Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Lugunya Suamiku". Cerita panas ini memiliki tema tentang Fiksi, Romantis,
Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.
Aku Cintya. Setelah lulus kuliah aku langsung bekerja di salah satu perusahaan swasta terkemuka di Jakarta. Belum lama aku lulus dan bekerja, kedua orang tuaku yang sudah berusia senja menyuruhku menikah dengan salah putra kerabat jauh mereka. aku menuruti saja kemauan kedua orang tuaku, walaupun sekarang sudah gak jamannya lagi menerapkan pernikahan ala Siti Nurbaya dan Datuk Maringgih, aku langsung nikah tanpa pacaran sebelumnya.
Lelaki itu (untuk selanjutnya aku sebut aja abang) lebih tua dari aku. resepsi pernikahan kami berjalan lancar. Malam pertama lewat begitu aja. Gak ada tuh gulat smekdon yang menggebu2. Kami langsung tertidur karena ternyata menjalani resepsi tuh sangat melelahkan, walaupun cuma senyum dan salaman.
Ketika paginya aku bangun, dia gak ada disebelahku, aku memang tidur duluan semalem. aku keluar dari kamar untuk membuat secangkir kopi di dapur, dia lagi baca koran. Setelah minum kopi dan mandi, aku segera beberes untuk siap2 kekantor.
Aku memang gak bisa cuti walaupun baru nikah. Bosku minta dengan sangat aku menunda cuti nikah karena ada proyek besar yang harus selesai dalam waktu dekat ini, dan porsi kerjaan yang menjadi bagianku penting sekali untuk keberhasilan proyek ini. Walaupun kesal ya aku iya aja.
"Cintya ke kantor ya bang, pulangnya mungkin malem, nguber dead line proyek" ujarku sambil mengenakan sepatu di ruang tengah. "Iya" jawabnya singkat, gak yau apa yang ada dibenaknya
kok malem pertamaku bisa lewat begitu aja tanpa nyolek2 aku, istrinya yang baru aja dinikahinya. Masa bodoh ah, aku juga terpaksa nikah sama dia untuk menyenangkan kedua ortu aja. Dia gak mau nyentuh aku ya no problemo juga, mantan2 pacarku diluar banyak yang bersedia menyentuh aku begitu aku kasih sinyal hihi.
Di kantor rame sekali, temen2 kerjaku yang perempuan cipika cipiki dengan aku sambil menggodaku betapa nikmatnya malem pertama, aku cuma senyum2 aja, gak tau aja semalem aku tidur aja sampai pagi, gak ada yang nyolek2. Yang lelaki menyalami aku saja, kelihatan sekali kalo mereka kecewa dengan keputusanku untuk menikah, artinya gak bisa dugem lagi bareng mereka lagi.
Malemnya, aku pulang dengan segudang rasa lelah akibat kerja rodi di kantor, itu juga belum selesai kerjaanku. Bos nyuruh aku pulang duluan walau tim yang lain masih trus menggeluti kerjaannya masing2, toleransi buat pengantin anyar kata bos, dan disambut dengan gemuruh ketawaan dari seluruh tim ketika aku pamit duluan.
Setibanya di rumah dia belum pulang, padahal sudah malem banget. aku hanya merebahkan badanku yang capek di ranjang tanpa melepas pakaian kerjaku.
tiba tiba, "udah pulang kamu?" tanyanya sambil masuk ke kamar. "sorry bang, tadi Cintya nggak sempet masak, kita pesen makanan delivery aja yah?" jawabku.
Kami menyantap makan malam kami setelah pesenannya dateng. Dibandingkan temen2 perempuan di kantor, dan juga pengakuan temen2 lelakiku, aku termasuk wanita yang cantik, menawan serta sexy. Selain itu aku orang yang mudah mencairkan suasana dan nyambung jika diajak bercerita
makanya aku bingung banget ngeliat kelakuan suamiku itu, gak tau lugu apa jutek, sampai aku juga gak tau mau ngomong apa sama dia. Walaupun dijodohkan tapi namanya malem pertama gak ngapa-apain aneh juga untukku, mana ada kucing yang nolak ikan asin hihi.
Setelah mandi dia nonton TV, karena gak ada acara yang menarik menurutnya, dia duduk di meja kerjanya meneruskan pekerjaan kantor yang dibawanya pulang.
Dah jam 23.30, aku sudah ngantuk nungguin movenya, tapi kayanya ini malem bakal lewat lagi begitu aja.
aku menghampirinya, "Belum selesai kerjanya bang".
"Belum" jawabnya singkat, tanpa memandang wajahku yang berdiri disamping meja kerjanya.
"ya udah, kalo gitu Cintya tidur duluan yah?" jawabku dengan tetep senyum manis walaupun bete banget.
Malam itu rupanya sofa menjadi tepat tidurnya karena keesokan harinya aku bangun dan dia gak di ranjang. Kukira dia olahraga atau apa, ketika aku keluar kamar ternyata dia sedang tidur di sofa. Rupanya malem kmaren dia juga tidur di sofa
aneh banget, takut aku makan kali ya, padahal aku sudah jinak banget, dimakan si enggak - paling diemut2 hihi. Aku segera membuatkan secangkir kopi untuknya dan kembali ke sofa dimana dia tidur.
"Bang, kok nggak tidur di kamar? Entar masuk angin loh, mending kan masuk ke Cintya?" kataku melihat dia menggeliat terbangun karena suara sandalku memecah keheningan pagi itu.
"nggak apa-apa kok, takut ngeganggu kamu yang sudah tidur duluan" jawabnya sambil mengusap, guyonanku gak dapet respon apa-apa.
"Cintya buatin kopi ni"
"nggak, nggak usah aku bisa buat sendiri kok" jawabnya.
"udah, nih..." ujarku sambil menyodorkan secangkir kopi kepadanya
buset sudah juteknya, bukannya trima kasih sudah dibikinin kopi sama istrinya. setelah itu aku sengaja duduk mepet disampingnya, sangat dekat hingga paha kami berdua bersentuhan. Pagi itu seperti biasa aku menggunakan celpen dan kaos oblong yang kebesaran (ini seragam rumahku).
"nggak ngantor?" tanyanya. aku sengaja menaruh tanganku di pahanya, dan menatapnya.
"jam sembilan lewat dikit baru aku berangkat, abang?" tanyaku balik.
"sama, aku juga, kita berangkat bareng mau nggak?"
"Siap komandan" jawabku sambil tertawa
lumayan gunung es mulai merespon sinyalku. Waktu sebelum berangkat ke kantor itu kami gunakan untuk bercanda dan saling mengenal lebih dekat lagi. Hari itu terasa sangat singkat, tugas-tugas di kantor terasa lebih ringan mungkin karena suasana hatiku yang sedang senang.
Sepulang kantor dia menjemputku di kantor, sambil bergandengan tangan kami menuju mobil lalu meluncur ke sebuah rumah makan yang bersuasana romantis.
Sampai di rumah makan itu lalu kami memesan makan dan minum. Sambil menunggu kami, aku mencoba membuka pembicaraan, "Bang, Cintya seneng deh abang ajak makan, ini kan resepsi khusus buat kita berdua aja ya bang". Kemudian aku banyak cerita tentang kerjaan di kantor, problema yang aku hadapi di kantor, dia hanya menjadi pendengar yang baik tanpa mengomentari apa-apa critaku.
Kemudian makanan sudah dihidangkan oleh waiter dan selanjutnya kami makan dan aku selingi dengan menyuapinya. Dia merespon dengan menyuapi aku juga. Kami memang duduk bersebelahan, sudah aku atur gitu. pembicaraan terhenti karena mulut masing2 sibuk mengunyah makanan yang dihidangkan.
Setelah makan kami pun pulang. Gak banyak pembicaraan yang kami lakukan, aku sudah mulai ngantuk, kekenyangan - penyakit orang kaya, kalo bis makan trus ngantuk. Maklum, kata ahli kesehatan seabis makan darah banyak mengalir ke perut untuk mengolah makanan yang masuk, mata gak kebagian darah sehingga akhirnya makin menyipit kerna ngantuk. Tapi lumayanlah, gunung es lebih mencair dibandingkan semalem.
Sesampainya di rumah, dia mandi duluan dan langsung menonton TV. Jam 21.00, aku baru selesai mandi, aku hanya mengenakan celpen tanpa atasan.
Aku sedang mencari baju kaos gombrong dilemari. Tiba2 pintu terbuka, refleks langsung dia menutup pintu sembari meminta maaf. Aku yakin, walaupun beberapa detik tadi dia pasti melihat kedua toketku yang lumayan besar dan masih kencang banget,
"Sin, sorry aku mau ngambil bantal, aku nggak ngintip kok" ujarnya dari luar kamar. Walaupun jengkel tapi aku jadi geli sendiri melihat kelakuan bodoh seorang lelaki yang judulnya suamiku itu. Apa impoten kali ya dia, sampe gak tergiur sama sekali melihat toketku tadi. Kukira gunung esnya makin cair karena sejak tadi pagi dia nampak lebih ceria, gak taunya....
"nggak apa-apa masuk aja..." teriakku dari dalam kamar. Dengan menggunakan tangan kiri, dia menutup matanya sedangkan tangan kanannya meraba-raba permukaan tempat tidur untuk mencari bantal.
"udah, gak usah nutupin mata, ntar kesandung2 lagi" kataku sambil mencolek pinggangnya.
"Sorry, aku bukan mau ngintip tadi, aku bener-bener nggak sengaja" katanya lagi.
"nyantai aja lagi, Cintya yang di intip kok abang yang panik?" balasku sambil tertawa,
"eh, nggak pegel apa tidur di sofa? Enakan tidur di sini bareng Cintya" sambungku sambil menepuk tempat tidur.
"udah, cepetan TVnya di matiin dulu" lanjutku sambil sedikit mendorongnya. Lumayan gunung es nurut juga sama aku, selangkah lebih maju lagi.
Setelah TV dimatikan, dia kembali ke kamar. Di kamar aku sudah berada di atas tempat tidur, "tidur sini bang" kataku sambil membetulkan posisi bantal yang berada di sampingku.
Dia merebahkan tubuhnya tepat disampingku dan langsung memejamkan matanya. "Abang masih punya pacar yah waktu kita nikah? dia membuka matanya pelan-pelan, menatap wajahku yang sangat dekat dengan wajahnya, karena posisi tubuhku yang menindih sebagian tubuhnya.
"nggak, emang kenapa?" tanyanya balik.
"penasaran aja, abisnya abang dingin banget...serem tau" jawabku sambil tersenyum.
"aku cuman kaget aja, keadaan berubah drastis banget" jawabnya.
"ohh... Cintya kira abang jeruk makan jeruk."
"aku masih normal kali" jawabnya, tanganku perlahan mulai mMLuk perutnya,
"abisnya....." aku cekikikan aja.
Sepertinya sinyal yang aku berikan gak sia2 sama sekali walaupun belum membuahkan hasil. ternyata ada juga lelaki macam ini didunia. Karena tidak bisa lagi menahan kantuk akhirnya kami berdua tertidur sampai pagi, hanya tertidur tanpa melakukan sesuatu.
Keesokan harinya aku bangun terlebih dahulu, sepanjang malam aku mMLuknya dan tertidur dengan posisi setengah tubuhku menindih tubuhnya, aku gak meriksa ada yang tegang gak diselangkangannya. Aku nyesel gak mriksa, kalo tegang artinya dia masih normal seperti yang diucapkannya.
"bang, bangun...nggak ngantor?" tanyaku sambil menjepit hidungnya. Dia menggeliat dan bangun sambil mengucek-ngucek mata.
pagi itu, di kantor aku memberi perhatian lebih padanya dan terus saja mengirimkan sms yang menanyakan kegiatannya dan lain-lain. Aku terus saja mengirimkan sinyal2 kepadanya dan kayanya response nya positif.
Malemnya aku sampe duluan dirumah. Hari ini hari Jumat, besok kami berdua libur, aku menyiapkan strategiku untuk mendorong dia mau mengMLku. aku sudah nyiapin makan malem buat dia.
aku mengenakan kaos berlambang MU dengan celpen, karena kegedean bajunya aku atur hingga bahu sebelah kananku terlihat keluar dari leher baju. Dia bengong melihat aku pake baju kaya gitu.
"Kenapa kok abang bengong?" tanyaku.
"tu kan kaos aku" katanya.
"iya, emang istri nggak boleh pake baju suaminya?" tanyaku balik.
"boleh aja sih, eh tapi kamu cantik loh kayak gitu. Aku sampe terpana ngeliatnya?" katanya.
"bisa merayu juga toh abang. Kalo cantik mah Cintya dari kecil bang, abang baru nyadar ya kalo istri abang cantik" aku menggodanya.
"udah makan dulu sana....keburu dingin" kataku lagi.
"Masakanmu enak Sin".
"Tu kan selain cantik, istri abang koki yang baik juga ya". Dia senyum2 aja mendengar ocehanku.
Sehabis makan, dia nyamperin aku, aku lagi nonton film di TV. "duduk sini bang, deket Cintya". perlahan dia duduk disampingku. Aku langsung menarik tangannya dan menggengam jemarinya erat-erat. Dia menyandarkan tubuhnya di sofa, aku langsung menyandarkan kepalaku di bahunya. Dia menaikan tangannya sedikit agar aku bisa meletakkan kepalaku di dadanya, tanganku menyusuri pinggangnya lalu kupeluk.
"Sin, kalo mau minta tolong, atau mau ngomong sesuatu, kasih tahu aja, aku siap bantu kok" katanya untuk memecah suasana.
"abang masih belum nerima kenyataan kalo kita udah nikah ya?" jawabku pelan.
"sekarang udah nggak, abis kamu baik, cantik lagi."
"ih gombal" jawabku sambil mencubit pinggangnya.
"kalo Cintya sih pasrah aja, orang tuaku mau nyuruh apa juga, yang penting pekerjaan Cintya nggak keganggu. Cintya mau minta sesuatu sama abang, boleh gak?"
"minta apa?"
"ehm, gimana ngomongnya ya" jawabku.
"udah, bilang aja, nggak usah malu"
"beneran nih, gak papa?" tanyaku lagi.
"iya, beneran, trus apa?"
boleh minta cium nggak?"
"ooh.." langsung dia mencium pipiku.
"iiihh...bukan di situ, tapi di sini" kataku sambil menunjuk bibir.
Dia tidak merespon, padahal sinyal yang kuberikan sudah kuat banget.
"abang nggak mau ya, nggak apa-apa deh kalo gitu" kataku dengan nada sedikit kecewa.
"nggak, aku cuma.."
"Cuma apa bang?" kataku karena dia diam sejenak.
"belum pernah ciuman" jawabnya malu-malu, mukanya memerah.
"astaga, jadi kalo kita ciuman, itu first kiss abang dong?" aku mengangkat wajahnya yang tertunduk malu.
"Cintya perempuan pertama yang abang cium di bibir ya?" kataku lagi,
"Cintya ajarin dulu ya, terus nanti kalo udah bisa, abang bales."
Segera kucium bibirnya. mula2 hanya nempelin bibir, kemudian aku mulai memagut bibirnya dan mulai menjulurkan lidahku kedalam mulutnya.
"dibales dong? kataku di sela-sela seranganku ke bibirnya. dia membalas ciumanku dengan cara yang sama seperti yang kuajarkan. "mmhhh" lenguhku. Setelah beberapa menit, kulepaskan ciumanku. aku tertawa lepas sambil memandangnya,
"nah, bibir abang udah nggak perjaka lagi." kataku sambil menepuk dadaku.
"hebat juga kamu ya, master banget deh kayaknya, ngasi kursus juga ya?"
"ya nggak lah, Cintya juga baru pertama kali praktek nih, tau dari baca buku ama liat film bokep, ternyata rasanya dahsyat yah" jawabku.
"jadi bibir kamu sekarang juga udah nggak perawan nih" candanya.
"apa lagi yang masih perawan?"
"ya semuanya lah" jawabku.
"mau dong nyobain?"
"sok atuh, silahken..." jawabku sambil menarik tangannya mendekati tubuhku.
"aku becanda kok"
"beneran juga nggak apa-apa. nanggung kan rasanya kalo cuman gitu-gitu aja" lanjutku memancing.
"terus maunya gimana?"
"nggak ngerti-ngerti juga?" jawabku
kok ada ya didunia ini lelaki yang selugu itu, gak tau deh kalo dia cuma pura2 lugu.
"ngomongnya langsung aja, nggak usah berbelit-belit, bingung aku
"Cintya mau ML sama abang" jawabku to the point sambil menarik bajunya.
"yah...nggak tau harus gimana duluan" jawabnya.
"kan ada film Bokep, liat dari situ aja bisa kan?"
"aku coba deh."
Aku segera berjalan menuju kamar tidur kami dan kembali membawa kotak kecil yang isinya adalah kumpulan DVD film-film porno dari jepang, asean, gak ada bule maen sama bule, aku gak demen si liatnya, kalo bule maen sama asean apa jepang baru asik diliatnya.
"lengkap banget,..hobby nonton ginian yah?" tanyanya sambil melihat-lihat dvdnya.
"eh, ini punya temen kantor lagi, nonton sih sering tapi kalo punya koleksi sebanyak ini....enggak deh" jawabku.
"aku kira kamu hyper" katanya bercanda.
"eh hyper juga asik tau, bisa siap setiap saat" jawabku sambil tertawa dan terus mencari bokep yang menurutku sangat bagus.
"nah ini dia akhirnya ketemu." kataku sambil merapihkan dvd lain yang berantakan di atas sofa.
"nontonnya di kamar aja, supaya kalau capek bisa langsung tidur"
"emangnya kita mau nyangkul? kok capek?" tanyaku bercanda.
Adegan pertama ciuman, dia duduk diatas tempat tidur dan aku duduk di pangkuannya.
"itu namanya foreplay bang" kataku.
Mulailah aku memagut bibirnya, selama beberapa menit kami mempertahankan posisi seperti itu. Kami saling berpagutan bibir serta kedua lidah kami saling menjalar ke seluruh rongga mulut lawan.
film pun berganti adegan, sang lelaki bule mulai menggerayangi tubuh si perempuan asia, kayanya thai deh. Baju si perempuan disingkap keatas dan toketnya mulai diemut oleh si bule.
"pengen deh di gituin" kataku sambil melepaskan ciuman kami. Posisiku sekarang duduk berhadapan dengannya, aku tetep duduk di pangkuannya.
"ya udah, bajunya di buka" jawabnya.
Aku membuka bajuku perlahan, sedikit demi sedikit toketku yang tidak tertutup bra mulai tersingkap. Seperti orang bodoh, toketku hanya diperhatikan tanpa berbuat apa-apa.
"kok cuman diliatin doang, aku pake lagi nih bajunya" kataku kesel.
"sorry, speechless aja aku, gede amir, seumur-umur baru pernah liat yang ginian selain ibuku punya, eh besar lagi. sexy banget tubuh kamu" jawabnya untuk meredakan rasa keselku.
"Ach masak begini saja sexy dan cantik, biasa aja kali. di emut dong?" kataku lagi sambil tersenyum.
"nggak ahh, entar lecet, nanti kalo mandi kan nyeri" jawabnya.
"jadi gimana dong?"
"aku jilatin aja, mau nggak?"
Kami langsung berpagutan lagi. Dia mencium bibirku, kemudian aku melepaskan ciumannya dan menarik kepalanya ke arah toketku. lidahnya menjulur dan mulai menjilati melingkar disekitar pentilku, ujung pentilku disentuh perlahan menggunakan ujung lidahnya.
"Mmhh... enak bang, terus.. terus.. yang kanan juga..aahh" desahku yang membuat dia bersemangat melakukannya.
Lima belas menit dia menyerang kedua toketku, hanya suara desahan yang keluar dari bibirku, saat tubuhku mengelijang hebat, ada cairan membasahi celanaku.
"Sin, celana kamu basah?"
"iya, Cintya keluar tadi" jawabku sambil menciumi pipinya.
Adegan di film kini berubah lagi, kontol bule yang besar panjang sudah sedari tadi tegang mulai diurut turun naik oleh si perempuan kemudian dimasukkan kedalam mulutnya.
"mau Cintya gituin nggak?" tanyaku.
"udah gak usah, lain kali aja" jawabnya cepat.
"nggak apa-apa, nggak usah malu.....enak lagi" balasku.
Aku segera menarik celananya, dan langsung menggenggam kontolnya yang belum menegang sama sekali dibalik cdnya.
"gila, Cintya udah hampir dua kali orgasme, abang berdiri aja belum".
"aku baru sekali diginiin" jawabnya.
aku kemudian menarik turun celananya. "besar juga punya abang, beda dikit lah ama yang di film" kataku sambil tersenyum. Aku mengenggam kontolnya dan mulai mengurutnya dari atas ke pangkal pahanya selama 10 menit, kemudian aku menempelkan bibirku ke ujung kepala kontolnya dan menghisapnya pelan
kujilati kembali kepala kontolnya dan lalu kukulum dengan mengeluar-masukkan kontolnya ke dalam mulutku. "udah...udah...udah..." katanya sambil mencoba menarik kontolnya keluar dari mulutku, keluarlah maninya di dalam mulutku.
Aku agak terkejut dan mengeluarkan kontolnya dari dalam mulutku sehingga muncratan mani berikutnya membasahi wajahku. Aku bisa menerimanya dan kujilati yang masih tersisa di kontolnya.
Wah belum apa-apa sudah ngecrot dianya, percaya deh kalo dia masih perjaka ting ting (sodaranya ayu ting ting kali ya). Dia membetulkan clananya lalu mengambil handuk di lemari untuk membersihkan maninya di wajahku.
"ketelen gak?"
"dikit.." jawabku sambil tersenyum.
Tibalah film itu di puncak aksinya, si bule melepas cd si perempuan dan mulai melumat selangkangannya.
"rebahan deh" katanya.
Saat aku berbaring di tempat tidur, dia telungkup diatasku dan mulai menciumku lagi. Kemudian dia menyerang leherku, seperti instruksi di film itu.
"Mmhh.." lenguhku.
Tak lama setelah itu, kedua toketku dimainkan, dipijat pelan dan mulai dijilat perlahan. Desahan nikmat terdengar dari mulutku ketika dia menghisap serta menggigit-gigit kecil kedua pentilnya.
"Ooohh.. baang.. teruuss baanngg..!" jeritku perlahan dan tertahan-tahan. Dia terus mengulum toket dan pentilku. Kemudian turun ke arah dan pusarku, dia menjilat sekeliling pusarku sambil tangannya meremas lembut kedua toketku. Aku menggenggam dengan kuat rambutnya sambil menjepitkan kedua kakiku ke badannya. "Bang.. Cintya nggak mau disituu ajaa.. teruuss tuurruunn.."
Dia ikuti kemauanku. Dihentikannya remasan pada kedua toketku, aku menaikan pinggulku dan menurunkan celanaku. Sekarang aku sudah tidak mengenakan sehelai benang pun di tubuhku.
"kok nggak pake cd si" katanya sambil mencubit pipiku.
"kalo nggak ada abang sih Cintya pake, tapi kalo ada abang ya gak lah, kalo tiba-tiba abang minta gimana?" jawabku.
dia kembali menciumi pusarku sampai di atas vaginaku yang tidak memiliki bulu sedikitpun.
"sering dicukur ya Sin?"
"nggak juga sih, gak tau kenapa, bulunya lama numbuh" jawabku.
Dia menjilati dengan lembut pusarku hingga aku menggelepar menerima rangsangan yang terasa nikmat.
"Ach.. Uch bang enak sekali.." ceracauku sambil terengah-engah. Aku memejamkan mataku, kunikmati saja ciumannya yang panas. perlahan-lahan dengan tangan kirinya dia membuka kedua belah bibir vaginaku.
dengan disertai jeritan kecil, aku menekan kepalanya ke arah vaginaku sambil mendesah, "Bang.. oohh.. ngg.. nikmaatt.. bang.." Sementara mulutnya, lidahnya terbenam di antara bibir vaginaku yang sudah basah dengan keluarnya cairan bening dengan aroma yang khas, agak asin dan kental.
Dia mengisap serta menelannya. Dikecupnya klitorisku. Aku menjerit kecil dan menggoyangkan pantatku naik turun disertai erangan dan desahan nikmat kadang jeritan-jeritan kecil. cepet belajar juga dia rupanya, sekali liat di bokep langsung ngerti harus ngapain.
aku semakin terangsang hebat sampai pantat kuangkat-angkat supaya lebih dekat dengan mulutnya. Dia pun merespon hal itu dengan memainkan lidahnya ke dalam vaginaku, kemudian dia mempercepat jilatannya di liang vaginaku.
Semakin cepat dia menjilat, semakin aku menjepit kepalanya di tengah kedua pahaku,
"kalo Cintya tau enaknya gak ketulungan gini, Cintya sudah minta dari awal"
Aku makin mengejang hebat dan mencoba menarik rambutnya agar kepalanya menjauh dari vaginaku, tapi dia meneruskan permainannya hingga kurasakan suatu cairan keluar membasahi vaginaku.
Aku mengerang panjang, "Ooohh baang.. Cintya keluaarr..mmff.." sambil menjepitkan kedua pahaku di kepalanya sampai dia sulit bernafas. Akhirnya jepitanku berangsur-angsur melemah dan aku tergeletak sambil membukakan kedua pahaku dan dia bisa menghirup udara segar sejenak.
"Enak?" tanyanya.
"iya, enak lah?"
"ya udah, gitu aja dulu yah, kepalaku sakit banget, abis kamu jambak tadi"
"kok udahan sih? sorry tadi Cintya keenakan jadinya narik-narik rambut abang deh"
"entar baru nyambung lagi ya?"
"iya, tapi jangan lama-lama"
Aku hanya terbaring di tempat tidur, tubuh bugilku ditutupinya dengan selimut. Film porno itu di 'pause' sebentar. Dia segera menuju wastafel untuk mencuci muka, kulihat waktu menunjukan jam 23.00.
Setelah minum segelas air, dia segera kembali ke kamar dan merebahkan tubuhnya disampingku,
"Sin, aku mau minta maaf kalo aku udah jutek sama kamu sejak kita nikah, sekarang aku ngerasa bersalah banget"
"biarin aja berlalu yang kayak gitu mah, gak usah dipikir lagi, Cintya juga udah lupa, abang juga makin hari makin asik, seneng Cintya" jawabku.
"Kok jadi gerah ya" katanya sambil membuka baju kaosnya dan tinggal memakai celana basket yang sejak tadi dipakainya.
"ribet banget nih selimut..." nkataku sambil menyingkirkan selimut yang menutupi tubuhku
Aku segera memulai lagi adegan di film yang tadi kami 'pause'. Aku menarik tangannya dan menempelkan telapak tangannya ke selangkanganku. Kini adegan di film itu bertambah panas, pemeran pria di film itu mulai memasukkan kontolnya kedalam vagina pemeran wanita. Pemeran wanita di film itu hanya menggumam tak karuan. Beberapa menit kami menyaksikan film itu.
"mau coba gituan?" tanyaku.
"kalo sekarang nggak bisa, gak apa-apa juga... kamu aja yang master belum siap apa lagi aku" jawabnya.
"kita coba tapi pelan-pelan yah... soalnya Cintya kan masih perawan"
"gak apa-apa nanti aja."
"tapi Cintya pengen banget."
"ya udah... tapi bakal sakit loh nanti."
Dia menghentikan filmnya dan melepas celananya. Kontinya sudah tegang lagi, boleh juga tu, baru ngecrot sudah bisa keras lagi. Aku menaikkan pinggulku dan pantatku disanggah dengan bantal. Dia membuka sedikit lubang vaginaku.
"beneran masukin sekarang?" tanyanya.
"iya bang tapi pelan-pelan yah". Dia menggesek-gesekan kepala kontolnya dulu pada vaginaku yang sudah banyak lendirnya.
"Ayo bang cepat, Cintya sudah tidak tahan lagi" pintaku dengan bernafsu.
Dengan pelan tapi pasti dia masukan kontolnya kedalam vaginaku. Terasa perih ketika selaput prawanku diterobos kontolnya, aku meneteskan air mata. Ada darah membekas di batang kontolnya.
Aku mulai menggoyangkan pinggulku, karena dia mengeluar masukkan kontolnya pelan didalam vaginaku.
"sakit?" tanyanya pelan.
"udah nggak kok... perih aja tadi, banget..." jawabku.
"mau diterusin?" tanyanya lagi.
"iya.." jawabku manja.
Perlahan mulai dia memasukkan kontolnya ke vaginaku sampai pada akhirnya masuk semua. Lalu dia tarik pelan-pelan juga dan dimasukkan lagi sampai mendalam dan terasa kontolnya menyentuh bibir rahimku saking dalamnya.
Dalam permainan ini kami saling cium menjalarkan tangan kesana kemari sambil mengeluarkan suara erotis di antara kami. Aku hanya menggumam sambil meremas toketku sendiri.
"ennnaaakk bang..."
hingga selang beberapa lama dia memaju mundurkan pinggulnya, makin lama makin cepat. kami hampir bersamaan orgasme dan gak lama lagi, "Bang pompa yang cepat, bang, Cintya mau keluar ach.. Uch.. Enak bang" lenguhku. sampe akhirnya, "mmhh...Cintya.... keelluuaarr.."
Dengan hitungan detik kami berdua orgasme bersama sambil merapatkan pelukan dan kontolnya berkedutan di dalam vaginaku. Lemas dan capai kami berbaring sebentar untuk memulihkan tenaga.
Orgasmeku disusul olehnya, senang sekali melihat expresinya ketika menyemprotkan maninya didalam vaginaku. Cairan yang keluar dari vaginaku bercampur sedikit dengan darah.
"Sin..sorry tadi aku keluarin di dalem.." katanya.
"nggak apa-apa kali.. kalo nanti Cintya hamil.. ya abang jadi bapaknya."
Akhirnya kami pun kelelahan dan tertidur. Kira2 satu jam kami tertidur, aku terbangun dan menuju ke kamar mandi, pipis. Dia menyusulku ke kamar mandi, rupanya pipis juga. Setelah itu kami kembali lagi ke ranjang. Gairahku timbul lagi untuk mengulang kenikmatan yang baru aja aku rasakan.
aku menggapai kontolnya untuk aku kulum.
"Mau lagi ya" tanyanya.
"Ehm, habis nikmat bang, Cintya mau lagi ya".
"Enak kan Sin kontolku" katanya sambil menikmati kulumanku.
"Jelas enak bang, punya abang kan besar apalagi panjang lagi, ada 17 cm ya bang. Awalnya si perih tapi udahannya nikmat buanget"."
Dia diam tidak menjawab karena sangat menikmati kulumanku. Aku mengulum serta menjilati miliknya hingga dia sampai terangsang berat menuju orgasme kedua. Aku berhenti untuk menjilatinya dan ganti dengan posisi 69. Dari posisi ini kami saling mengulum lagi.
vaginaku dia buka sedikit dengan jari dan dimasukkannya jarinya sambil dikeluar masukkan. Selang beberapa lama kami melakukan pemanasan maka dia berinisiatif untuk melakukan penetrasi pada vaginaku.
"Sin kalau masih mau, kamu nungging gih, kaya di film tadi, sepertinya nikmat juga ya" pintanya.
"Oh, mau doggy style ya, ayo" ajakku bersemangat.
Setelah aku siap menungging, dengan pelan ditempelkannya kepala kontolnya ke bibir vaginaku dan perlahan-lahan ditekan masuk sedikit demi sedikit,
"Terus bang.. emmff.. enaakk, oohh.." aku mendesah.
"Bleess..!" akhirnya masuk semua batang kontolnya ke dalam vaginaku, kemudian mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, aku menggoyangkan pinggul seirama dengan gerakan pantatnya.
"Aaahh.. bang.. enak sekali... teruuss.. oohh.." aku merintih penuh nikmat.
Ada kira-kira 5 menit kami saling bergoyang dan tangan kirinya menjalar ke toketku dan diremas-remas pelan. Kontinya masuk semakin dalam dan dipompanya dengan semakin cepat hingga aku semakin menikmati permainan ini.
"Ooohh.. baangg.. Cintya nggak tahan lagi.." rintihku dan akhirnya aku mencapai orgasmeku lagi. Dia makin gencar menggenjot kontolnya keluar masuk vaginaku sehingga akhirnya ditekannya pantatnya dengan keras sehingga kontolnya tenggelam habis ke dalam vaginaku dan "Sroott.. sroott.. sroott.." entah berapa banyak mani yang disemprotkan di dalam vaginaku.
Kami berdua mencapai klimaks orgasme pada saat yang sama. Sepertinya dia sudah lulus dari kursus singkat bokep. Dia mencabut kontolnya dari vaginaku dan terkapar disebelahku yang telungkup diranjang. setelah permainan itu kembali kami kembali tertidur dalam posisi itu.
Ketika kami terbangun hari sudah siang banget. Dengan mesra aku ajak dia mandi bersama. Di dalam kamar mandi kami saling membersihkan dan berciuman. Siapa dulu yang memulai kami tidak tahu karena secara spontan aku segera jongkok dan siap menjilat serta mengulum kontolnya yang sudah tegak berdiri. Lalu kukulum kontolnya sambil mengocoknya pelan-pelan naik turun.
Setelah dia merasa nikmat lalu ganti dia yang jongkok dan minta aku berdiri sambil kakiku satunya ditumpangkan di kloset wc, agar siap mendapat serangan oral nya yang nikmat.
Dia menyerang selangkanganku dengan lidah yang menari-nari kesana kemari pada klitorisku sehingga aku mengerang sambil memegang kepalanya untuk menenggelamkannya lebih dalam ke vaginaku. dia menjulurkan lidahnya lebih dalam ke vaginaku sambil dia korek-korek klitorisku dengan jari manisnya.
Semakin hebat rangsangan yang aku rasakan dari dia sampai aku mengalami orgasme dengan derasnya hingga lendir kenikmatan itu keluar tanpa bisa dibendung lagi. Dijilatinya dan ditelannya semua lendir kenikmatanku yang ada itu tanpa sisa.
"Gimana Sin, rasanya permainan kita tadi, puas tidak?" tanyaku.
"Puas banget bang, tapi abang belum keluar".
Kami saling membersihkan diri, disiraminya seluruh tubuhku, kemudian disabuni. Aku melakukan hal yang sama terhadapnya. Tubuh kami masih basah, kontolnya mulai mengeras kembali akibat remasan tanganku, sementara dia mengusap-usap toketku kemudian turun mengusap bibir vaginaku. jarinya masuk dan mempermainkan klitorisku dengan lembut.
Aku mulai mendesah. Sambil berpandangan kami saling mengusap, meremas lembut apa saja yang dapat kami sentuh, sehingga pengen maen lagi.
Tanpa sempat untuk mengeringkan badan, aku ditariknya kembali ke tempat tidur, direbahkannya diriku dan dengan agak kasar karena mulai gak tahan, aku menarik sehingga dia jatuh menindihku. Kami saling memandang, diciumnya dengan lembut bibirku.
Aku menggigit lembut bibirnya sambil tanganku mulai meraba kontolnya yang masih tegang, kubelai dan kukocok pelan-pelan, membuatnya merintih nikmat sambil memejamkan mata, sementara mulut kami berdua terkunci dengan kecupan-kecupan yang makin lama makin buas. Tangannya meremas toket dan pentilku yang mengeras.
Aku bangun dan merayap ke atas tubuhnya hingga vaginaku tepat berada di atas hidung dan mulutnya. Dia menekan pantatku dan mengecup bibir vagina serta klitorisku dengan lembut. Dia memainkan lidahnya pada klitorisku terus ke lubang vaginaku, "Ooohh bang.. teruuss.. baang..!" erangku nikmat. pantatku bergoyang mengimbangi permainan bibir dan lidahnya.
Aku gak bisa menahan napsuku sehingga aku mempoisisikan vaginaku diatas kontolnya, kuarahkan kontolnya ke vaginaku kemudian pantat kuturunkan sehingga masuklah kontolnya penuh ke lubang vaginaku.
Aku merebahkan tubuhku diatas tubuhnya. Dia mulai menggerakkan pantatnya keatas memberi tekanan pada vaginaku dengan kontolnya. Akupun menyambut serangannya dengan menggerakkan juga pantatku naik turun dengan perlahan-lahan. Makin cepat.. makin cepat..
"Ooohh.. bang.. mmff.." desahanku semakin menggila.
Tangannya tidak tinggal diam, kedua toketku diremas dan pentilku diplintir lembut menambah kenikmatan bagiku. sekonyong-konyong aku menjatuhkan badanku ke atas dadanya sehingga remasan di toketku terlepas.
"Bang.. Cintya nggak tahaann.. oohhmmff.." lenguhku sambil memagut bibirnya dan akupun nyampe kembali. Vaginaku berdenyut keras memerah kontolnya yang masih nancap dengan gagahnya sehingga akhirnya dia gak bisa menahan lebih lama lagi, dan
"Srroott.. Srroott.. Srroott.." maninya muncrat.
Aku menelungkup diatasnya, bibirku dipagutnya sambil mMLukku erat sekali. Hebat juga si abang, yang tadinya cuek saja ternyata menjadi pejantan tangguh di ranjang yang bisa membuat aku berkali2 mendapat O, luar biasa.
Dah selesai semuanya baru terasa laper karena hari sudah mau siang tapi kita sarapan aja belum. sarapannya diganti breakfast in bed alias ML.
weekend itu kami terus saja mengadu kontol dan vagina, staminanya benar2 hebat seakan2 dia gak pernah puas menggenjot vaginaku dengan kontolnya sampe aku lemas Lugu diawal akhirnya jadi buas banget, nikmatnya...
Cerita Lugunya Suamiku Selesai !
Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Lugunya Suamiku dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema Fiksi, Romantis, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!
Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google:
Fiksi,
Romantis, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Lugunya Suamiku :https://cerpen-21.blogspot.com/2020/03/lugunya-suamiku.html