Tubuhku Diservis Teknisi Komputer (Bag.2)

Cerita Dewasa Tubuhku Diservis Teknisi Komputer (Bag.2) - Aku memejamkan mata dan pikiranku terbang melayang membayangkan hari-hari yang berikutnya penuh dengan sejuta kenikmatan dan sensasi

Halo pembaca setia Cerpen 21! Dalam cerita kali ini kami akan membagikan sebuah cerita dewasa hub badan berjudul "Tubuhku Diservis Teknisi Komputer (Bag.2)". Cerita panas ini memiliki tema tentang Fiksi, Selingkuh, Setengah Baya,

Cerita dari Cerpen 21+ ini cocok dibaca saat senggang atau disela-sela kesibukan rutinitas harian karena bisa membangkitkan gairah hidup dan membuat hari-hari anda semakin menyenangkan. Selamat membaca.


"Halo siang, bisa bicara dengan Didit?"

"Iya saya sendiri, ini dengan siapa yahh?"

"Ini Tante, Dit"

"Eh Tante apakabar"

"Baik, katanya Didit mau temenin Tante ke mal hari ini, gimana bisa nggak?"

"Ehmm bisa-bisa Tante"

"Nanti dari mal langsung ke tempat Tante ya untuk instal komputer Tante"

"Iya Tantee, memang Om nggak ada Tante?"

"Om di rumah Dit, Didit lupa ya kalau ini apartment pribadi Tante"

"Oo…"

"Didit bisa langsung ke mal A dan tunggu di depan counter B"

"Bisa Tante, sekarang juga Didit siap-siap Tante"

"Ok ati-ati dijalan ya Dit" aku akhiri pembicaraan itu dan langsung segera berangkat.

Tak lama kemudian aku sudah tiba di cafe B dan mencari posisi yang sedikit gelap dan jauh dari keramaian karena khawatir ada yang mengenaliku. Aku mengenakan kemeja tanpa lengan dari bahan kulit dan rok mini kulit semua berwarna hitam. Bra dan CD ku juga terbuat dari bahan kulit dan berwarna hitam.

Tidak lupa aku juga mengenakan kaca mata hitam agar tidak dikenali orang. Aku saat itu sudah duduk di kursi panjang cafe tersebut sambil menyulut rokok marlboro hijau. Tak lama kemudian Didit datang menghampiriku.

"Maaf ini Tante Eliza..?"

"Iya, silakan duduk Dit.." aku kembali menghisap rokok.

Tampaknya Didit tercengang melihat penampilanku yang sedikit berbeda.

"Iya Tante"

"Tante.. Kelihatan beda deh hari ini"

"Masa sih? Beda dimananya Dit?"

"Beda di pakaiannya yang sexy sekali dan..?"

"Ada apa Dit?"

"Tante berpakaian sangat menantang" katanya sambil tersenyum.

"Oh ya? Menantang apanya Dit? Kita jalan-jalan aja yuk Tante males duduk disini" aku bangkit berdiri dan berjalan menuju keluar cafe.

"Ayo.. Tante.." sambil berjalan di belakangku.

Tanpa menoleh ke belakang aku cubit kontolnya yang berada di sebelah kanan belakangku.

"Auww.. Sakit Tante.. Kalau minta ngomong donk" bisiknya sambil tersenyum.

Rupanya Didit tidak ingin kalah, dia meremas pantatku dari belakang.

"Ehmm nich.. Tante.." sambil tersenyum.

Akhirnya kita mulai mengitari mal, kita sambil melihat-melihat pakaian yang bagus-bagus yang ada di dalam counter.

"Tante mau beli yang mana sich.." dia bertanya.

"Ada yang Didit suka? Soalnya Tante nggak suka modelnya" aku menggendong tas dibahu kiri sedangkan Didit berada disebelah kananku.

"Kan Tante yang mau beli dan yang mau pakai masa Didit yang ditanyain suka apa nggaknya"

"Tante juga bingung Dit, rasanya nggak ada yang cocok deh"

"Ya sudah kalau nggak ada yang cocok kita istirahat saja yuk Tante.. Gimana mau nggak Tante?" ternyata Didit sudah mulai berani mengajakku.

"Tantee.." Didit kembali menyapaku karena pikiranku melayang-melayang mengingat kejadian kemarin.

"Tante masih ingin jalan-jalan Dit.."

"Tante belum capek nichh?"

"Kalau Tante capek kan ada Didit yang mijitin Tante" aku tersenyum menantang.

"Yah Didit sih mau saja asal yang dipijit-dipijit itu yang tertentu Tante" senyumnya mulai menggodaku.

"Yang tertentu itu bagian mana Dit" aku memancing arah pembicaraannya sambil terus melangkah dengan cuek.

"Ini Tantee.." tangannya sambil menunjuk ke tetek ku.

"Malu tuh Dit dilihatin orang.." tangan kananku meraih belahan pantat Didit dan meremasnya.

"Santai saja Tante nggak ada yang lihat kok, tuhkan malah mulai, katanya malu kok gitu Tante?" Didit berbalik memancingku.

"Kenapa nggak yang didepan ini saja Tante" senyum Didit terlihat senang sekali diperlakukan seperti itu.

Akhirnya langkahku langsung mengarah keluar mal dan langsung masuk ke dalam taksi dan duduk di belakang, karena saat itu aku enggan untuk membawa mobil.

"Loh kok naik taksi Tante.. Kenapa? Mobil Tante dimana..?" pertanyaannya bertubi-tubi.

"Di apartment Dit, Tante males bawa mobil" aku duduk menggeser ke dalam agar Didit bisa duduk di sebelah kananku.

Aku melihat supir taksi itu seorang pribumi yang begitu hitam legam.

"Pak tolong arah ke apartment C," setelah supir taksi itu mengiyakan, Diditpun hanya bisa diam. Namun matanya nggak lepas dari pahaku yang putih mulus itu. Aku merapatkan posisi duduk ke sebelah kanan sehingga bersentuhan dengan bahu kanannya, dan kepala Tante mengarah ke telinganya untuk berbisik.

"Apa yang Didit lihatin?"

"Itu loh yang putih-putih itu.." jawabnya menggoda.

"Apa Dit?" aku berpura-berpura tidak tahu.

"Paha cina.. Hehehehe" pembicaraan kami berbisik-berbisik supaya tidak didengar oleh supir tersebut.

Aku menyandarkan bahu kananku menindih bahu kirinya. Tangannya mulai mengelus perlahan pahaku. Aku mengangkat kaki kanan dan menumpangkan ke kaki kirinya, sehingga rok mini kulitku terangkat tinggi sekali, bibirku tetap berada di dekat telinganya.

"Suka sama paha cina Dit?" aku memancingnya.

"Wah suka sekali Tante.. Apalagi yang diatasnya paha Tante.." jawabnya dengan pelan.

Tangan kanannya masih mengelus-elus pahaku sedangkan tangan kanan aku meraih kepalanya sebelah kanan dekat pintu. Tangannya mengelus-elus pahaku, sesekali dia mengelusnya mendekati daerah yang berbulu lebat.

"Dit, sopirnya ngelihatin kita terus tuh.." aku berbisik malu.

"Makanya kita jangan terlalu banyak gerak Tante.. Pelan-pelan saja biar supirnya nggak lihat.."

"Dia lihat dari kaca tengah tuh Dit, pasti kelihatan.." dadaku sedikit membusung karena bersandar di setengah bagian dadanya.

"Dah kepalang tanggung Tante.. Cuek saja dechh.." jawabnya sambil senyum-senyum melihat tetekku yang ranum.

Posisiku yang masih berpakaian lengkap sangat menantang dan membuat nafsu semua orang yang melihat termasuk Didit dan supir taksi itu.

"Kalau dia minta gimana Dit" aku berbisik.

Didit rupanya sudah tidak peduli dengan si supir itu. Tangannya sudah sampai diatas CD ku itu sambil terus mengelus-elus CD ku. Model CD kulitku yang berwarna hitam itu terikat dengan simpul tali di bagian kedua pinggangku.

"Didit mau ngasih apa?" dengan suara setengah mendesah.

"Aku mau ngasih kepuasan yang lebih Tante.." tangannya sesekali menekan-nekan memek ku.

"Kepuasan apa Dit?" tangan kananku bergerak turun dari kepalanya dan mengelus-elus hidung dan bibir serta pipinya.

"Kepuasan ngentot Tante.."

Tangannya yang satu meraba-raba mencari tali CD ku. Sedangkan tangan kiriku bertumpu pada tempat duduk yang kosong disebelah kiriku. Tangan kirinya masih mengelus-elus dan sesekali menekan memekku yang lebat jembutnya. Sedangkan tangan kanannya melingkar di pinggulku berusaha untuk masuk ke rok ku yang mini sekali.

"Tante belum pernah diperlakukan seperti ini didepan orang lain Dit.. Mmhh," aku berbisik dan mendesah pelan sekali.

"Biarin Tante.. Dan ini saatnya Tante rasakan diperlakukan seperti ini didepan orang lain"

Tangan kanannya berhasil juga masuk kedalam rok mini ku dan mencoba menarik tali CD ku. Sedangkan tangan kirinya masih tetap mengelus-elus kadang menekan memekku. Dan dia berusaha agar jari tangan kirinya masuk ke CD ku supaya bisa menyentuh memekku yang mulai basah.

"Oogghh Ditt.. Buka aja cdnya sekalian" aku mendesah perlahan menahan rangsangan yang dilakukan Didit.

"Yupss.." akhirnya tangan kanannya dapat menarik tali CD ku..

Dan sret langsung lepas tali CD ku. Tangan kirinya bisa leluasa bermain dilubang memekku tidak hanya satu jari lagi. Tangan kiriku menarik CD yang sudah terlepas tetapi masih terduduki oleh pantatku dan melemparkannya ke bagian belakang dekat kaca belakang taksi.

Tangan kananku berusaha meremas-remas kontol Didit yang masih berpakaian lengkap itu. Jari telunjuknya memainkan itilku dan jari tengahnya digoyang-goyangkan dipinggir-dipinggir memekku.

"Sshh Dit.. Nakal jarinya Didit.." aku mendesis perlahan.

Tak lama kemudian taksi berhenti di lobby apartment.

"Sudah sampai Dit"

Aku langsung membayar taksi itu.

"Iya Tante.."

Didit langsung mengikuti langkahnya dari belakang. Aku berjalan masuk ke lobby dan menuju ke lift yang kebetulan sudah terbuka dan kosong isi lift itu. Jantungku masih berdebar kencang karena rangsangan yang Didit lakukan di taksi.

Setelah lift tertutup Didit memandangi tubuhku dan bergerak mendekat. Kedua tangannya memeluk kedua pantatku dan meremas-remasnya. Tangan kirinya bergeser kedepan untuk masuk ke memekku sambil mengelus-elus pahaku. Aku mundur selangkah mendapat serangan tiba-tiba darinya sehingga tubuhku tersandar di dinding lift.

"Mmhh," aku mulai mendesah seperti biasa karena tidak ada orang.

Jari telunjukku menekan tombol 26 dan lift mulai bergerak naik. Tangan kirinya sudah mulai bergerak naik mencapai memekku yang sudah tidak mengenakan CD lagi. Kedua jarinya mulai menggosok-menggosok memekku sambil sesekali mengelus-elus itilku.

"Sshh.. Nakal kamu Dit gituin Tante di depan orang.. Mmhh" mataku terpejam yang masih menggunakan kacamata hitam.

"Tapi Tante suka kan??"

Aku saat itu mengenakan sepatu model boot yang cukup tinggi hingga menutupi sebagian betis. Tangan kanannya tetap meremas-remas pantatku yang tergolong bahenol. Tangan kirinya tetap bermain di memekku dan sesekali jari tengahnya mencoba masuk ke memekku. Namun terus dia menarik lagi dan itu dilakukannya berulang-ulang kadang cepat kadang lambat.

"Sshh aahh Dit.. sshh…"

Aku sedikit berteriak menerima serangan tiba-tiba dari Didit, posisi kaki yang sudah diregangkan untuk memudahkan jari-jarinya. Dia mulai beraksi dengan mulutnya menciumi leher jenjangku dan terus turun hingga di depan memekku. Lalu dia mengangkat rok miniku dan melihat memekku yang masih di mainkan dengan jarinya. Sedangkan lidahnya menjilat-jilat di kedua pahaku.

"Oohhss terusshh.. Mmhh.."

Kepalaku menggeleng-menggeleng ke kiri kanan merasakan nikmat yang diberikannya, lift terasa bergerak begitu lambat karena aku melirik ke indikator yang menyala baru di lantai 13. Dan dia mulai merenggangkan kedua kakiku dengan kedua tangannya supaya terlihat jelas memekku.

Lalu dia melebarkan bibir memekku dan lidahnya dijulurkan diatas itilku itu dan mulai menggoyang-goyangkan lidahnya diitilku.

"Auugghhss.. Suka itil cina Dit.." dengan suaraku yang menggairahkan itu.

Posisi kakiku sudah terbuka lebar dan punggungku tersandar di dinding lift. Langsung dia menjilat dengan kuat memekku. Sedangkan tangan kananku meremas-remas rambutnya.

"Suka sekali Tante.."

"Kenapa suka Dit.. Mmhh" kata-katanya mulai membakar birahiku.

Kadang jari-jari kedua tangannya mengelus-elus bibir memekku.

"Enak Tante itil cina itu.."

Sesekali lidahnya memainkan itilku. Jari-jari tangannya tak henti-hentinya bermainkan di bibir memekku yang sudah basah sekali. Dia pun mulai menyedot-menyedot itilku.

"Terus Ditthh.. Sshh.." dia berulang-ulang menyedot-menyedot itilku. Kini tangan kiriku menekan-nekan kepalanya.

"Aahhooss.. Shh" aku mendesis keras sekali.

Kadang-kadang salah satu jarinya mencoba untuk masuk kelubang memekku. Dan jarinya mendorong-dorong dilubang memekku sambil lidah mengelus-elus itilku.

"Kyaa.. Mmsooshhgg.."

Aku merasakan jarinya Didit yang begitu enak dan membayangkan apalagi kontolnya. Tak lama kemudian tingg.. Lift terbuka karena sudah tiba di lantai 26. Karena lift terbuka dia menarik mulutnya dari lubang memekku, namun sebelumnya itilku digigit-gigit kecil dan jarinya masuk agak ke dalam.

"Aaww.. Ditt gilaa" aku berteriak sambil mencoba mencari kunci di dalam tas.

"Ayo cepet keluar Dit" dia langsung menyedot itilku dan kemudian dia berdiri.

"Mmhh Ditt.. Jarinya keluarin, Tante susah nih kalau mau melangkah.."

Aku mengeluarkan kunci dari tas. Dia tersenyum sambil mengeluarkan jarinya dari lubang memekku.

"Sorry Tante habis memeknya hangat puisann" sambil tersenyum.

Aku memberikan kunci ke tangannya sambil melangkah keluar dari lift hingga ke depan pintu apartmentku. Dia pun menerima terus berjalan menuju ke pintu mengikutiku. Setelah dibuka dia mempersilakan aku untuk masuk terlebih dahulu.

"Silahkan Tante duluan" sambil senyum-senyum menatap mataku.

Kemudian dia menutup pintu dan mengikutiku. Aku berjalan terus menuju ke tangga dan pantatku sengaja kugoyang-goyangkan melenggak lenggok. Karena dia berjalan tepat dibelakangku, mukanya hampir menyentuh pantatku yang lenggak-lenggok itu, tiba-tiba tangannya memegang pantatku setengah mendorong sambil diremas-remas.

"Mmhh Dit.." sambil berjalan kedua tangannya meremas-remas pantatku.

Aku tersandung dan terjatuh di tangga sehingga posisi aku menungging dengan kedua tanganku bertumpu di lantai tangga. Tangan kirinya menerobos masuk ke rok mini kulitku dan menekan pas dimemekku. Lalu dia menarik kembali.

"Aahh Didit nakal"

Aku mencoba menaiki tangga itu tapi dengan posisi merangkak karena terburu-buru khawatir dia memainkan memekku lagi. Tangannya menahan kakiku yang ingin merangkak dan diregangkan kakiku dengan paksa. Kemudian dia langsung mencium pantatku dan tangannya membuka kedua belah pantatku agar terlihat memekku. Langsung dia memulai lagi jilatan ke memekku.

"Sshh Didditt nakall" aku berteriak keras sekali.

Jari kedua tangannya memainkan di kedua bibir memekku yang lebat akan jembutnya. Aku semakin terangsang karena selama ini aku tidak pernah diperlakukan seperti wanita binal ditangga.

"Oogghhss"

Jari-jarinya masih menahan kedua pantatku yang montok dan mengelus-elus bibir memekku. Lidahnya dijulur-julurkan pas lubang memekku.

"Mmhh"

Aku mencoba terus untuk naik menuju kamarku. Karena aku tetep mencoba merangkak dia pun mengikutinya dan kegiatannya tidak dihentikan. Namun kadang-kadang dia meremas-remas pantatku kuat-kuat dan kadang digigit-gigit pantatku.

Sedangkan ibu jarinya menekan-nekan bibir memekku. Karena kakiku terus mencoba naik ke anak tangga, aku merasakan gesekan yang teramat sangat nikmat di dalam memekku.

"Stopp Ditthh sshh"

Dia tidak mempedulikan perkataanku. Karena posisi ibu jari semakin susah makanya dia menguatkan elusan-elusan yang di bibir memekku, mulutnya kadang menggigit pantatku, kadang menjilat-jilat pantatku, sambil terus mengikuti aku naik.

Dan akhirnya karena sulit, satu tangan kirinya yang mengelus-elus dimemekku, dengan jari tengah dan jari telunjuknya bermain. Tangan kanannya kadang memukul-memukul pelan dipantatku. Aku yang sudah benar-benar blingsatan gara-gara Didit memainkan memekku terus berteriak-teriak.

"Diditt aanjinggss.."

Akhirnya aku sampai juga di depan kamarku yang pintunya terbuka dengan AC yang selalu menyala. Aku mencoba untuk bangkit dengan memegang kusen pintu kamarku. Dengan posisi sedikit membungkuk aku menghadap ke dinding.

Didit langsung menarik kedua kakiku dan merenggangkannya, agar dengan leluasa mulutnya bisa beraksi lagi di itilku. Lidahnya bermain di itilku, jari-jari tangannya memegang dan meremas pantatku. Lidahnya juga sesekali menjilat bibir memekku. Mungkin karena gemas melihat itilku itu, dia menyedot terlalu kuat dan..

"Aahh Ditt, Tante nggak kuatthh.."

Aku hampir tidak kuat menahan tubuhku sendiri karena kenikmatan yang diberikan Didit membuat kedua lutut Tante lemas hampir sedikit lagi menyentuh lantai kamarku. Karena posisinya dibawah memekku, lidahnya mencoba masuk ke lubang memekku dan digoyangkan kekanan dan kekiri. Sesekali dia mengecup-mengecup itilku.

"Tantthhee keluaarr ss.. oohh.."

Tubuhku mengejat-mengejat dan aku berteriak nyaring sekali. Kemudian aku jatuh ke lantai karena tidak kuat menahan tubuhku sendiri. Tampaknya Didit tidak peduli dengan teriakkanku, justru dia semakin menyedot kuat di lubang memekku. Arus gelombang orgasme yang begitu nikmat aku rasakan hingga pipiku tergeletak di lantai.

"Aahh Ddiitt ss…"

Kedua tangannya menahan pantatku agar tetap diatas, agar supaya mulutnya dapat menghisap cairan yang dikeluarkan oleh memekku. Dia juga menggoyang-goyangkan mulutnya dimemekku. Kedua jari tanganku mencengkram erat merasakan kenikmatan yang beda dari Didit dibanding kemarin.

"Aahh Dittsshh"

Kedua mataku terpejam erat melambungkan angan-anganku ke dunia impian lain. Tubuhku benar-benar dibuatnya lemas sekali hingga tidak berdaya saat itu. Dia masih terus memainkan memekku sambil itilku dijilat-dijilat dengan lidahnya.

Kadang-kadang dia menyedot-nyedot kecil itilku yang mungil itu. Pantatku akhirnya terjatuh juga ke lantai dan tangan kiriku berusaha menggapai kepalanya yang ada hadapan di memekku.

"Sini Dit.." suaraku begitu lemas.

Sebelum mencapai wajahku dia menyempatkan untuk mengecup kedua tetekku.

"Dit.." aku berbisik manja.

"Yahh Tante.."

"Bawa Tante ke ranjang ya.." sambil tersenyum melihat wajahku yang letih karena telah mencapai kenikmatan.

"Tante nggak kuat jalan nih.." jantungku berdebar-berdebar terus karena terlalu letihnya.

"Ok Tante.." dia pun mulai membungkukkan tubuhnya.

Tangan kirinya meraih leherku yang jenjang, sedangkan tangan kanannya meraih kedua pahaku yang mulus. Sebelum dia meraih pahaku yang mulus itu dia menyempatkan mengelus memekku sambil berkata, "Dasar memek cina ini manja yah.."

Akhirnya dia mengangkat tubuhku yang lemas karena kenikmatan surga dunia. Sambil berjalan dia mengecup pelan bibirku yang ranum itu.

"Tapi suka kan Dit sama memek cina.." aku yang masih berpakaian lengkap itu tersenyum lemah.

"Suka sekali Tante.." sambil memandangi wajahku lalu kebawah melihat tetekku.

"Ayo Dit baringin Tante di ranjang"

Tak lama kemudian tubuhku terbaringkan lemas dan dibiarkan sejenak untuk istirahat. Dia tetap berdiri terus sambil memperhatikan sekujur tubuhku.

"Dit.. Jangan bengong dong.. Sini baring disebelah Tante.. Tante mau tidur dulu.. Temenin Tante ya Dit"

Tangan kiriku menepuk-nepuk ranjang bagian kiri yang kosong. Kemudian dia langsung berbaring disebelah kiriku lalu memeluk tubuhku dengan mesra. Tangan kanannya tidak sengaja berada pas diatas tetek ku. Aku yang sudah lemah itu ingin tidur diatas tubuhnya.

Akhirnya aku berguling menindih tubuhnya sambil memeluknya erat sekali seakan-seakan tidak ingin berpisah. Ini tidak pernah aku lakukan terhadap suamiku sendiri. Posisi seperti itu membuat tetekku terjepit antara dadanya dan dadaku.

"Dit.. Tubuh Tante nggak beratkan?" bisikku di telinga kanannya.

"Nggak Tante.. Nggak berat-berat amat kok.. Didit masih kuat nahan tubuh Tante yang sexy ini" jawabnya sambil tersenyum.

Dia kemudian mencari bibirku yang ranum tetapi aku menghindar dari bibirnya dan mengecup kening Didit cukup lama.

"Tante tidur dulu ya Dit.."

Akhirnya aku tertidur menindih tubuhnya sambil berpelukan erat dengan pakaian yang masih membalut tubuhku serta sepatu boot yang baru kali ini naik ke tempat tidurku.

Setelah beberapa jam aku tertidur menindih tubuh Didit dengan masih berpakaian stelan kulit lengkap dan bersepatu boot, hanya CD g-string ku yang sudah terlepas. Didit tertidur pula sambil memeluk tubuhku yang berada diatasnya.

Terasa tetekku yang montok mengganjal dadanya sehingga tampaknya dia sulit untuk bernafas. Aku merasakan nyaman sekali dalam pelukannya hingga tertidur lelap.

Kedua kakinya melingkari kedua kakiku. Permainan sex sejak kemarin bersama laki-laki pribumi seperti Didit rupanya membuatku menjadi wanita yang mulai binal. Akhirnya aku mulai tersadar dari tidur beberapa saat sesudahnya dan melihat Didit masih tertidur, aku enggan untuk bergerak karena tidak ingin membangunkannya.

Aku mulai berkhayal untuk mulai mencari kepuasan dengan laki-laki pribumi dan ingin sekali menjadi wanita yang binal untuk membalaskan dahaga yang aku dapat karena suamiku yang lemah itu.

Aku mencium aroma tubuhnya yang cukup bau tapi menggugah seleraku, karena aku belum pernah berpelukan dengan laki-laki pribumi. Dalam pikiranku kenapa tidak sejak dulu aku mencari laki-laki pribumi seperti Didit yang bisa memuaskanku, memelukku di saat tidur.

Beberapa lamanya aku mengkhayal dan aku merasakan pantatku dielus-dielus oleh kedua tangannya. Aku mulai berfikir kalau laki-laki pribumi memang sangat memuaskan birahiku, nafsunya yang besar seolah-olah tiada hari tanpa mengentot tubuhku.

Dia mulai melakukan remasan ke pantatku, dan kemudian tangannya dimasukkan kesela-sela pantatku. Akhirnya kukecup keningnya dengan mesra.

"Sorry Tante membangungkan Didit.." bisikku dengan lemah.

"Nggak apa apa Tante.." jawabnya perlahan dengan suara agak parau.

Tangan kanannya berusaha memasukkan jarinya kesela-sela pantatku dan dibelahnya pantatku yang montok itu. Aku mulai menggeliat kecil kegelian karena selama ini aku tidak pernah dipermainkan belahan pantatku.

"Dit nakal kamu.."

"Biarinn.. Tapi sukakan.." jawabnya sambil tersenyum.

Jari-jari tangan kanannya mulai menggosok dari lubang anusku sampai ke bibir memekku.

"Kalau nanti Tante jadi wanita binal gimana Dit?"

Kedua kakiku mulai menggesek-menggesek kakinya karena geli di sekitar pantatku.

"Nggak apa-apa asal binalnya sama Didit aja.."

Jari tengahnya bergoyang-bergoyang dibibir memekku sedangkan ibu jarinya menekan-nekan anusku. Tangan kirinya sesekali meremas-remas pantatku yang montok ini.

"Dit, jangan mainkan anus Tante, jijik Tante nggak suka"

Aku mulai merayap mendekati bibirnya dan mulai mengecup-mengecup lembut. Setelah aku berbicara itu maka dihentikan kegiatan ibu jarinya dan dilanjutkan jari telunjuk bermain dibibir memekku yang sebelah kanan dan jari tengah dibibir memekku yang kiri.

Karena aku mengecup bibirnya langsung dia menyambar bibirku yang sexy itu. Jari-jari tangan kanannya tetap bermain dibibir memekku dan digoyang-goyang digosok-gosok terus memekku.

"Dit.. Saat ini Tante ingin sesuatu yang lembut dan soft.. Mmhh.." kedua tanganku memegang pipinya.

"Iya Tante Didit akan bikin apa maunya Tante.." jawabnya.

Jari tengahnya mulai menyentuh itilku dan sesekali itilku dielus-elus dengan jari tengahnya walau dengan sedikit sulit. Aku kembali mengulum bibirnya dengan pelan dan mesra sekali. Dia balas mengulum bibirku, lidahnya dimainkan didalam mulutku, terkadang lidahku disedotnya.

Aku benar-benar menyukai cara permainan lidahnya karena aku tergolong baru dalam hal-hal sex yang seperti ini. Akhirnya aku sambil menekan-nekan pipinya dan terkadang meremas-remas rambutnya.

"Mmhh"

Disaat kami masih berciuman, kedua kakiku itu direnggangkan dengan kedua kakinya, agar tangan kanannya bermain dengan leluasa. Setelah kedua kakiku terbuka lebar jari tengahnya menekan-nekan itilku sedang jari telunjuknya berputar-putar dibibir memekku.

Ciuman dibuatnya lebih panas lagi dan kadang disedot lidahku yang mungil dengan agak kuat. Nafsu birahiku cukup terangsang dengan pola permainan ini, sehingga aku hanya meremas-remas rambutnya dengan kedua tanganku.

"Mmhhss"

Kini setelah agak basah memekku dia mengubah posisi jari telunjuknya, kini jari itu dimasukkan kedalam memekku. Jarinya mencari g-spot yang berada di dalam memekku, setelah ditemukan digosok perlahan-slahan dan diimbangi dengan gerakan jari tengahnya yang mengelus-elus itilku itu.

"Sshh.. Ditt.. Mmhh"

Tubuhku terasa mulai melayang menikmati permainan pada g-spot ku. Kegiatan itu terus dilakukan sedangkan bibirnya masih menyatu dengan bibirku dan terkadang lidahku disedot-sedot dan digigit-gigit kecil. Tangan kirinya berusaha mengelus-elus punggungku yang masih berpakaian itu.

Rangsangan cukup hebat yang aku dapatkan membuat kedua tanganku bergerak meremas bantal yang ditidurinya sehingga ketiakku berada disisi kiri dan kanan kepalanya.

"Oohh.. Nikmat sekali Ditt… sshh.."

Tangan kirinya berusaha mencari tetekku, jari tangan kanannya masih bermain dimemekku, kadang dimainkan cepet sekali, terkadang dimainkan lambat. Tubuhku mencoba merayap semakin keatas sehingga tetekku berada didepan wajahnya.

Dengan satu tangan kirinya dia mencoba membuka bajuku, setelah terbuka tangan kirinya langsung meremas-remas tetekku. Sedangkan jari-jari tangan kanannya masih dimemekku kini jari-jari itu dia goyangkan seperti langkah orang berjalan, kadang cepat kadang lambat.

"Jangan dilepas Dit baju Tante mmhh.. Tante ingin terlihat sexy sama Didit"

"Aku cuma mau ngeluarin tetek Tante saja kok.."

Setelah dia bisa mengeluarkan tetekku langsung mulutnya menyambar putingku dan langsung menyedot-menyedot putingku yang kecil itu. Tangan kirinya meremas-remas tetekku yang kiri. Kini jari telunjuknya keluar dari memekku dan ikutan bermain di itilku dengan kedua jari berputar-putar diatas itilku itu.

Aku terus merayap hingga kini kepalanya melihat rok mini kulitku membuat posisiku bertumpu dengan kedua tanganku di bantal.

"Sshh Dit.."

Setelah aku menaikkan posisi tubuhku dan posisi memekku diatas muka, dia langsung menarik rok miniku keatas agar dia bisa melihat memekku yang berjembut lebat. Setelah kelihatan dia langsung kecup pas diatas itilku. Memekku itu dibelah dengan kedua tangannya, lidahnya langsung begoyang-goyang di itilku dengan sesekali disedotnya.

"Aahh Ditt enakk… Hh.."

Aku mulai berkelojotan merasakan permainan lidah dan bibirnya di memekku. Kedua tanganku meremas-remas rambutku sendiri. Aku tidak bisa melihatnya karena wajahnya yang tertutup rok miniku seluruhnya. Kadang itilku digigit-gigit kecil lalu disedot perlahan. Lidahnya pun kadang menjilat-jilat bibir memekku dari kanan ke kiri.

"Lidah pribumi memang nakall hhss.." aku berteriak sambil kepalaku tergeleng-geleng kekiri dan kekanan.

Lidahnya semakin berputar-putar didalam lubang memekku yang basah, kadang diselingi sedotan pas dilubang memekku. Dikala dia menyedot pas dilubang memekku jari telunjuknya menekan-nekan itilku.

Permainan lidahnya dimemekku membuat aku berada diujung puncak kenikmatan. Mataku terpejam rapat-rapat ingin merasakan kenikmatan yang akan segera kuraih.

Kedua tanganku meremas-remas tetekku sendiri yang seluruh kancing bajunya telah terbuka. Jari telunjuknya yang kanan diposisi menggoyang-goyangkan itilku terus dilakukan kadang ditekan-tekan itilku itu. Sedangkan lidahnya terus menyapu bibir memekku.

Permainan dibuatnya dengan tempo cepat sekali. Sedotannya pun sering dilakukan dilubang memekku. Terkadang lidahnya dimasukkan kedalam lubang memekku.

"Cukup Ditthh.. Sshh buka celananya Dit sekarang"

Aku berdiri diatas ranjang menginjak kasur dengan sepatu boot yang masih terpakai.

"Iya Tante.."

Diapun langsung membuka celana jeansnya dan cdnya langsung dilepaskan. Aku terus meremas-remas tetekku dengan tangan kanan sedangkan tangan kiriku memainkan itil yang tepat berada sekitar hampir 1 meter dari kepalanya. Tak lama kemudian keluarlah kontolnya yang sudah berdiri, sesaat dia mengelus-elus kontolnya sendiri.

"Shhmm.."

Kedua matanya memandangiku. Aku berbalik badan untuk melihat kontol pribumi yang sudah ngaceng itu sambil terus melakukan sedikit gerakan-gerakan erotis seperti wanita binal, aku masih berdiri diatas ranjang. Tangan kanannya masih mengelus-elus kontolnya yang tegang, tangan kirinya meremas-remas pantatku yang montok itu. Sesekali jarinya ada yang menelusup masuk kebibir memekku dan dielusnya.

"Oohh Ditt.."

Dengan masuknya jarinya ke memekku, tangan kiriku mengelus-elus jembutku yang lebat sambil membayangkan jika kontol pribumi yang begitu hitam dan besar itu masuk dalam mulutku karena aku tidak pernah menghisap kontol sebelumnya hanya menyaksikan di film-film saja.

Jari telunjuknya dimasukkan ke memekku dan digosok-gosok ke bibir memekku sambil terkadang dimasukkan ke lubang memekku. Sedang ibu jarinya bergoyang-goyang pada tempat antara memekku dengan lubang anusku.

Tubuhku akhirnya terjatuh berlutut dikasur karena lemas menahan serangan yang dilakukannya. Kini aku mulai memegang kontolnya dengan kedua tanganku. Ingin sekali rasanya aku untuk mencoba menghisap kontol pribumi yang membuat diriku menjadi binal.

"Aahhdiittsshh"

Karena posisi pantatku, terutama memekku dekat sekali dengan wajahnya, dia langsung menarik pantatku merapat ke wajahnya. Dia langsung menjulurkan lidahnya ke dalam memekku yang basah sedangkan jari telunjuk kanannya dimainkan diitilku. Dia mencoba untuk menyedot pinggir lubang memekku.

"Ditt.."

Aku jatuh tertelungkup di atas tubuhnya karena tarikan tangannya di pantatku. Sehingga kontolnya berada dekat sekali dengan wajahku. Aku terus meremas-remas kontolnya dengan lembut. Lidahnya masih bermain dilubang memekku. Sedangkan jari telunjuknya masih bergoyang-goyang di itilku.

Tangan kirinya menggapai kontolnya lalu didekatkan kebibirku. Lidahnya sesekali bergoyang kekanan dan kekiri menyentuh bibir-bibir memekku. Kontolnya menyenggol-nyenggol terus bibirku yang masih enggan untuk mengulum karena selama ini bayanganku jijik untuk mengulum kontol.

"Eeaasshh mmhh"

Dia menyedot bibir memekku yang kanan. Jarinya masih menggoyang-goyangkan itilku kadang berputar-putar sambil ditekan-tekan itilku yang mungil itu. Tubuhku menggerinjang akibat permainan di itil dan memekku.

"Entott Tante Ditsshh"

kini dia menyedot bibir memekku yang kiri. Itilku dipegang dengan jari telunjuknya dan ibu jarinya lalu dipelintir-pelintir.

"Pake konthhooll priibumii Dittsshhmm"

Aku yang sudah gatal mau dientot berteriak dengan sekuatnya tanpa mempedulikan ada yang mendengarnya. Karena aku sudah meminta-minta dilepaskanlah itilku itu dan ganti lidahnya yang bermain di itilku sambil digigit kecil itilku. Setelah itu disedot isi memekku.

"Oogghh.. Tante mohon entotin Tante Dithhmm.."

Aku yang sudah kalap sama kontol pribumi berteriak-berteriak tidak sabar. Setelah itu diangkatnya pantatku itu lalu setengah didorong kedepan agar memekku pas diatas kontol yang sudah berdiri tegak.

Setelah pas tangan kanannya yang memegangi kontolnya lalu digoyang-goyang dan dipukul-pukul memekku itu dengan kontolnya. Posisiku jadi menungging saat itu.

"Masukin Ditt.. Tante sudah gatel nih.."

Aku bertumpu dengan lutut dan kedua tanganku yang masih berpakaian lengkap itu. Setelah dipukul-pukul kontolnya digosok-gosok dengan kepalanya pas di itilku. Kadang dia mulai menggosok dari atas lubang memekku sampai ke itil. Tangan kirinya mengelus-elus pantatku kadang dipukul-pukul pantatku.

"Pribumi bajingan.. Jangan bikin Tante penasaran.." bentakku yang sudah tidak tahan untuk segera dientot.

Dia mulai mencoba memasukkan kepala kontolnya, namun baru kepala kontolnya dia mencabut lalu digosok lagi ke itilku hingga menyentuh bulu jembutku yang lebat. Itu dilakukannya hingga beberapa kali.

"Sshh Ditt bangsatt kamuu"

Aku menggerinjang menerima kontolnya yang keluar masuk hanya kepalanya itu sambil kedua tanganku yang bertumpu dikasur meremas bed cover.

Setelah puas melakukan itu dia memasukkan kontol ke dalam memekku hingga setengahnya lalu ditarik kembali hingga tinggal kepala kontolnya yang ada didalam memekku. Itupun dilakukan hingga beberapa kali, sedangkan tangannya yang kanan memegang pinggangku. Tangan kirinya meremas-remas tetekku, terkadang-kadang memelintir putingku.

"Sshh.. teruss"

Aku menggelengkan kepala menahan laju kontolnya yang begitu besar untuk masuk ke memekku. Kedua tanganku menarik bed cover dengan kuat sekali. Karena kedutan otot-otot memekku yang meremas urat kontolnya, dia tampak tidak tahan untuk segera memasukkan kontolnya ke dalam memekku.

"Achhss.."

"Memek chinanya enak Tantee.. Oouyucchhss"

"Kontoll pribumii mentookkhh"

Aku tidak peduli ada yang mendengar teriakanku itu.

"Oogffhh"

Tubuhku sedikit terangkat menerima sodokan kontol yang hingga mentok itu. Sesaat didiamkan kontolnya dalam memekku. Lalu dia mulai menariknya perlahan-lahan lalu didorong lagi dengan sekuat tenaga. Kadang pantatnya digoyangkan kekanan dan kekiri agar kontolnya bisa mengaduk-aduk isi memekku.

"Mmsshh Ditt"

aku ikut bergoyang hingga rambutku yang tergerai menutupi punggung menjadi berantakan. Kontolnya yang begitu penuh di dalam memekku membuat aku melenting ke belakang sehingga aku kini tidak bertumpu lagi pada kedua tanganku. Kedua tangannya meremas-remas pantatku yang mulus kadang dielus-elusnya. Sodokkan demi sodokkannya dilakukan kadang lambat kadang cepat.

"Terusshh Ditt.. Enaknyaa kontol pribumii.. Sshh"

Akhirnya punggungku bersandar didadanya sambil tangan kananku menggapai kepalanya yang ada disebelah kanan kepalaku.

"Memek chinaa pun enak Tantee.." teriakannya tidak kalah dengan suaraku.

Karena punggungku menempel didadanya, leherku dijilat dan diciumnya. Tangan kanannya meremas-remas tetekku dan memilin putingku, sedang tangan kirinya mengelus-elus itilku. Aku semakin menggebu-gebu mendengar kata memek cina.

"Aacchh Ditt.. Entotin terusshh"

"Achh.. Tante memeknya chinaa enakkss.."

Dia mendorong-dorong pantatnya kearah atas hingga tubuhku ikut bergerak-gerak keatas. Tangan kirinya mengelus-elus itilku, kadang berputar-putar dengan kedua jarinya. Posisi ini membuatku tidak dapat ikut bergoyang, akhirnya aku memohon kepadanya untuk mengentot aku dengan posisi aku dibawah.

"Ditt.. Tante rebahan ya.. Mmhh"

"Iya Tante.. Ehmss"

Akhirnya aku melepas kontolnya yang ada di dalam memekku. Dan aku merebahkan tubuh telentang di spring bed. Pakaianku masih lengkap hanya kancing baju yang terbuka.

"Suka memek cina Ditt sshh"

"Suka Tante.. Suka sekali sama memek cina yang satu ini Tantee.."

Setelah tubuhku terbaring telentang tangan kanannya menggosok-gosok memekku dan dimainkan itilku, dielus-elus dengan ibu jarinya.

"Cepet entotin cina lagi Ditt.. Sshh"

Aku sudah tidak sabar lagi untuk menunggu. Kedua tanganku memegang bantal bagian atas sehingga ketiak mulusku yang tanpa bulu sedikitpun terpampang jelas. Aku menatap tubuhnya yang hitam seakan membangkitkan gairahku. Tangan kanannya memegang kontolnya, lalu dipukulkan, digosok-gosok diatas memekku hingga ke itilku.

"Cepetan pribumi bangsat" bentakku yang sudah tidak sabar lagi untuk segera dientot.

Setelah puas dengan gosokannya ke itilku, lalu dimasukkan kontolnya ke lubang memekku.

"Annjingg sshh" dia masukkan semua batang kontolnya ke dalam memekku.

"Achhss.. Enakss Tattaanntee.."

Kedua tanganku meremas kuat bantal yang kupegang tadi. Aku mainkan terus otot memek berkali-kali. Denyutan urat memekku yang begitu kuatnya, membuat dia pun tidak ingin kalah dengan permainan memek yang kuberikan lalu disodok-sodoknya memekku itu.

"Aacchh teruusshh"

Tangan kirinya meremas-remas tetekku bergantian kadang kiri, kadang yang kanan. Itu dilakukan terus tanpa henti-hentinya. Sedangkan tangan kanannya mengelus-elus perutku. Aku berusaha memutar-mutar pantatku agar kontolnya cepat enyemprotkan peju.

Goyangan pantatnya diimbangi dengan gerakan kekanan dan kadang kekiri oleh Didit. Tubuhku melenting-lenting karena kenikmatan sehingga dadaku tampak sedikit membusung kedepan.

"Sshh mmhh cepetthh Ditt kita keluar barengghhss"

Tampaknya dia juga merasakan akan segera keluar, maka goyangan pantatnya dipercepat sekali.

"Buka baju kamu Dittss Tante mau lihat tubuh hitam Diditsshh"

Aku merasa horny sekali ingin melihat laki-laki muda pribumi yang hitam mengentot cina yang putih. Sambil menggoyangkan pantatnya, dia melepaskan baju dengan kedua tangannya. Posisi kontolnya masih maju mundur didalam memekku.

Aku tarik tangannya dan memeluk tubuh hitamnya dengan erat sambil terus menggoyangkan pantat berputar. Tidak lupa aku mainkan otot memekku untuk meremas-remas kontolnya.

"Sshh terusshh"

Posisi tubuhnya skrg diatas tubuhku bertahan dengan kedua siku tangannya sedangkan telapak tangannya memainkan tetekku. Kadang memutar-mutar putingku, sedangkan gerakan pantatnya bukan lagi kedepan atau kebelakang melain keatas dan kebawah. Kadang bibirnya menyedot-menyedot puting tetekku.

"Ayo Ditthh kita keluar barengghh cepettann" teriakku yang sudah diujung birahi.

"Iya Tantee.. Ehmss"

"Sshh"

Dia mempercepat gerakan pantatnya maju mundur. Aku memeluk tubuh hitamnya semakin erat seakan tak ingin lepas untuk selamanya.

"Ayoo Tantee"

"Ayoo pribumii"

Saat itu mataku terpejam erat. Sodokan kontolnya di memekku semakin cepat sekali. Tubuhku bergoyang semakin menggila.

"Ayoo memek chinaa.. Itil chinaa ayukss.."

Sambil meremas tetekku kuat-kuat dan goyangan pantatnya cepat sekali sehingga kontolnya menghunjam memekku dengan ganasnya.

"Aahh Ditt, Tantthee nggak kuatthh, kekeelluuaarinn barengss"

Tubuhku mengejang dan jari-jariku mencakar-cakar punggungnya yang hitam.

"Aacchh Tantee keluarrshh"

Aku dan Didit keluar bersamaan. Pejunya menyembur-nyembur bagai lahar panas membanjiri memekku ini. Kedua kakiku menekan pantatnya agar kontolnya dapat masuk sedalam-dalamnya dimemekku. Kemudian tubuhnya lunglai menindih tubuhku. Aku memeluk erat tubuhnya sambil mencium bibirnya kemudian mengulumnya.

"Aauummhh enaknya kontol pribumi Dittsshh" dia menyedot lidahku disaat aku mengulum bibirnya.

"Enak juga memek chinanya Tante ehmss" aku mengulum terus bibirnya dan lidahnya sambil tanganku meremas-remas rambut Didit dengan lemas.

"Tante bisa gila kalau nggak dientot sama pribumi Dit" bisikku.

Sambil dimainkan lidahnya didalam mulutku, tangannya mengelus-elus rambutku.

"Didit juga gila sama memek chinanya Tante" sambil mengelus-elus keningku yang penuh dengan keringat setelah pertempuran yang hebat itu.

Karena lemasnya aku ingin tidur dalam pelukan Didit dengan kontol yang masih terbenam di memekku. 

Aku memejamkan mata dan pikiranku terbang melayang membayangkan hari-hari yang berikutnya penuh dengan sejuta kenikmatan dan sensasi yang membuat gairahku semakin bertambah.




Cerita Tubuhku Diservis Teknisi Komputer (Bag.2) Selesai !


Anda telah membaca cerita hub badan berjudul Tubuhku Diservis Teknisi Komputer (Bag.2) dari Cerpen 21, Kumpulan Cerpen 21 dan Cerita Hub Badan Paling Romantis di Wattpad. Semoga cerita bertema Fiksi, Selingkuh, Setengah Baya, kali ini cukup menarik dan menambah semangat anda. Sampai jumpa di cerita berikutnya!

Anda mungkin membaca cerita ini karena mencari kata kunci berikut di Google: Fiksi, Selingkuh, Setengah Baya, cerita lucu 21, cerita cinta romantis 17, cerita pengalaman hidup seseorang, wattpad 21 hot, wattpad hot, portal dewasa, cerita cinta penuh dosa, wattpad asisten rumah tangga, wattpad 21, cerita cinta 25, kaskus 21, novel 21 pdf, hub badan, wattpad malam pertama 18, cerita pendek wattpad, bacaan stensil, wrong night terbawa suasana, wattpad cairan hangat, kisah asmara nyata tulisan, komik cinta terlarang, cerita cinta romantis 17 bahasa indonesia, kisah cinta di kantor, wattpad hubungan badan, artikel hubungan suami istri, cerita cinta kisah nyata, wattpad asisten rumah tangga
Cerpen21 - Tubuhku Diservis Teknisi Komputer (Bag.2) :
https://cerpen-21.blogspot.com/2021/03/tubuhku-diservis-teknisi-komputer-2.html

Lebih HOT !!!