..."

"Kalau gitu manfaatin ya kek... jangan sungkan-sungkan perlakukan Intan sesuka hati kakek, hihihi"

"Siap neng, hahahahahaha"

Setelah istirahat, kami kemudian melanjutkannya lagi. Sama seperti tadi, mesum-mesuman tanpa bersetubuh. Paling jauh hanya saling menggesekkan kelamin saja, atau membolehkan dia menyetubuhi mulutku. Pokoknya aku menyerahkan tubuhku untuk muasin nafsu pemulung ini. Sesekali aku mengambil foto selfie kami berdua untuk kenang-kenangan. Hingga akhirnya kamipun mengantuk dan tertidur. Aku tidur bugil bersama seorang pemulung di kamarku! Sungguh beruntung pemulung itu bisa tidur nyaman bersamaku.

Ahh... Sungguh gila apa yang sudah terjadi hari ini. Aku yang sebelum ini gak pernah bugil di depan cowok, kini bugil di depan seorang pemulung tua mesum. Aku bahkan manja-manjaan dengannya layaknya bermanjaan dengan seorang pacar atau suami. Aku membiarkan tubuhku dinikmati olehnya sesuka hatinya. Aku sampai bersedia menelan pejunya hingga membolehkan dia menggesekkan penisnya di vagina perawanku. Sumpah gila banget. Kelakuanku kelewat batas. Aku yang kelewat horni sampai-sampai nurutin fantasi nakalku yang gak seharusnya dijadikan kenyataan. Tapi aku menikmatinya. Aku tidak menyesal melakukan hal itu. Sensasi yang aku alami begitu luar biasa. Ditambah dengan sensasi deg-degkan takut kehilangan keperawanan. Untung aja beneran gak sampai terjadi persetubuhan, hihihi. Tapi sepertinya udah cukup. Gak boleh diterusin lagi. Bisa-bisa nanti keblablasan. Wujudkan fantasi nakalku cukup sampai di sana aja.

Besok paginya setelah kami bangun, sebenarnya pemulung itu pengen mengajak aku mesra-mesraan lagi, namun aku tolak karena aku harus pergi ke kampus. Lagian seperti yang aku katakan tadi. Udah cukup dan gak boleh diterusin lagi. Sebagai perpisahan aku dan pemulung itu hanya mandi bareng aja, tapi aku melarang dia berbuat yang mesum-mesum padaku selama mandi. Aku kemudian juga ngasih dia duit sebelum dia pergi.

Akhirnya diapun harus pergi. Aku juga sudah selesai berpakaian dan siap-siap pergi ke kampus. Kami keluar bersamaan dari rumah. Tapi saat aku hendak membuka pagar, teman cowokku yang bernama Andra itu muncul.

"Andra? Lo kok di sini?"

"Kan katanya hari ini gue boleh jemput lo... Lo udah setuju gue anterin kan kemaren?"

"Ohhh... iya-iya... hehe, gue lupa... maaf ya..."

"Oke gak papa, tapi dia siapa Ntan? Kok ada di rumah Lo?" ujar Andra menunjuk ke arah pemulung itu.

"Eh, i..itu... dia cuma mau ambil barang-barang bekas kok... dia cuma pemulung... lo mikirin apa coba??" jawabku balik bertanya.

"Eh, nggak... Ya udah kalau gitu... yuk kita pergi, ntar terlambat"

"Oke... Yuk"

Hufh... untung saja perbuatanku dengan pemulung ini tidak ketahuan. Kalau ketahuan aku bisa malu setengah mati. Yang pemulung itu dapatkan tentunya lebih dari sekedar barang-barang bekas. Apa yang baru saja terjadi, cukup aku dan pemulung itu aja yang tahu.

Sebelum aku masuk ke mobil, pemulung itu melambaikan tangannya padaku dari jauh. Aku tersenyum kecil. Pemulung itu menang telak dari cowok yang sedang mendekatiku ini. Andra yang mati-matian mengejarku selama ini bahkan belum dapat apa-apa dariku, tapi pemulung tua yang baru ku kenal itu malah berhasil nikmatin tubuhku satu malam penuh! Aku nakal banget!

Parah deh pokoknya perbuatanku semalam. Semoga gak ada kesempatan untuk ngulangin kegilaan ini lagi. Semoga aku gak melakukan kenakalan seperti ini lagi atau bahkan yang lebih parah. Semoga aku bisa menjaga agar fantasi tetaplah menjadi fantasi. Semoga fantasi nakalku yang lain gak sampai terealisasikan juga, cukup satu ini aja. Hmm... tapi, gak tahu juga deh, hihihi.

Lagi asik-asiknya merenung, Andra tiba-tiba mengatakan hal yang gak penting.

"Seandainya lo bisa jadi pacar gue... Intan, lo mau gak jadi pacar gue?"

"Itu cuma fantasi lo!!"





Cerita Cuma Sekedar Fantasi (Bag.2) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Cuma Sekedar Fantasi (Bag.2) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Setengah Baya, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: ABG, Fiksi, Setengah Baya, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Cuma Sekedar Fantasi (Bag.2) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2020/03/cuma-sekedar-fantasi-2.html

Lebih HOT !!!