Inilah yang Ku Mau (Bag.20)

Cerita Dewasa Inilah yang Ku Mau (Bag.20) -

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Inilah yang Ku Mau (Bag.20)". Cerita panas ini memiliki tema tentang ABG, Fiksi, Romantis,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


"Huahahahahahahaa......" Mereka langsung tertawa terbahak mendengarku yang akhirnya minta dientotin. Sumpah gak ada rasa malu yang lebih memalukan dari ini. Aku betul-betul dipermainkan oleh mereka. Tapi mau gimana lagi... aku emang udah gak kuat. Aku gak tahan pengen dientotin.

"Kita udah tahu kalau cepat atau lambat kamu pasti minta dientotin, gak perlu dipaksa, hahahaha" ucap pak tarno mengelus-elus kepalaku seperti peliharaan. Dia berlagak layaknya majikanku. Kelakuannya tidak mencerminkan seorang pengajar. Betul-betul brengsek.

"Hahaha... gak tahan ya Ra pengen dientotin... gak usah malu ngakuinnya.... hahaha" kata pak Subar kemudian.

"Hehehe... Beruntung banget aku datang hari ini, bisa entotin kak Dira" ujar Riki ikut-ikutan. Ah... Riki ini.. Sialan banget tuh bocah malah ikut gabung sama mereka. Gak ada usaha melindungiku sama sekali! Aku emang gak berharap banget sih sama dia. Toh dari dulu dia emang berusaha pengen menyetubuhiku.

"Ayo Ra, ngomong sekali lagi... kali ini ngadep ke kamera ya.. yang jelas ngomongnya, hahaha" suruh pak Subar mengangkat daguku agar menatap ke handycam.

"Nghhhh.... Dira pengen dientotin... pleaseee.... entotin Dira yah.. Dira mohon banget sama kalian supaya entotin Dira... entotin Dira sekarang juga... Dira mohon... ya.. mau ya...entotin Dira.... pleaseeee..." ucapku mengiba ke kamera. Aku yakin wajahku begitu merah terekam kamera. Memerah karena horni dan malu yang amat sangat.

"Hahahaha..." mereka lagi-lagi tertawa senang, seakan merasa hebat bisa bikin aku memohon-mohon gitu.
"Gimana? Kita entotin nih lonte?" tanya pak Tarno pada pasukannya sambil kembali meraba selangkanganku. "Memeknya udah basah banget nih... gak sabar dikontolin, haha" tambahnya.

Ugh... seenaknya nyebut aku lonte. Kalau dalam situasi normal, tentu aku marah banget dibilang lonte oleh mereka, tapi kini aku ustru tambah horni. Aku gak masalah dilecehkan secara verbal sekarang, yang aku mau saat ini akunya dientotin. Please, buruan entotin! Gak tahan! Teriakku dalam hati.

"Entotin gak ya.... hahahaha" balas pak Subar yang masih saja memainkanku.

Ughh... entotin dong.... aku udah sange berat sampai mohon-mohon gitu. Udah nahan malu kayak gitu. Masa gak jadi dientotin!!? Kejam itu namanya! "Ngmmmh.... " aku melenguh manja, dengan harapan dia tahu kalau memekku udah gatal banget pengen disodok kontol.

Tiba-tiba tubuhku terjerembab ke lantai. Ternyata tanpa kusadari pak Subar sudah melepaskan rantai yang mengikat borgolku. Karena aku tidak kuat lagi berdiri makanya tadi aku langsung terjatuh. Ah... bagian bawah tubuhku langsung becek karena lantai yang basah oleh cairan memekku sendiri.

Aku kemudian merasakan tubuhku digotong dan dibawa ke tempat tidur. Lingerie yang gak karuan lagi bentuknya itu kemudian disingkirkan dari tubuhku hingga akupun telanjang bulat.

Sesaat kemudian ku lihat pak Tarno sudah melepaskan pakaiannya dan mendekatiku sambil tersenyum menjijikkan. Handycam yang dipegang pak Subar bersiap mengabadikan momen puncak. Sangat jelas, vaginaku sesaat lagi akan kehilangan keperawanannya.

Aku akan disetubuhi! Gak ada yang bisa menghentikannya kali ini.
"Udah gak sabar ya Ra?" tanya pak Tarno. Aku mengangguk.
"Pengen banget ya ngasih perawan kamu ke kita? Gak nunggu nikah dulu biar bisa ngentot secara halal? Hahaha" sambungnya. Hatiku jadi gak karuan mendengarnya. Benar-benar mengaduk perasaanku.

Sesaat aku jadi menyesal sudah memohon dientotin tadi, tapi... aku horniiiiiii.... masa bodo sama dosa... masa bodo sama tetap perawan sampai nikah.... aku mau dientotin sekarang! Sialan mereka udah bikin aku kayak gini! Sialan!!!

"Ngghhh.... ayo dong...." rengekku yang udah gak tahan lagi.
"Huahahaha.... Ya udah... kamu yang minta ya... dosanya kamu yang tanggung ya?"
"Iya... Dira bersedia nanggung dosa karena udah berzina... shhhh... kalau perlu dosa bapak biar Dira juga yang tanggung.... Ayo dong pak... buruaaaan" pintaku manja sambil menarik tangan pak Tarno. Dia tertawa terbahak.

Sesaat kemudian pak Tarno langsung menindihku. Agaknya dia sendiri juga sudah menahan nafsu dari tadi. Gak hanya pak Tarno, tapi juga pak Subar dan Riki. Para pejantan di kamarku ini pastinya sudah pengen banget menyetubuhiku, ingin menjadikan aku betina mereka.

Tanganku yang masih terborgol di angkat pak Tarno ke atas kepala. Aku lagi-lagi dibuat dalam posisi pasrah. Wajahku diciumi, buah dadaku di remas, bahkan kini dia juga bermain-main dengan ketiakku.

Dia menjilati dan menggerayangi bagian tubuhku yang sama sensitifnya seperti putingku itu. Geli, tapi juga nikmat. Duh... udah dong... langsung entot aja... bikin tambah horni tau!

Seperti bisa membaca isi kepalaku. Pak Tarno kemudian mengangkangkan kakiku dan mengarahkan penisnya ke vaginaku. Dia melakukannya dengan buru-buru terkejar nafsu hingga membuat penisnya meleset terus-terusan.

Di tengah horni yang melanda aku malah ingin tertawa karena geli. Pak Tarno gak tahan juga rupanya sampai terburu-buru gitu... atau memekku yang kekecilan ya!?

"Arghhnghhhhhhh!!!"

Tapi aku tertawa terlalu cepat, karena tidak lama kemudian aku justru merasa perih yang amat sangat yang membuat aku menjerit. Sesuatu yang keras dan tumpul menyeruak memasuki tubuhku melalui kelaminku. Sakit... begitu perih....

Aku melihat ke bawah dan tampak darah mengalir dari organ intimku. A.. aku... aku akhirnya kehilangan keperawananku! Aku tidak percaya kalau pada akhirnya perawanku hilang olehnya. Pria yang bukan suami atau pacarku. Pria yang jelas-jelas ku benci.

Pak Tarno tidak mengeluarkan kata-kata apapun selain tertawa cengengesan. Dia terus menggenjotku dengan tempo teratur. Rasa sakit yang tadi ku rasakan perlahan berubah jadi rasa nikmat. Aku mulai menyukainya. Bahkan amat menyukainya. Jadi... Inikah rasanya bersenggama?

"Ohhhhhh... ahh... ahhhhh.... ahhhhh" aku mendesah-desah seiring genjotan kontol pak Tarno di vaginaku. Semakin lama genjotannya semakin cepat. Akupun makin terbuai karenanya. Rasanya begitu nikmat. Aku pengen terus digenjot! Aku yang tadinya hanya pasrah, sekarang ikut memaju-mundurkan pinggulku mengikuti irama genjotan pak Tarno.

"Wih... hot banget... nikmatin banget ya Ra? hahaha" terdengar suara pak Subar. Aku tidak menjawab, hanya melirik kearahnya. Dia masih sibuk merekam sambil meremas-remas bagian depan celananya. Ku lihat di dekatnya Riki juga demikian. Mereka sepertinya tidak tahan untuk bergantian dengan pak Subar.

Ugh... seharusnya momen pertama ML itu sakral dan indah, tapi yang kudapatkan malah seperti ini. Aku akan dientotin tiga cowok gak jelas sekaligus di momen sepenting ini!

"Jawab dong Ra... kalau gak jawab saya berhenti genjotin nih... hehe" suruh pak Tarno.

"Iya... Dira suka... suka banget.... ngghhhh... enak.... nghhh.. ahhhh.... entotin Dira terus ya pak... plis... jangan berhenti.." ucapku akhirnya sambi menatap ke kamera. Tersenyum nakal. Merekapun kembali menertawaiku.

Aku jadi kesal pada diriku sendiri yang terlalu gampang horni sehingga jadi harus dipermalukan seperti ini. Tapi aku gak bohong kalau ngentot itu emang nikmat. Sangat-sangat nikmat malahan. Ahhhhh.... horniiiii... aku pengen terus dientotiiiiiin...

"Ahhhh... ahhhh..."
Plak! Plak! Plak!
"Nghhhh.... shhhhh"
Plak! Plak!

Yang terdengar selanjutnya hanyalah suara desahanku berserta suara peraduan selangkanganku dan pak Tarno. Dosen brengsek itu terus menggenjot liang senggamaku sesuka hatinya.

Aku mulai melupakan rasa sakit yang sempat ku rasa karena yang ada saat ini hanyalah rasa nikmat. Bahkan sekarang rasanya aku udah mau orgasme lagi! Uhhhh... padahal baru juga beberapa menit dientotin.

"Pak... Dira... shh.. mau sampeee....." ucapku manja. Rasa horni yang sedari tadi melanda memang membuatku tidak tahan menahan nikmat ini lama-lama. Memekku digerayangi saja udah bikin aku orgasme berkali-kali, apalagi dientotin gini. Nikmatnya berkali-kali lipat! Ahhhhh....

Genjotan pak Tarno makin cepat mengetahui aku akan segera orgasme. Memekku yang berdenyut-denyut sepertinya membuat dia juga makin nafsu. Hentakan kontolnya makin cepat. Aku semakin gak tahan! Tubuhku kemudian kelojotan tak terkendali. Aku orgasme!

Crrrrrrrtttttttttttt...... crrrrrttttt

"Ahhhhhhhh... sampeeeeeeeeee.... ngentooooooottt" aku melolong kencang sejadi-jadinya. Seakan gak peduli kalau bakalan terdengar tetangga. Tubuhku langsung lemas. Ini adalah orgasme terhebat yang pernah aku rasakan! Orgasme karena ngentot nikmatnya jauh berkali-kali lipat dibandingkan yang lain. Aku ketagihan... ah... pengen lagiiiiiii

"Enak kan sayang? Nyesal kan gak berzina dari dulu?" bisik pak tarno. Aku gak menjawab apa-apa selain mendesah. Iya.. aku nyesel banget gak dari dulu berzina. Seharusnya dari dulu aku minta dientotin kalau tahu ngentot itu rasanya senikmat ini. Pak Tarno... lagi dong.... batinku.

Pak Tarno yang memang belum sampai tentu saja kembali menggenjotku. Setelah tadi menggenjotku dengan posisi akunya yang telentang, pak Taro kemudian memutar tubuhku dan kini menggenjotku dengan posisi dogy. Aku berusaha ikut menggoyangkan pinggulku meski merasa lemas.

Lagi-lagi gak lama setelah pak Tarno menggenjotku dengan posisi itu aku kembali merasakan ingin orgasme. Betul-betul gila. Kenapa tubuhku begini banget sensitifnya menerima ransangan!?

Ketika pak Tarno menggenjot sambil menampar-nampar pantatku, ketika itulah aku tidak kuat lagi. Tamparannya terasa sakit, tapi juga bikin aku tambah horni. Cara dia memperlakukan aku itulah yang bikin aku semakin horni. Aku... orgasme lagi setelah beberapa kali pantatku ditampar!

Crrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrttt Crrrrrrrrrrtttt....

"Ahhhhhh.... aaaaaaaaaaaaaaaaaahhhh....." kali ini jauh lebih banyak cairan vaginaku yang muncrat. Aku squirting hebat. Seperti air kencing yang lama ditahan. Tempat tidurku betul-betul basah dibuatnya.

Ahhh.... gilaaaa.... tubuhku semakin lemas.... sampai kapan aku menerima siksaan yang amat nikmat seperti ini!? Aku gak kuat... plisss... udah... tapi... ah... aku masih pengen lagi... entot aku lagiii... lagi... dan lagii!

Saat pak Subar ikutan naik dan mendekatiku, aku bergidik ngeri membayangkan diriku akan disetubuhi dua lelaki sekaligus. Tapi jauh di lubuk hatiku aku juga bersorak gembira. Senang banget aku akan terus dientotin. Tidak hanya oleh pak Tarno, tapi juga oleh pak Subar.

Aku kembali disetubuhi meskipun aku sudah berkali-kali orgasme. Mereka berdua menyetubuhiku bergantian. Sementara Riki disuruh merekam. Aku hanya bisa pasrah diajak ngentot dengan berbagai posisi oleh dua bandot tua ini. Telentang, menyamping, hingga nungging. Tubuhku betul-betul lemas. Aku mulai kehilangan kesadaranku. Entah berapa kali aku orgasme setelah itu, aku tidak ingat lagi.

Saat pak Tarno dan pak Subar ejakulasi akupun tidak bisa berbuat banyak. Mereka dengan seenaknya muncrat di dalam vaginaku tanpa permisi. Tapi bagaimanapun aku tetap tidak bisa melawan, tubuhku betul-betul lemas. Dari tadi yang kurasakan hanyalah rasa nikmat yang terus menjalari tubuhku tanpa henti. Vaginaku selalu berdenyut kenikmatan tak terkontrol.

"Rawat anak kita ya Dira.... hehehehe" ucapan pak Tarno itu menjadi kata-kata terakhir yang kudengar, sebelum semua menjadi gelap. Aku tak sadarkan diri kemudian.

Lemas, tapi puas. Sangat puas.

******

Aku terbangun saat hari sudah malam. Sepi. Hanya aku sendiri di kamar ini. Tak terlihat keberadaan pria-pria brengsek tadi, sepertinya mereka sudah pulang dan meninggalkan aku begitu saja.

Kamarku tampak sangat berantakan, terutama tempat tidurnya. Banyak noda-noda gak jelas pada sprei tempat tidurku. Tentunya itu noda sperma dan noda cairan kewanitaanku yang mengering. Di beberapa bagian bahkan masih lembab. Bau sperma tercium amat kuat. Salah satunya bersumber dari selangkanganku. Vaginaku penuh dengan sperma yang telah mengering.

Sesaat aku shock mengingat kejadian yang baru menimpaku. Tidak menyangka kalau aku baru saja disetubuhi dan kehilangan kesucianku. Aku seharusnya sedih dengan apa yang telah ku alami. Aku seharusnya mengutuk mereka, atau bahkan mengutuk diriku sendiri karena larut dalam kenikmatan berzina.

Tapi entah kenapa aku justru merasa sangat lega. Seakan semua bebanku hilang. Beban yang selama ini kurasakan karena masih perawan akhirnya lenyap. Bahkan ku pikir mungkin sebenarnya mereka itu tidak salah. Aku tadi menikmatinya kan? Aku yang mau kan?

Jadi ku rasa ya sudahlah. Aku coba saja menikmati status baruku sebagai wanita yang tidak lagi perawan. Dengan begitu aku bisa bebas ngentot nantinya untuk memuaskan birahiku. Gak perlu lagi mati-matian menahan sange saat vaginaku gatal.

Meskipun aku tahu zina itu dosa besar, tapi sudah kuputuskan kalau aku akan menikmati dosa itu. Aku akan menanggung seberapapun besar dosanya selama birahiku bisa terpuaskan. Boleh kan Pa? Ma? Hmm... Pasti deh gak boleh... Ya iya, mana mungkin mereka ngebiarin anak gadis satu-satunya jadi rusak akhlak begini. Tapi aku tidak menyangka akan kehilangan keperawananku sehari sebelum orangtuaku akan berkunjung.

Saat asik merenung, tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarku.
Riki! Ku pikir dia sudah pulang.

"Udah bangun kak?" sapanya. Dia membawa nampan dengan semangkuk mi rebus di atasnya.
"Riki...? ngapain kamu masih di sini !?"
"Pengen temani kakak... kasihan kak Dira tinggal sendirian" jawabnya sok perhatian. "Nih kak.. makan dulu...."
"Kakak gak lapar! Sana keluar....!" suruhku. Aku masih kesal padanya.

'Krriiiiukkkkk' Tapi tiba-tiba perutku meraung sebelum dia beranjak. Gak bisa bohong kalau aku lapar banget saat ini. Apalagi melihat mi rebus yang sepertinya enak itu.
"Eh.. Siniin mi rebusnya..." panggilku.

"Hehehe, katanya gak lapar" ledeknya. Aku hanya manyun. Riki lalu meletakkan mi rebus itu di meja kecil di samping tempat tidur. Dengan cepat ku hampiri mi itu dan ku nikmati. Makan telanjang bulat sambil dilihatin Riki. Aku cuek saja dia terus memperhatikanku makan. Dalam waktu singkat mi rebus itu sudah habis. Emang laper banget ternyata.

"Makasih ya makanannya...." ucapku pada Riki.
"Ya kak, sama-sama.... Hmm... kakak cantik banget deh makan bugil gitu.... hehe"
"Kan emang selalu cantik...." balasku pe-de.
"Tapi waktu ngentot tadi paling kelihatan cantik kak..." Balasnya lagi. Ugh, dia ini. Malu banget diingetin kejadian tadi.

"Dasar kamu.... Eh, tadi kamu ikutan juga?" tanyaku.
"Ikutan apa kak?"
"Ikutan entotin kakak.. apalagi emang...!?"
"Hehehe, nggak kak..."
"Kenapa?"
"Kakaknya udah tepar gitu... mana seru, hehe"
"Jadi kalau kakak gak tepar, kamu bakal setubuhi kakak?"
"Hehehe" Dia hanya cengengesan gak jelas. -,-
"Huuuuu... Dasar... Eh, kamu bawa mi tapi gak bawa minum? Gimana sih!? Haus nih..."
"Duh, lupa... hehe bentar ya kak Dira cantik, aku ambilkan minum dulu..." ucapnya hendak beranjak pergi.
"Sekalian nih bawa" Ku serahkan mangkok kosong mi tadi pada Riki sebelum dia pergi ke dapur.

Setelah beberapa saat, Riki kembali lagi ke kamarku. Dia membawa segelas air putih dan diberikannya padaku. Langsung saja aku minum. Haus banget. Sepertinya aku dehidrasi deh karena 'ngecrit' berkali-kali tadi

Riki masih saja memperhatikanku. Padahal sudah sering liat aku bugil, tapi matanya selalu tertuju padaku. Biasanya aku agak risih kalau dia memperhatikanku kayak gini, tapi kali ini tidak.

"Ki..."
"Ya kak?"
"Kamu gak pulang? Mau tidur di rumah kakak malam ini?" tanyaku.
"Iya kak, aku tidur di rumah kakak ya malam ini... pengen jagain kak Dira,"
"Hahaha, kali ini beneran dijaga ya... jangan kayak tadi, malah ikutan mereka kamunya" balasku.
"Oke kak..."

Kami diam sejenak, ku perhatikan pandangannya. Tampak dia masih lirik-lirik aku.
"Terus? Masih pengen entotin kakak?" ujarku kemudian.
"Pengen dong kak... pengen banget... Yuk kak ngentot sekarang" seru Riki bersemangat. Ugh, dasar dia ini.
"Kakak mandi dulu ya..."
"Abis itu kita ngentot kan kak?" tanyanya.

Aku mengangguk tersenyum. Aku tidak menggodanya, tapi setulus hati benar-benar rela disetubuhi dia. Cepat atau lambat aku pasti juga akan disetubuhi olehnya. Lagian aku udah kepengen ngentot lagi. Aku tidak nyangka kalau ngentot itu bikin nagih. Hmm...

Bocah itu langsung sumringah. Setelah sekian lama dia ngebet pengen setubuhi aku, kali ini akhirnya akan kesampaian.

Aku kemudian bangkit dari ranjang. Berjalan dengan santainya tanpa berusaha menutupi tubuh telanjangku di depan Riki yang mupeng berat menahan birahi dari tadi. Aku menuju kamar mandi yang ada di kamarku. Aku memang butuh mandi. Rasanya gerah banget. Sekalian pengen membersihkan vaginaku dari cairan menjijikkan ini.

Aku harap aku gak sampai hamil. Moga sel telurku gagal dibuahi. Meskipun tadi aku menikmatin dientotin tapi aku kan gak sudi kalau sampai mengandung anak kedua bandot tua itu. Tapi... kalau nanti sampai hamil gimana dong... ?? Orangtuaku pasti malu banget!! Anak gadis mereka yang selama ini mereka jaga.

Yang mereka pikir selalu mengamalkan ajaran agama dengan baik, rupanya malah hamil di luar nikah. Orangtuaku pasti shock banget! Besok mereka akan datang. Mereka gak boleh tahu apa yang telah dialami anak gadisnya sekarang.

Ku nyalakan shower, rasanya begitu adem. Saat sedang asik-asiknya mandi, tiba-tiba Riki masuk ke dalam.

"Ada apa Ki?"
"Pengen mandi bareng kakak, hehe" jawabnya santai sambil membuka bajunya. Padahal belum aku bolehin, tapi dia seenaknya saja langsung telanjang. Duh, gangguin orang mandi aja. Tapi ya udah deh... gak apa.
"Dasar kamu ini"
"Hehehehe"

Rikipun langsung meloncat bergabung denganku di bawah shower. Di bawah guyuran shower itu tubuh kami berdempetan, kulit kami berkali-kali menempel. Riki orang kedua yang kubolehkan mandi bareng denganku selain Eko. Waktu mandi biasanya adalah waktu yang amat sakral bagiku. Gak boleh diganggu. Tapi Eko dan Riki sudah jadi pengecualian.

Sambil mandi dia tentunya meraba-raba tubuhku yang membuat aku jadi horni. Dia terus menempel padaku sehingga membuat aktifitas mandiku terganggu. Dia sepertinya sudah tidak tahan sampai nempelin penisnya di pantatku dan menggesek-gesekannya di sana.

"Jangan nakal ya sayang... nanti aja habis mandi..." ucapku.
"Sekarang aja yuk kak... udah gak tahan nih pengen entotin kakak...." balasnya sambil makin kencang memaju-mundurkan batang penisnya di belahan pantatku. Dia horni berat! Akupun ikutan horni jadinya.

"Duh dasar kamu ini, gak sabaran amat sih?" Aku yang juga sudah horni, akhirnya menuruti kemauannya. Aku kemudian memutar badan dan bersimpuh di depannya. Ku kulum penis bocah itu.

"Ahhhh... Kak Dira.... enak kak..." racaunya seketika. Baru diservis dengan mulut aja dia udah keenakan banget. Tentunya itu sudah jadi pembuka yang luar biasa untuknya, hihihi.

"Mmhh" Aku terus menatap mata Riki sambil berusaha tersenyum ketika mengulum penisnya. Kadang dia memegang rambutku dan mengenjot mulutku dengan kencang, tapi aku tetap berusaha tersenyum. Binal.

Tapi dia kayaknya gak ingin berlama-lama. Dia sepertinya sudah tidak tahan untuk menyetubuhiku, atau mungkin gak ingin muncrat cepat-cepat. Dia melepaskan penisnya dari mulutku. Lalu merebahkan tubuhku di lantai kamar mandi.

"Aku masukin ya kak..." ucapnya. Aku mengangguk. Dia kemudian memasukkan penisnya dan langsung menggenjot vaginaku.
"Argghhhh.... enak banget memek kakaaaaaak" erangnya kenikmatan.
"Iya.... kamu suka kan? Udah lama banget kan kamu pengen entotin kakak? Sekarang puas-puasin deh.... sshhhh"
"Iya... aku akan entotin kakak sepuas-puasnya, hehehe... arghh... kak... jepitan memek kakak... ampuun... enak bangeeet"
"Ahhhhhh... ngghhhh... Riki...."
"Ngmmhhhhh"

Kami bersetubuh dengan panasnya di kamar mandi. Aku tidak hanya telentang di lantai kamar mandi, tapi juga diposisi di atas tubuhnya, atau posisi doggy. Ada juga kami bersetubuh di bawah shower sambil berdiri. Pokoknya heboh deh kami ngentotnya di kamar mandi ini. Aku tidak segan-segan mendesah-desah keenakan kencang-kencang.

"Jangan buang di dalam ya..." pintaku saat ku rasa dia akan muncrat, tapi ternyata dia tidak peduli dan tetap membuang spermanya di dalam vaginaku! Sebal banget!
"Udah kakak ingetin kok masih buang di dalam sih!?"
"Gak apa kak... hehe"
"Ish!! Enak aja bilang gak apa...!" Terpaksa aku bersihkan lagi vaginaku.

Setelah selesai mandi. Riki ternyata sudah tegang lagi dan mengajakku ngentot di kamar. Kamipun bersetubuh lagi. Bukannya ngentot di kamarku, tapi kami ngentotnya di kamar kosong yang akan jadi tempat orangtuaku tidur besok. Gak benar banget kelakuanku. Kamar tempat orangtuaku akan tidur malah dijadikan lokasi perzinahan anak gadisnya

Saat aku dan Riki lagi asik-asiknya bersenggama, hal yang tidak ku sangka-sangka terjadi. Eko datang, menarik Riki dan langsung menghantamkan tinjunya pada Riki.

"Anjing!!" Eko menghantam Riki berkali-kali.
"Kyaaaaahhh... Eko! Sudah!" ucapku berusaha melerai mereka, tapi Eko seperti kesetanan terus menghajar Riki tanpa memberikan waktu untuk Riki balik melawan.
"Stoooppp!!! Sudah!" Riki sampai tersungkur jatuh, Eko terus mengejarnya. Dengan cepat kuraih badan Eko dan memeluk tubuhnya, barulah dia berhenti.

Riki bangkit dan tersenyum cengengesan.

"Kak Dira itu maunya sama gue, bukan sama lo!" ujar Riki cengengesan sambil mengelus pipinya yang kesakitan. Eko ingin mengejarnya lagi, tapi ku tahan tubuhnya.

"Udah Ko! Plis..." ucapku. "Riki... sebaiknya kamu pulang dulu sana" suruhku kemudian pada Riki. Diapun menuruti. Riki dengan cepat memakai pakaiannya dan mengemas barang-barangnya, lalu pergi dari rumahku. Aku lihat Eko. Wajahnya memancarkan kesedihan dan kekecewaan melihatku.

"Kakak ngapain barusan sama dia!??" tanyanya.
"Kenapa? Kamu cemburu?" balasku balik bertanya.
"Eko datang ke sini karena ada yang ingin diceritakan sama kak Dira, tapi malah melihat yang seperti tadi" ujarnya lirih.

"Bukannya kamu udah punya Susi? Bukannya kemaren kakak udah nawarin kamu untuk entotin kakak? Tapi kamu lebih memilih Susi kan?" balasku. Eko terdiam. Dia seperti bingung mau mengatakan apa.
"Tapi kak..."
"Tapi apa?"
"Eko sayang sama kak Dira... Eko cinta kakak"
"... Kamu itu gak punya pendirian Ko... kakak benci! Kalau kamu emang sayang kakak seharusnya kamu lebih milih kakak waktu itu"
"Aku bingung kak waktu itu, dan sekarang Eko menyesal udah milih Susi"

"....."

"Susi ternyata tidak hamil gara-gara Eko... dia ternyata bukan cewek baik-baik kak... dia udah sering gituan sama cowok lain... dan dia hamil karena cowok itu, bukan karena Eko... aku dengar dari cowok itu sendiri... saat aku tanya ke Susi, Susi mengiyakan"

"Ya ampun... Kamu itu kok bodoh banget sih Ko!?? Kamu kan udah mau nikah sama dia..."
"Itu dia kak masalahnya... waktu mau nikah, aku malah tahu begini, ditambah melihat kakak begituan tadi"

"..."

"Kak?"
"Kamu ini Ko... bodoh banget... kamu nyesal udah milih Susi? Kamu nyesal gak milih kakak? Kamu... cuma bikin kakak makin marah sama kamu... kamu emang gak punya pendirian!"
"Kak..."
"Itu pilihan yang kamu ambil kan Ko? Jadi kamu harus menerima apapun akibat dari pilihan yang kamu ambil, gak boleh menyesal..."
"Kak..."
"Kamu pulang deh... kakak malas liat kamu lagi"

Ucapanku barusan membuat Eko terhunyuk terdiam. Dia seperti ingin menangis, dan akupun tidak tahu harus berkata apa lagi. Aku juga bingung bagaimana harus menghadapi situasi ini.

Aku tidak tahu kenapa malah bersikap seperti ini pada Eko. Perasaanku campur aduk. Aku sayang dia, tapi aku benci dia. Aku benci kalau cowok yang aku suka bersikap gak pendirian seperti ini. Aku benci dengan cowok yang menyesali pilihan yang diambilnya.

Tanpa mengucapkan apa-apa, Eko kemudian pergi. Aku menangis.

***

Pagi hari keesokan harinya. Aku membersihkan rumah sebelum orangtuaku tiba. Gak boleh ada jejak-jejak perzinahan yang tertinggal. Baik di kamarku, kamar tempat aku dan Riki bersetubuh kemaren, ruang tamu, maupun tempat-tempat lainnya. Sprei tempat tidur sudah ku ganti semua dan ku bawa ke loundry.

Sambil menunggu kedatangan orangtuaku, aku menceritakan apa yang terjadi kemaren pada teman-teman di group. Mereka terkejut mendengarnya. Kak Ochi mengusulkan untuk melaporkan si dosen dan tetanggaku itu ke polisi, tapi aku bilang tidak usah. Aku tidak ingin masalahnya jadi makin runyam.

Apa yang sudah terjadi sudah cukup runyam. Aku sudah ikhlas dengan apa yang telah terjadi. Aku sadar betul kalau aksiku selama ini memang beresiko terjadinya hal seperti kemaren. Lagi pula kemaren aku juga menikmatinya. Salahku juga karena perangaiku yang semakin lacur dan tidak bisa mengontrol birahi.

Aku yang dulunya adalah gadis baik-baik malah jadi semakin lacur. Ajaran agama, norma dan rasa malu yang menjadi benteng diriku selama ini makin lama makin terkikis, hampir tidak bersisa sama sekali. Tapi... inilah yang kumau bukan??

Aku tidak menyesali kejadian kemaren. Satu-satunya yang kusesali hanyalah mengapa hubunganku dan Eko menjadi seperti itu. Aku tidak tahu apakah aku akan bertemu dia lagi atau tidak.

Namun untuk kejadian aku kehilangan keperawanan kemaren ku pikir aku tidak perlu terlalu menyesalinya. Karena ya itu, aku justru merasa lega, seakan semua beban yang kurasakan saat masih perawan akhirnya lenyap. Aku sangat menyukai rasanya bersetubuh. Aku menyukai nikmatnya berzinah. Aku ketagihan.

Aku penasaran hari-hari yang akan ku jalani setelah ini nantinya. Yang pasti aku akan dengan senang hati menjalaninya. Mungkin memang inilah aku yang sebenarnya. Ya.. inilah yang ku mau. Dan mulai saat ini aku akan melakukan apapun yang kumau. Meskipun itu adalah sebuah dosa.

Menjelang siang, orangtuaku akhirnya datang. Mereka tampak senang sekali begitu berjumpa denganku. Mereka memelukku dengan hangat. Mereka sepertinya sangat merindukan aku. Maklum saja karena aku adalah anak mereka satu-satunya.

Tapi seandainya mereka mengetahui kelakuanku yang sebenarnya, mengetahui apa yang baru saja terjadi semalam sehari sebelum mereka datang, mereka tentunya akan kecewa berat. Anak gadis yang selama ini mereka besarkan dengan didikan agama dan nilai kesopanan yang kuat, ternyata begitu lacur, begitu murahan.

Maaf Pa, Ma... Dira udah gak perawan lagi sekarang. Dira udah mengkhianati kepercayaan Papa dan Mama. Dira tidak mengamalkan ajaran yang Papa dan Mama berikan selama ini dengan baik.

Tapi tenang aja kok... Kalian tidak akan pernah tahu kalau Dira suka bikin dosa. Kalian tidak akan pernah tahu kalau Dira suka berbuat hal-hal yang selama ini kalian larang. Tenang aja Pa... Ma... Dira akan selalu jadi anak perempuan yang baik kok di mata kalian.

***

Beberapa hari kemudian...
"Masa Dira yang anterin sih?"
"Gak apa... tuh rumahnya, ketuk pintu terus kasih ke orangnya" ujar si kurir.
"Tapi kan..." ucapku keberatan.
"Sepi kok... saya awasin dari sini deh... ayo cepat lakuin, habis ini kita pulang dan ngentot di rumah kamu"
"Ehh.... ortu Dira masih di rumah!"
"Ya gak masalah... kita kan bisa ngentot diam-diam, papa mama kamu gak bakal tahu kok, hehe"
"Hmmfh... ya deh..." aku mengiyakan juga akhirnya. Kurir ini semakin seenaknya memperlakukan aku. Aku yang mau pergi ke kampus malah nemenin dia nganterin paket seharian. Dari tadi aku dikurung di dalam boxnya seperti korban penculikan! Kepanasan aku di dalam sini! Sungguh terlalu! Untuk paket yang terakhir dia malah nyuruh aku yang mengantarkannya.

Namun untuk hari-hariku seterusnya, aku yakin tidak hanya dia yang ingin memperlakukan aku seenaknya begitu, tapi juga cowok-cowok lain. Semuanya, kecuali Eko.

Aku ambil paket itu, turun dari box mobil dan berjalan menuju ke rumah tersebut. Ku ketuk pintu beberapa kali hingga kemudian ada yang menyahut dan membukakan pintu.

"Pa..paket pak..." ucapku terbata. Yang menerima adalah seorang bapak-bapak, sepertinya dialah pemilik paketnya. Dia terkejut begitu melihatku. Terang aja terkejut karena yang nganterin paketnya adalah cewek cantik tanpa busana.

Tapi aku tetap berusaha santai telanjang di depannya, padahal berdebar-debar banget! Apalagi kondisiku masih berantakan dengan rambut kusut dan wajah memerah gini. Belum lagi badanku yang basah banget oleh keringatku sendiri. Cairan vaginaku juga gak henti-hentinya menetes. Super malu, tapi juga super horni.

Tapi tiba-tiba...
'Brrruuuuuuummmm'
Si kurir langsung tancap gas pergi! Aku ditinggalkan! Kakiku langsung berasa lemas.
Aku panik.

Kurir itu seenaknya meninggalkanku. Ini sih keterlaluan namanya. Masa iya aku ditinggalkan sendirian di sini!? Isengnya keterlaluan! Please jangan bercanda!

"Kamu juga termasuk paketnya?" ucap si bapak yang menerima paket.
"Ng..nggak pak... paketnya itu aja, saya bukan paket!" balasku. Enak aja aku dianggap paket!
"Hahaha, tapi kok kamu ditinggalin?"
"Gak tau..."
"Hmmm...." Bapak itu tersenyum manggut-manggut menatapku sambil mengelus dagunya. Dia menatapku dari ujung kaki sampai ujung kepala. Pandangannya bikin aku takut. Tatapannya tidak terlihat seperti ingin menolongku, tapi tatapan nafsu!

"Yuk masuk dulu ke dalam... gak enak dilihat tetangga..." ajak bapak itu. Hah? Masuk ke rumahnya? Nanti kalau aku diapa-apain sama dia gimana!? Tapi berdiri di luar rumah terus-terusan juga gak mungkin. Duh... apa yang harus aku lakukan....

Aku panik, tentu saja aku panik. Entah apa yang akan terjadi padaku berikutnya. Dadaku berdebar kencang gak karuan. Tapi meskipun panik, aku malah tersenyum, tertawa geli dengan kondisiku saat ini. Sendirian, terdampar di tempat entah berantah dalam keadaan tanpa busana!

Aku terlihat begitu murahan. Aku yang tadinya izin pada orangtuaku untuk pergi kuliah malah kini berakhir di sini. Tapi aku penasaran apa yang akan ku alami berikutnya, dan aku pikir aku akan menyukai petualangan hidup yang akan ku jalani, yang tentunya amat melenceng dari aturan agama maupun norma.

"Yuk dik... masuk aja, gak usah takut" ajak bapak itu lagi.
"Eh.. i..iya"

Kenapa orang-orang harus terkekang dengan aturan-aturan? Tidak bisakah kita bebas melakuan apapun sesuai dengan apa yang kita mau?





Cerita Inilah yang Ku Mau (Bag.20) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Inilah yang Ku Mau (Bag.20) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema ABG, Fiksi, Romantis, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: ABG, Fiksi, Romantis, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Inilah yang Ku Mau (Bag.20) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2020/03/inilah-yang-ku-mau-20.html

Lebih HOT !!!